Raih Juara I, Sharla Taklukkan Panggung Story Telling Tingkat Provinsi

Aisharla Saferina Rizky (kedua dari kanan) menerima piala juara I Lomba Story Telling tingkat provinsi. (Wirdah Uliyana)

Berulang kali gagal dalam kompetisi tak menyurutkan siswa Mugeb School Aisharla Saferina Rizky. Sharla sukses meraih juara I dalam lomba story telling tingkat provinsi di ajang English Funtastic 2025.

Selawe.com – Seperti petani yang menanam benih di tanah tandus, terus menyiramnya meski tak kunjung tumbuh. Berkali-kali gagal panen, tapi ia tak berhenti. Hingga akhirnya, di musim terakhir, satu benih yang tersisa tumbuh subur dan menghasilkan buah paling manis—buah dari ketekunan dan keyakinan.

Begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan usaha Aisharla Saferina Rizky, siswa kelas V Design Mugeb School. Sejak kelas II, anak berkacamata yang biasa dipanggil Sharla ini selalu istikamah mengikuti berbagai lomba story telling. Ia tak pernah lelah berkompetisi dari satu ajang ke ajang lain.

Meskipun belum pernah sekalipun meraih gelar juara, semangat pantang menyerahnya pun terbayar lunas. Sharla meraih juara I dalam lomba story telling tingkat provinsi pada ajang English Funtastic 2025. Ajang bergengsi ini diselenggarakan oleh Spunky English Student Association (SESA), Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).

Sharla dengan guru pendamping Ustazah Wirda Uliyana, S.Pd. mengikuti lomba story telling bersama rekannya, Keisha Kamila, di Gedung B UMG, Kamis (30/1/2025). Sharla mendapatkan nomor urut ke-10 dengan membawakan dongeng berjudul The Tortoise and The Hare di hadapan tiga juri dan 40 kontestan lainnya.

Dongeng ini bercerita tentang seekor kelinci yang sombong saat ditantang lomba lari oleh kura-kura. Karena merasa pasti menang, kelinci meremehkan lawannya hingga tertidur di tengah perlombaan. Si kelinci memberi kesempatan bagi kura-kura untuk memenangkan pertandingan.

Afirmasi Positif Ala Sharla

Meskipun sedikit gugup saat tampil di atas panggung, Sharla berusaha menenangkan diri dengan berpikir positif. “Udah, tidak perlu takut karena di depannya nggak ada yang kenal!” ujarnya kepada diri sendiri sambil tertawa.

Bersaing dengan 40 kontestan lainnya, Sharla mengaku tidak berekspektasi menang. “Semuanya tampil bagus-bagus, apalagi kontestan nomor 4 atau 5 dari SDMM. Sangat keren dan tidak gugup,” ucap siswa periang ini.

Hasil lomba tidak diumumkan pada hari itu, melainkan diumumkan keesokan harinya, Jumat (31/1/2025), melalui grup WhatsApp. Betapa terkejutnya Sharla saat membaca pengumuman. Ia berhasil menempati posisi pertama. Kabar gembira ini ia ketahui dari Ustazah Wirda. Sharla diundang menerima penghargaan pada Sabtu (1/2/2025) di UMG.

Sharla sendiri tidak menyangka akan menjadi juara pertama, mengingat banyak peserta lain yang tampil dengan properti menarik. Ia hanya mengenakan kostum kombinasi kura-kura dan kelinci serta membawa puppet gajah dari Perpustakaan Al Hikmah Mugeb School untuk melengkapi tokoh dalam ceritanya.

Persiapan lomba ini telah ia lakukan sejak dua bulan sebelumnya bersama Miss Risya dan Miss Debby, guru OST Story Telling Mugeb School. Sharla juga latihan mandiri di rumah bersama kakak dan mamanya. Tak heran jika penampilannya mampu memukau dewan juri serta penonton.

Pengalaman Berharga

Ketika ditanya apakah ia pernah merasa ingin menyerah setelah berkali-kali gagal, Sharla hanya tertawa kecil dan menjawab, “Malah happy saat mengikuti berbagai ajang lomba story telling meskipun tak pernah memperoleh juara. Karena meskipun tidak menang, aku mendapat pengalaman berharga!”

Sang ayah, Fachrul Rizky, juga selalu memberikan motivasi setiap kali ia belum berhasil memenangkan lomba, “Gapapa, next time masih bisa ikut lomba lagi!”

Dukungan orang tua menjadi salah satu faktor utama keberhasilannya. Sang mama, Vita Fiqriyah, selalu berpesan sebelum lomba, “Kalau sudah berusaha, jangan lupa banyak berdoa, perbanyak dzikir, dan pasrahkan hasilnya pada Allah.” Inilah yang menjadi kunci tawakkal bagi Sharla.

Ke depannya, Sharla ingin terus mengembangkan kemampuannya dengan mengikuti berbagai kompetisi story telling lainnya. Ia juga berencana untuk mencoba dunia news reading in English.

Gadis yang bercita-cita menjadi dokter ini memegang sebuah prinsip saat tampil lomba. “Buatlah audiens tertarik dengan cerita yang dibawakan dan buatlah para juri terpukau dengan penampilanmu. Apapun hasil akhirnya, kita tak akan menyesal karena sudah menampilkan yang terbaik!” ujarnya.

Kisah Sharla menjadi inspirasi bagi banyak siswa lainnya. Bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan batu loncatan menuju keberhasilan yang lebih besar. (*)

Penulis Lailatul Mabadi Chaira Editor Sayyidah Nuriyah

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *