
Selawe.com – Cegah cedera otak dalam Alumni mengajar SMP Muhammadiyah 12 GKB dengan tema Protect Your rain, Protect Your Future dengan narasumber alumni Angkatan kedua, dr Gunna Hutomo Putra M Ked Klin SpBS FINST, Jumat (29/8/2025).
Dokter Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya dan Rumah sakit Ibnu Sina Gresik ini menyampaikan brain injury atau cedera otak adalah kondisi ketika otak terluka karena benturan keras atau tekanan kuat pada kepala.
“Fungsi otak sebagai pusat komando tubuh, jika otak cedera maka fungsi otak terganggu. Apa saja penyebab cedera otak? Ada banyak penyebab cedera otak diantaranya karena kecelakaan kendaraan (jatuh dari motor, tabrakan mobil), tidak memakai helm saat naik motor atau sepeda, terbentur benda keras (misal saat olah raga), terjatuh saat olah raga atau bermain,” jelasnya.
Dia menyampaikan, jenis cedera otak ada 3, ringan, sedang dan berat. Untuk cedera otak ringan sering disebut gegar otak. Gejalanya pusing, bingung, mual, pingsan sebentar. Biasanya pulih dengan istirahat, tapi tetap harus hati-hati.
“Cedera otak sedang, hilang ingatan beberapa jam, sakit kepala lebih berat, sulit konsentrasi, bicara cadel, badan terasa lemah. Bisa butuh perawatan rumah sakit,” katanya.
Cedera otak berat, pingsan lama (koma), kelumpuhan, kejang, atau kehilangan kemampuan bicara sangat berbahaya dan bisa mengancam nyawa.
“Perdarahan otak, gejala yang perlu diwaspadai meliputi beberapa hal diantaranya pingsan setelah kecelakaan, sakit kepala berat, muntah berulang, sulit bicara atau bingung, lemas atau lumpuh pada tangan/kaki. Untuk itu, segera bawa ke Rumah sakit terdekat untuk pertolongan pertamapertama,” jelasnya.
Dampak cedera otak meliputi sulit belajar, susah fokus, cepat lupa, gangguan fisik sulit jalan, bicara tidak jelas, gangguan/kehilangan pengelihatan, perubahan emosi, cepat marah atau sedih, butuh bantuan orang lain untuk aktivitas sehari-hari.
“Pencegahan yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari hari kita harus pakai helm saat naik motor/sepeda, walau jarak dekat, gunakan sabuk pengaman di mobil, tidak bermain HP saat berkendara, jangan kebut-kebutan di jalan, patuhi rambu lalu lintas,” jelasnya.
Stau safe, lanjutnya, satu detik ceroboh bisa melukai otakmu, tapi satu kebiasaan aman bisa menyelamatkan hidupmu. (*)
Penulis Ria Rizaniyah. Editor Ichwan Arif