Liputan

Munaqosyah Tahfidz Spemdalas: Ikhtiar Menjaga Hafalan dan Karakter Qurani

26
×

Munaqosyah Tahfidz Spemdalas: Ikhtiar Menjaga Hafalan dan Karakter Qurani

Sebarkan artikel ini
Siswa Spemdalas
Siswa kelas VIII Spemdalas menyetorkan hapalan saat Munaqosyah Tahfidz, Senin (9/12/25)

Selawe.com – Selama tiga hari berturut-turut, 9–11 Desember 2025, ruang-ruang kelas SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik berubah menjadi tempat yang sarat lantunan ayat suci Al-Qur’an.

Kegiatan Munaqosyah Tahfidz bagi siswa kelas 7, 8, dan 9 berlangsung khidmat, tertib, sekaligus penuh dinamika.

Di setiap kelas, tiga penguji duduk di meja yang telah disiapkan. Sementara itu, para siswa terlihat menunggu giliran dengan berbagai cara. Ada yang duduk rapi di kursi, ada pula yang bersila di lantai.

Sebagian menghafal sendiri, sebagian lain berdua atau dalam kelompok kecil, saling menyimak dan mengoreksi hafalan surat-surat yang telah ditentukan sesuai level kelas masing-masing. Suara hafalan mengalun pelan namun merata, memenuhi penjuru ruang, menghadirkan suasana yang tenang dan menyejukkan.

Satu per satu, siswa maju ke hadapan penguji untuk menyetorkan hafalan. Bukan sekadar ujian, munaqosyah menjadi ruang pembuktian proses panjang mereka bersama Al-Qur’an.

Menjaga Standar dan Capaian Tahfidz

Wakil Kepala Sekolah bidang Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (Ismuba), Ain Nurwindasari, MIRKH menegaskan bahwa munaqosyah memiliki peran strategis dalam evaluasi tahfidz siswa.

“Goal utama Munaqosyah Tahfidz setiap semester adalah memastikan capaian kemampuan tahfidz siswa berjalan sesuai standar yang ditetapkan sekolah. Targetnya, setiap siswa dapat mencapai target hafalan sesuai kelasnya secara terukur dan berkelanjutan,” jelasnya.

Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa standar kompetensi lulusan ISMUBA tidak hanya berorientasi pada jumlah hafalan.

“Yang ingin kami capai adalah terbentuknya profil pelajar muslim yang berakhlak mulia, disiplin dalam ibadah, serta memiliki hafalan sesuai jenjangnya. Harapannya, siswa Spemdalas menjadi generasi yang berilmu, beramal, dan mampu menjadi teladan di tengah masyarakat,” katanya.

Terkait keberlanjutan program, Ain memastikan munaqosyah akan tetap dilaksanakan rutin setiap semester, dengan sejumlah penguatan di masa mendatang.

“Ke depan akan ada penajaman rubrik penilaian serta penguatan pembimbingan tahfidz agar capaian hafalan siswa bisa lebih optimal,” ujarnya.

Koordinator Kegiatan, Siti Uswatul Janah, S.Pd. mengungkapkan bahwa munaqosyah tahun ini diikuti oleh 773 siswa kelas 7, 8, dan 9, dengan tingkat kehadiran yang sangat baik. Hanya 17 siswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan karena alasan sakit atau keperluan keluarga.

Namun, pelaksanaan selama tiga hari tentu tidak lepas dari tantangan. “Kemampuan menghafal siswa sangat bervariasi, sehingga waktu yang dibutuhkan setiap anak juga berbeda. Selain itu, kami harus siap mengantisipasi kendala mendadak, seperti penguji yang berhalangan hadir atau datang terlambat,” ujarnya.

Pengkondisian siswa juga menjadi tantangan tersendiri, terutama setelah waktu istirahat. “Anak-anak cenderung asyik bermain saat masuk kembali ke kelas, sehingga perlu energi ekstra untuk menjaga suasana tetap kondusif,” tambahnya.

Di sisi teknis, penggunaan Google Sheet sebagai instrumen penilaian bersama juga memerlukan kewaspadaan. “Akses terbuka berisiko terjadi perubahan data yang tidak diinginkan, apalagi jika ada kesalahan input atau jaringan yang kurang stabil.”

Sebagai bahan evaluasi ke depan, Siti Uswatul menyebutkan dua poin utama: pembentukan tim khusus pengkondisian siswa dan pengelompokan peserta berdasarkan capaian hafalan (tinggi, sedang, dasar) agar alur munaqosyah lebih lancar.

Suara dari Peserta

Bagi para peserta, munaqosyah menjadi pengalaman yang menantang sekaligus bermakna. Safiratul Ulya dari kelas 8G mengungkapkan bahwa pada munaqosyah kali ini ia diminta menyetorkan Surat Al-Ma’arij dan Surat Nuh.

“Saya 100 persen hafal Surat Al-Ma’arij dan Surat Al-A’la (pada ikhtibar sebelumnya). Surat yang belum sukses menurut saya adalah Surat Nuh,” tuturnya.

Menurut Ira, nama panggilan dari Safiratul Ulya, munaqosyah penting untuk melancarkan dan menambah hafalan yang telah dimiliki. “Masukan saya tidak ada, menurut saya sudah bagus,” ujarnya singkat.

Sementara itu, Daniyal Barra Atharrayhan dari kelas 8 Iodine menyebutkan bahwa ia menyetorkan Surat At-Tariq dan Al-Ma’arij, dengan Surat Nuh sebagai surat yang masih belum lancar. (*)

Penulis Dina Hanif Mufidah. Editor Ichwan Arif.