Delapan Isu Dibahas Staf Pribadi Pimpinan Polda Jatim di OTM Spemdalas

Orang Tua Mengajar
Orang Tua Mengajar
Staf Pribadi Pimpinan Polda Jatim, Iptu Iwan Adrianto SH MH MSi menyampaikan materi dalam OTM Spemdalas, Rabu (6/2/25) (Khoiro Numsyah)

Selawe.com –  Delapan isu negatif dibahas dalam Orang Tua Mengajar (OTM) SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik dengan narasumber Iptu Iwan Adrianto SH MH MSi, Kamis (6/2/25).

Setelah sesi perkenalan, orang tua dari Namira Syifa Adrian kelas IX ICP Hadramaut ini menyampaikan pertanyaan terkait usia siswa pada tahun 2045.

“Tahun 2045 adalah masa keemasan 100 tahun Indonesia merdeka. Jika sekarang tahun 2025, berarti 20 tahun lagi ya,” ungkap staf pribadi pimpinan di Polda Jatim ini.

Pada saat itu, ujarnya, adik-adik inilah yang menjadi pemimpin masa depan Indonesia. Kondisinya tentu berbeda dengan saat ini. Tantangan yang dihadapi semakin berat karena Indonesia akan dibawa dalam era baru sebagai negara yang maju, kuat, dan dihormati dunia.

Dalam tujuan itulah, jelasnya, stakeholder mulai mempersiapkan hal ini. Sudah menjadi wacana global bahwa pada kisaran 2030-2035 Indonesia akan mengalami bonus demografi. Diperkirakan jumlah usia produktif (15-64 tahun) akan mencapai 70% dari total penduduk Indonesia.

“Jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik akan membawa dampak buruk terutama masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi. Melihat dari fakta yang akan dihadapi Indonesia tersebut bonus demografi memang tidak bisa dihindari,” terangnya. 

Coba adik-adik lihat di slide ini, ajaknya, bagian atas adalah tokoh-tokoh yang berjasa bagi bangsa Indonesia, seperti Ir Soekarno, Cut Nyak Dien, Jendral Soedirman, Bung Tomo, dll. Tokoh-tokoh tersebut saat ini kurang dikenal di kalangan anak muda. Melainkan terganti dengan Hayabusa, Alucad, Zilong, atau Balmond,” terangnya yang disambut dengan anggukan tanda persetujuan.

“Adik-adik perlu mewaspadai beberapa isu tidak produktif yang disinyalir ada di lingkungan sekolah. Di antaranya adalah game online, judi online, over sosmed, penyalahgunaan AI, bullying, penyalahgunaan narkoba, perilaku asusila, sampai dengan tawuran antarpelajar,” terangnya.

Melalui infografis, paparan dilanjutkan dengan pembahasan terkait kriteris seseorang terindikasi kecanduan game online.

“Mereka ini tidak dapat mengendalikan diri untuk berhanti bermain. Akibatnya mereka akan mengalami gangguan pada fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan. Hal yang sama bahkan lebih buruk akan terjadi bagi pelaku judi online. Pemain judi akan kehilangan moral dan mental karena maindset mereka yang mengandalkan keberuntungan semata tanpa usaha yang nyata,” ucapnya.

Selain itu, katanya, yang perlu diwaspadai juga adalah penggunaan sosial media. “Adik-adik tentu semua mempunyai sosial media, kan. Saya ingatkan untuk tidak over sharing di media sosial. Dengan perkembangan AI dan deepfake saat ini, info data diri yang adik-adik share di medsos tersebut berpotensi untuk disalahgunakan,” ujarnya.

Begitu halnya dengan perilaku asusila yang marak saat ini. Alhamdulillah adik-adik ini bersekolah di sekolah yang menamkan karakter Islam. “Jadi adik-adik sudah banyak diberikan bekal untuk tidak melakukan tindakan asusila, bullying, tawuran, atau bahkan penyalahgunaan narkoba,” tekannya.

Dengan memahami isu-isu tersebut, adik-adik diharapkan fokus untuk menata diri. Belajarlah dengan semangat, manfaatkan teknologi dengan bijak, kembangkan keterampilan kepemimpinan dan potensi diri, jaga kesehatan fisik dan mental, serta yang tak kalah penting adalah bangun jaringan sosial.

“Dengan langkah-langkah tersebut adik-adik akan lebih fokus dalam menyiapkan diri untuk merencanakan masa depan. Dalam gilirannya nanti, adik-adik dapat mewujudkan baktinya untuk nusa dan bangsa serta membanggakan orang tua,” tandasnya.(*)

Penulis Fitri Wulandari. Editor Ichwan Arif  

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *