Liputan

Mahasiswa Asal Yaman Hadir di Smart Talk with Foreigner Spemdalas

62
×

Mahasiswa Asal Yaman Hadir di Smart Talk with Foreigner Spemdalas

Sebarkan artikel ini
ICP Spemdalas
Moaadh Ghamdan Ali Abdulqader saat menyapa siswa International Class Program (ICP) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik dalam kegiatan Smart Talk with Foreigner Rabu (20/8/2025).

Selawe.com – Siswa International Class Program (ICP) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik berkesempatan mengikuti kegiatan Smart Talk with Foreigner dengan Moaadh Ghamdan Ali Abdulqader sebagai Guest Teacher, Rabu (20/8/2025).

Moaadh adalah mahasiswa semester 1 Informatic Engineering Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Mahasiswa berkebangsaan Yaman tersebut sebelumnya pernah belajar di Turkey selama 3 tahun lalu mendapatkan beasiswa untuk belajar di Unesa.

“Moadz akan memberikan sharing session tentang budaya dan bahasa Yaman kepada seluruh siswa ICP dan juga akan menjadi internasional teacher di masing-masing kelas ICP,” tutur wakil kepala sekolah bidang kurikulum Jamilah S.Si., M.Pd.

Jamilah menambahkan, selain memiliki kemampuan bahasa inggris yang excellent, Moadz memiliki kemampuan bahasa Arab dan bahasa Turki yang bisa menjadi wawasan baru untuk anak-anak.

“Semoga kegiatan ini bisa memberikan  memotivasi siswa untuk lebih semangat belajar terutama mempelajari bahasa asing,” harapnya.

Moaadh dijadwalkan akan melakukan sharing terkait kebudayaan Yaman maupun semangat belajar di luar negri dengan siswa ICP Spemdalas selama tiga hari ke depan yaitu Rabu-Jumat (20-22/8/2025).

Dalam kegiatan smart talk with foreigner yang berlangsung di Andalusia Hall Spemdalas itu, siswa tampak antusias menyimak materi kebudayaan Yaman yang disampaikan oleh Moaadh. Kebudayaan yang diperkenalkan oleh Moaadh mengenai negaranya itu mulai dari makanan hingga bangunan khas Yaman.

Ketika ditanya mengapa dia memilih Indonesia sebagai tempat menimba ilmu, Moaadh pun menjelaskan bahwa sebelumnya ia belajar di Turki namun ia merasa kurang nyaman meksi sebenarnya Turki adalah negara yang nyaman dan kemajuan teknologi yang cukup bagus. Ia mengungkapkan, faktor keramahan warga Turki yang menurutnya kurang.

“I hate the people,” ungkapnya.

Ia lantas menceritakan bahwa ketika merasa tidak nyaman tinggal di Turki. Ia pun bertanya kepada salah satu temannya yang telah lebih dulu belajar di Indonesia. “How was the people? And he said that people in Indonesia are very kind (bagaimana dengan orang-orang disana? Dan dia menjawab bahwa orang Indonesia sangat baik),” kisahnya.

Moaadh pun mendaftar beasiswa ke Indonesia dan akhirnya ia pun membuktikan. “And I was so impressed, people in Indonesia are so so kind,” tandasnya. (*)

Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif.