Liputan

Evi Silvia Zubaedi Berbagi Tiga Hal Penting agar Hidup Berkah

76
×

Evi Silvia Zubaedi Berbagi Tiga Hal Penting agar Hidup Berkah

Sebarkan artikel ini

Belajar ikhlas, kunci keberkahan. Ibu tangguh harus berilmu. Semua aktivitas bisa jadi ibadah jika diniatkan semata-mata karena Allah. 

Belajar ikhlas, kunci keberkahan. Ibu tangguh harus berilmu. Semua aktivitas bisa jadi ibadah jika diniatkan semata-mata karena Allah.

Tagar.co — Mugeb Primary School bersama Ikatan Wali Murid (Ikwam) kembali mengadakan Halaqah Ummahat. Acara yang mengusung tema “Yuk, Belajar Ikhlas Supaya Capeknya Jadi Pahala, Bukan Drama” ini berlangsung pada Selasa, 19 Agustus 2025 di lantai satu Masjid Faqih Oesman, Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).

Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh para wali siswa. Nuansa hangat dan kekeluargaan tampak terasa sejak awal acara dibuka dengan tilawah Al-Qur’an oleh Mikayla, salah satu siswa Mugeb.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik, Fony Libriastuti, M.Si memberikan sambutan sekaligus apresiasi kepada jamaah yang konsisten mengikuti kajian. “Semoga para peserta mengosongkan pikiran agar kajian ini benar-benar membawa keberkahan dan kebaikan bagi kita semua,” ujar Fony.

Ia juga menekankan pentingnya mengamalkan setiap materi yang disampaikan dengan niat baik dan ikhlas.

Belajar ikhlas, kunci keberkahan. Ibu tangguh harus berilmu. Semua aktivitas bisa jadi ibadah jika diniatkan semata-mata karena Allah. 

Ikhlas Kunci Masuk Surga

Setelah sambutan, kajian inti disampaikan oleh Evi Silvia Zubaedi. Ia menjelaskan bahwa ikhlas adalah kunci utama dalam setiap amal ibadah. “Supaya sampai ke surga, setiap muslim harus beramal hanya karena Allah semata, bukan karena ingin dipuji atau mendapat balasan dari manusia,” jelas Evi.

Menurut Evi, semua aktivitas sehari-hari, dari mengurus rumah tangga, mendidik anak, hingga bekerja, dapat bernilai ibadah. Syaratnya adalah dilakukan dengan niat yang ikhlas. “Sebagai hamba yang telah mengucapkan syahadat, kita wajib tunduk dan taat pada aturan Allah dan Rasul-Nya. Dengan begitu, setiap kelelahan akan bernilai pahala, bukan sekadar menjadi drama kehidupan,” tuturnya.

“Orang kafir hidupnya tidak diatur. Mau merampok boleh, mau zina boleh. Mau pakai baju yang kelihatan boleh, mau bohong boleh,” ujar Evi.

Ia melanjutkan, “Tapi ketika kita mengucapkan syahadat (Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah), semua kehidupan kita harus mau diatur dari bangun tidur sampai bangun kembali.”

Evi juga menekankan pentingnya perempuan berilmu. “Mau berdagang, pakai baju, mengurus anak, mengurus suami semua diatur dalam Islam. Maka diperlukan seorang perempuan yang berilmu. Perempuan harus berilmu karena pemegang estafet untuk menyampaikan ke anak-anaknya,” terang Evi.

Tiga Hal Penting Agar Hidup Berkah

Kemudian Evi menjelaskan ada tiga hal penting yang harus dilakukan seorang hamba di dunia. Pertama, beribadah. “Segala aktivitas sehari-hari dapat bernilai ibadah apabila diniatkan ikhlas karena Allah,” tegas Evi.

Ia mencontohkan, kegiatan seperti memasak, menyapu, menerima tamu, hingga berdagang akan bernilai ibadah jika dilakukan dengan ikhlas lillah, yaitu semata-mata karena Allah.

Kedua, mengikuti aturan Allah. Hal ini merupakan konsekuensi setelah mengucapkan syahadat, yakni bersedia tunduk dan patuh pada syariat-Nya.

Ketiga, menjaga hati agar tetap bersih. Evi menekankan bahwa hati yang bersih dari riya’ dan penyakit hati lainnya akan memudahkan seseorang dalam meraih keikhlasan.

Lebih lanjut, Evi mengingatkan bahwa ada tiga hal lain yang perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh. Yaitu belajar keras, beramal keras, dan berdoa keras.

“Kesuksesan tidak ada jalan pintas selain melalui doa yang tulus agar diberikan kekuatan, keteguhan, dan keikhlasan dalam setiap langkah,” pungkas Evi.

Acara Halaqah Ummahat ini diakhiri dengan sesi tanya jawab. Para jamaah tampak antusias menyampaikan berbagai pertanyaan seputar praktik keikhlasan dalam kehidupan sehari-hari, menambah pemahaman dan semangat untuk terus memperbaiki diri. (*)

Penulis Kaiisnawati Editor Sayyidah Nuriyah