
Globalisasi adalah sebuah hal keniscayaan yang kita tidak akan mampu untuk membendungnya
Selawe.com – Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik H. Yusuf Diachmad Sabri, S.T., M.B.A. menyampaikan tantangan globalisasi di era digital di Upacara Bendera SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Senin (20/1/2025).
Di depan siswa Spemdalas kelas VII-IX, dia mengatakan globalisasi adalah sebuah hal keniscayaan yang kita tidak akan mampu untuk membendungnya.
“Kita tidak bisa melawan, maka kita harus mempersiapkan, seperti sikap apa untuk bisa menghadapi globalisasi,” katanya.
Dia menuturkan, ada 4 langkah atau hal untuk mengantisipasi. Pertama adalah tanggung jawab. “Pertama, saya yakin semua siswa memegang hp pada saat ini. Ssemuanya pegang hp, baik untuk komunikasi maupun untuk pembelajaran, tetapi apa yang harus kita lakukan? Ketika kita memegang hp, maka kita harus bisa bertanggang jawab terhadap apa yang kita pegang,” terangnya.
HP ini, sambungnya, adalah pinjaman dari orang tua, kalau kamu tidak bisa amanat, maka HP itu akan diambil kembali.
“Berita hoaxs atau konten berita yang belum tentu benar lalu kita share, maka berita yang kita share akan bisa menimbulkan kegaduhan. Maka, ketika harus kroscek ke sumber utamanya,” tekannya.

Kedua, kejujuran. Ketika kita berada di era digital ini, era perdagangan juga bisa melalui digital, kita tidak tahu barang kita beli itu seperti apa, kita tidak tahu.
“Ketika kita tidak jujur, maka sama saja kita mematikan langkah kita sendiri, karena ketidakjujuran kita ini dicatat sebagai jejak digital,” tuturnya.
Ketiga, kerja keras. Ketiga. Ketika dulu hanya sebagaian yang memiliki akses informasi, maka siapa menguasai akses itu telah terbuka lebar. Maka sudah tidak ada lagi yang memonopoli atau yang lainnya, tetapi semuanya harus berinovasi dan bekerja keras, serta bekerja cerdas supaya bisa survival di era globalisasi ini.
Keempat mampu beradaptasi. Dalam Surat Ar-Ra’d ayat 11, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dari situ bisa diartikan kerja keras dalam beradaptasi.
Dia berpesan, anak-anakku, ketika di era globalisasi kita harus tetap mempertahankan keimanan, keislaman, dan ketaqwaan. Karena salah satu pengertian taqwa adalah kehati-hatian.
“Jika kita melakukan sesuatu kita harus hati-hati supaya kita tidak menyakiti diri kita, orang lain, dan tidak berbuat kemaksiatan,” terangnya.
Pesan terakhir, lanjutnya, adalah ketika kita hanya mengandalkan kepandaian maka ketahuilah sesungguhnya Artificial intelligence itu lebih jauh pandai daripada kita.
“Kelebihan kita sebagai manusia yang tidak dimiliki komputer adalah wisdom atau kebijaksanaan, untuk memilih yang terbaik dan mana yang tidak baik berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah,” pesannya. (*)
Penulis Ichwan Arif