
Selawe.com – Empat Strategi Fundraising disampaikan oleh Wakil Walikota Malang, Ali Muthohirin, S.Sy. M.Sy. dalam Sharing Fundraising Vol. 2 Lazismu KL GKB di Aula Pertemuan Royal Hotels and Resorts, Batu, Malang, Sabtu-Ahad (2-3/8/25).
Dalam pemaparannya di hadapan 72 peserta yang terdiri atas perwakilan PRM dan PRA 1-7 PCM GKB, perwakilan PCM, Dikdasmen, dan 4 sekolah, Sam Ali, panggilan khas Malang untuk Mas Ali ini menyampaikan bahwa kiprah Lazismu KL GKB sudah terbukti.
“GKB merupakan cabang istimewa, artinya merupakan percontohan bagi yang lain. Kondisi GKB ini hampir sama dengan Jakarta. Hal ini tentu membuat nama GKB sudah akrab di kalangan PP,” jelas lulusan SMA Muhammadiyah Babat, Lamongan ini.
Mantan Ketua DPD IMM Jatim ini kemudian menjelaskan bahwa Lazizmu sebagai lembaga fundraising dapat melakukan berbagai langkah strategis.
“Kesadaran teologis merupakan poin utama. Hal ini terbukti dari masifnya donatur yang masuk terkait isu Palestina. Hal ini tentunya terkait kondisi masyarakat tempat perkembangan Islam yang sedang dizolimi oleh bangsa Israel,” jelasnya.
Terbentuknya kesadaran tersebut perlu diperkuat dengan pembentukan sistem yang dapat membentuk trust. Digitalisasi sistem fundraising perlu terus dikembangkan sehingga Lazizmu menjadi lembaga terpercaya dalam mengelola keuangan dari para donatur.
Key person juga poin penting berikutnya. Keyakinan donatur pada person tertentu perlu dijaga. Berbekal rasa percaya tersebut donatur akan dengan ringan tangan menghibahkan nominal yang besar.
Dalam kaitan ini, kesejahteraan amil juga perlu mendapatkan porsi perhatian serius. Jika kesadaran berinfaq sudah terbentuk namun tidak diimbangi dengan kreativitas dan keaktifan amil dalam proses pengambilan di lapangan, hal tersebut tidak akan berdampak.
Yang tak kalah penting dari poin-poin tersebut adalah bahwa fundraising kita di Muhammadiyah ini memang telah terbukti. Kesadaran ini adalah buah dari narasi yang terus dikembangkan.
“Muhammadiyah dapat menggelontorkan 100 juta untuk mengebor sumur di Afrika. Semangat seperti itu perlu juga dikobarkan dalam kondisi masyarakat sekitar. Masalah pendidikan adalah masalah yang krusial di Republik ini. Muhammadiyah juga tentunya juga mahfum dengan ini.
Berapa banyak sekolah, terutama Muhammadiyah yang perlu mendapatkan perhatian, gaji guru yang memprihatinkan. Narasi ini juga perlu mendapatkan perhatian dari Lazizmu.
Jika kesadaran teologis terkait Palestina sudah sangat besar, kesadaran tersebut harus linear dengan bantuan terhadap pendidikan.
Sudah waktunya Lazizmu memiliki semangat yang sama untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Hal ini merupakan kontribusi besar untuk mewujudkan generasi gemilang demi mewujudkan Indonesia Emas.
“Saya percaya Lazizmu KL GKB dapat menjadi lembaga percontohan untuk mewujudkan kiprah terbaik. Muhammadiyah sebagai ormas sudah menunjukkan sistem sertifikasi aset-asetnya secara teratur dan rapi. Dalam kaitan ini Lazizmu dapat terus berproses sehingga dapat menjaga trust dari para donatur serta mendapatkan donatur baru dengan aktif dan kreatif,” paparnya. (*)
Penulis Fitri Wulandari. Editor Ichwan Arif.