Outing Japanese BerlianSchool di Unair, Ini Materi Primadonanya

Berlian School
Berlian School
Foto bersama seluruh peserta Outing Class Berlian School (Albani/Selawe.com)

Selawe.com – Siswa SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik (Berlian School) berkesempatan belajar langsung bahasa  Jepang di Fakultas Ilmu Bahasa (FIB) Universitas Airlangga (Unair), Jumat  (21/2/2025).

Bertemakan Unite Energy, Create Momentum, kegiatan Outing Class Japanese & English Club (OST Berlian School) mengajak langsung siswa Berlian School untuk belajar sosial culture budaya Jepang bersama mahasiswa Sastra Jepang Fakultas Ilmu Bahasa (FIB) Unair. Kegiatan ini diikuti oleh 65 siswa yang merupakan siswa kelas II-VI.

Setibanya di sana siswa Berlian School disambut dengan tarian yosakoi yang bertempat di Ruang Siti Parwati Fakultas Ilmu Budaya. Setelah menampilan tari, MC yang memandu acara memberikan sedikit penjelasan mengenai tarian tersebut.

Tari yosakai merupakan merupakan tarian pembuka yang energik yang memberikan semangat kepada orang-orang yang menontonnya. Sontak salah satu siswa Berlian School M. Zakir Maulana mengacungkan tangan untuk mengambil kesempatan bertanya lebih lanjut.

“Kak, apa nama alat musik yang digunakan untuk  tarian itu? Dan kapan saja biasanya  tarian tersebut tersebut ditampilkan?” tanyanya.

“Nama alat ini adalah naruko. Tarian ini biasanya ditampilkan saat acara adat atau resmi di Jepang, yang lebih spesifik juga disana ada festival yosakoi yang tentunya tarian ini adalah primadonanya,” terang MC

Masuk pada acara inti yaitu peserta outing dibagi menjadi 2 kelompok untuk menempati pos dan saling bergantian. Pos pertama yaitu belajar tentang Aisatsu (salam) dan Jikishoukai (Perkenalan diri) dalam bahasa Jepang. Sedangkan kelompok kedua yaitu belajar menulis huruf Hiragana.

Di pos pertama siswa belajar beberapa materi tentang Aisatsu dan Jikishoukai dalam bahasa Jepang, diantaranya: ohayou (selamat pagi), konnichiwa (selamat siang), konbanwa (selamat sore), arigatou gozaimasu (terimakasih), sayounara (selamat tinggal), hajimemashite watashiwa …… desu (untuk memperkenalkan nama), watashiwa . . . . sai desu (untuk memeperkenalkan usia), watashiwala . . . . .kara kimashita (untuk memperkenalkan asal) dan masih banyak lagi.

Selanjutnya, di pos ke dua anak-anak diajarkan cara menulis huruf hiragana dan mempraktikannnya. Huruf hiragana adalah salah satu jenis huruf dalam bahasa jepang yang digunakan untuk menulis kosakata asli dalam bahasa Jepang.

Di sana anak-anak diajarkan menulis huruf hiragana dasar dan hiragana turunan. Setelah diberikan materi anak anak dituntun untuk menulis langsung huruf hiragana pada selembar kertas hvs dan dan tinta sumi (tinta chat hitam khusus kaligrafi Jepang).

Siswa kelas 6 Diligent Qoid Ghurril Muhajjal menceritakan keseruan pengalaman pertamanya menulis huruf hiragana. “Awalnya bingung pada saat materi, tetapi ketika sudah mulai praktik dan tadi diberikan contoh jadinya lumayan lah tulisanku,” ucapnya sambil tersenyum.

Siswa Berlian School
Awarding penulis huruf hiragana terbaik (Putri Ayu/Selawe.com)

Di akhir sesi anak-anak diminta untuk menuliskan harapannya pada selembar kertas tanzaku dan diikat langsung di ranting pohon bambu. Kemudian dilanjutkan dengan awarding penulisan huruf hiragana terbaik untuk peserta.

Kepada kontributor selawe.com, Pembina Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang Dhaniswari Ananta Ayu, S.Hum., M.Hum. menyampaikan kesan dan harapannya untuk siswa Berlian school.

“Saya merasa sangat kagum dengan siswa Berlian School karena tadi sekilas saya dengar bahwa di sekolah mereka sangat sering didatangkan foreigner dari berbagai mancanegara artinya anak-anak punya kesempatan untuk terbuka wawasan dan sudah terbiasa melihat berbagai culture yang sangat berbeda dari Indonesia,” katanya.

Dia berharap semoga dengan belajar bahasa di tempat ini nanti anak-anak dapat melihat dan mengambil sisi positif dari budaya jepang seperti cara memahami dan menyapa orang lain serta ke depannya menginspirasi anak-anak untuk studi lanjut di sana ataupun belajar tentang kemajuan teknologi negara Jepang,” pungkasnya. (*)

Penulis Dyah Nurmalita Sari. Editor Ichwan Arif

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *