
Pada media belajar Bakso Story, siswa bisa belajar aktif menyusun teks secara kreatif berdasarkan tema yang ditentukan dan juga melakukan kolaborasi bersama teman serta bisa memahami konten materi secara terpadu dengan pembelajaran yang menyenangkan.
Penulis Fitriyatus Sa’adah, M.Pd., guru bahasa Inggris SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik
Selawe.com – Adagium ganti menteri juga ganti kurikulum gaduh diperbincangkan oleh berbagai kalangan mulai dari praktisi hingga pemerhati pendidikan.
Sejak pemerintahan Prabowo-Gibran dilantik pada 21 Oktober 2024, berbagai wacana hiruk pikuk muncul di ranah publik. Diantara yang mewarnai kegaduhan opini tersebut adalah wacana Pembelajaran Mendalam (PM) atau Deep Learning yang digagas oleh sang menteri.
Pendekatan yang hendak diimplementasikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tersebut memang digagas tidak untuk mengganti Kurikulum Merdeka. Namun demikian tetap saja mengubah hal-hal penting yang berimplikasi pada pengelolaan pendidikan.
PM merupakan pendekatan yang menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu.
Mindful learning memberikan dorongan pada siswa agar aktif berdiskusi dan melakukan eksperimen. Sedangkan meaningful learning mengajak siswa untuk dapat berargumentasi dan memahami substansi materi pelajaran. Semua itu dimaksudkan untuk menciptakan pengalaman belajar joyful learning yang dimaknai sebagai pembelajaran menyenangkan.
Konsep PM menunjukkan model pembelajaran yang mengedepankan siswa untuk mencari pengetahuan yang lebih mendalam. Cara ini ditekankan untuk belajar secara aktif, kolaboratif, dan kontinyu.
Siswa diberi kesempatan untuk memahami konteks, menganalisa informasi secara kritis, dan membuat solusi inovatif berdasarkan pengetahuan konseptual yang kuat. Selanjutnya PM bisa menumbuhkan siswa dalam hal kreativitas, ketrampilan sosial, dan makna berbagai macam nilai.
Mari kita kilas balik terhadap apa yang telah dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), pembelajaran Kolaboratif dan Interaktif, pembelajaran diferensiasi (differentiated instruction).
Pembelajaran-pembelajaran tersebut mengintegrasikan teknologi dalam bentuk pembelajaran daring dan hybrid, pembelajaran yang dipersonalisasi dengan AI yang dinilai dengan penilaian Keterampilan Abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi.
Contoh lain pembelajaran bahasa inggris jenjang SMP, di mana cakupan materinya berbasis bacaan, saya sering menemukan masalah yang muncul yaitu kurangnya antusias siwa dalam pembelajaran reading.
Saya membuat media belajar Bakso Story dalam mempelajari descriptive text. Pada media belajar Bakso Story siswa bisa belajar aktif menyusun teks secara kreatif berdasarkan tema yang ditentukan dan juga melakukan kolaborasi bersama teman serta bisa memahami konten materi secara terpadu dengan pembelajaran yang menyenangkan.
Singkatnya, begitu sempurna program pemerintah dalam mentransformasi pendidikan Indonesia. Kita bisa mengakui bahwa pendekatan pembelajaran memiliki kontribusi penting.
Pendekatan yang digunakan dalam kelas dapat menentukan metode dan strategi pembelajaran yang digunakan, cara siswa berinteraksi dengan materi, dan bagaimana pembelajaran disampaikan. (*)
Editor Ichwan Arif.