Serunya Siswa Spemdalas Belajar Karakter melalui Bola

Game Bola Golf
Game Bola Golf
Siswa Spemdalas saat game dengan media bola (Ichwan Arif)

Selawe.com Game karakter dilakukan di kegiatan outbound siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik di Lembah Pendawa, Pandaan, Pasuruan Jawa Timur, Senin (10/2/2025).

Pagi sedikit mendung, siswa Spemdalas dengan senyum sumringah dan raut wajah mengembang memulai game karakter. Mereka dengan Bahagia mengikuti instruksi satu per satu yang diberikan Tim Makayo selaku provider.

Siswa kelas VIII yang dibagi menjadi dua kelompok besar memainkan 4 permainan. Mereka diberi media untuk meningkatkan karakter komunikasi, kerja sama, dan solid team.

Kelompok putra, dibagian awal diberikan bola plastik ukuran besar, bola golf, dan bola tenis meja. Mereka mengikuti kompetisi antarkelompok. Mereka berlomba-lomba bagaimana membawa bola-bola itu ke garis finish.

Siswa Spemdalas saat game dengan media bola (Ichwan Arif)

Yang pertama, masing kelompok diberi tantangan bagaimana mengalirkan bola golf menuju garis finish dengan media tampar hijau yang diikatkan PVC yang sudah dibelah menjadi 2. Bola itu selanjutnya dilewatkan melalu PVC hingga garis finish. Ketika bola jatuh, maka harus mengulang. Kelompok yang dinyatakan juara apabila bola itu berhasil dialirkan melalui 2 tongkat dan bola berhasil masuk dalam wadah plastik yang sudah disediakan.

“Game ini menekankan kerja sama dan komunikasi antar tim. Tadi tim saya agak sedikit ‘gopoh’ sehingga beberapa kali bola jatuh dari titian yang digunakan mengalirkan bola gaolf,” kata Arya Bima Arrasyid.

gekang-gelang
Siswa Spemdalas saat game dengan media gelang-gelang (Ichwan Arif)

Arya, sapaan akrabnya, mengaku permainan ini memang harus sabar, komunikasi antar teman, dan yang tidak kalah penting lagi adalah harus tenang sehingga aliran bola bisa sampai ke garis finish.

Permaina kedua adalah membawa bola plastik ke garis finish dengan media tangan. Permainan ini hanya menggunakan kedua tangan yang dialirkan dari atas yang melewati kepala. Bola dialirkan melalui kepala dengan tangan untuk sampai ke orang kedua, dan seterusnya.

“Yang gampang pada siswa yang bagian depan, tetapi yang susah itu adalah orang kedua sampai akhir. Bola tidak boleh jatuh. Kalau jatuh aliran bola dimulai dari depan lagi. Susah,” ucap Ahmad Rafif Athallah.

Sedangkan untuk kelompok putri, permainan menggunakan media 2 gelang besar yang diletakkan di lantai. Dua gelang besar nantinya dipakai media pijakan. Untuk melangkah, siswa harus memindah 2 gelang secara bergantian dengan menggunakan tongkat.

“Untuk memindahkan 2 gelang itu sangat licin. Biar bisa berhenti putaran saat memindah, maka yang dilakukan agak keras. Ini triknya,” kata Kania Almaira Anindita.

Hal senada juga disampaikan Shafira Az Zahra Adhitya. Cila, sapaan akrabnya, mengatakan permainan dengan memindah gelang plastik yang dilantai sebagai pijakan ini agak susah.

“Cicin, gelang-gelang meluncur kejauhan dari jangkuan kaki,” katanya. (*)

Penulis Ichwan Arif

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *