
Selawe.com – Suasana berbeda terasa di SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Kamis–Jumat (21–22/8/2025).
Dengan mengenakan jas almamater oranye, 54 siswa kelas VIII International Class Program (ICP) duduk rapi menyimak pesan dari Kepala Sekolah, Yugo Triawanto, M.Si, dalam pembukaan acara bertajuk ICP Islamic Bootcamp.
Dalam sambutannya, Yugo menegaskan kegiatan ini menjadi program intensif untuk menyeimbangkan keterampilan berbahasa asing, khususnya bahasa Inggris, dengan pembiasaan ibadah dan akhlak Islami.
“Anak-anak tidak hanya mahir berkomunikasi dalam bahasa asing, tapi juga teguh menjaga nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari,” pesannya.
Hal senada disampaikan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Jamilah, S.Si., M.Pd. Dia menyampaikan ICP Islamic Bootcamp bukan sekadar ajang latihan berbicara, melainkan juga sarana memperkuat karakter Islami.
“Ini kegiatan tahunan. Nantinya kelas VII dan IX juga akan merasakan pengalaman serupa,” ujarnya.
Rangkaian kegiatan cukup padat. Peserta mengikuti dua sesi speaking class bersama Qotrunnada Al Mubarokah, praktisi bahasa Inggris lulusan Warwick University, Inggris, dan Moaadh Ghamdan Ali Abdulqader, mahasiswa dari Yaman yang kini studi di Indonesia.
Selain itu, siswa juga diajak meneguhkan spiritualitas melalui qiyamullail (shalat tahajud berjamaah) dan tadarus Al-Qur’an.
Ketua Panitia Wiwik Indrawati, S.Pd. memaparkan kegiatan ini bertujuan agar siswa semakin percaya diri berkomunikasi dalam bahasa Inggris, sekaligus terbiasa dengan ibadah harian.

Kuliner Lokal Jadi Media Belajar
Sesi bersama Moaadh menjadi salah satu bagian paling unik dan interaktif. Peserta ditantang untuk mendeskripsikan sekaligus mempresentasikan makanan khas Gresik dalam bentuk drama iklan bebas.
Aneka kuliner tradisional seperti jenang jubung, jenang atas, pudak, opak, hingga bonggolan dihadirkan nyata di hadapan siswa untuk membangkitkan semangat.
Setiap kelompok berisi 5–8 peserta. Mereka berdiskusi menentukan skenario, berbagi peran, lalu menampilkan drama iklan tersebut di depan audiens. Sementara itu, Moaadh berkeliling memastikan setiap kelompok memahami instruksi, memantik ide-ide kreatif, dan mendorong agar semua anggota berperan aktif.
Suasana semakin meriah ketika tiap kelompok menampilkan hasil kreasinya. Moaadh memberikan apresiasi tinggi atas antusiasme siswa.
“Their English is very good,” ujarnya.
Dia berpesan agar kemampuan berbahasa Inggris terus diasah dan digunakan dalam berbagai momen komunitas agar semakin meningkat dan terjaga.
Kegiatan ini disambut hangat oleh para peserta. Siswa kelas VIII Germanium Alaric Az Zahidi Ariwibowo mengaku senang bisa mengikuti acara bootcamp ini.
“Alhamdulillah, acara ini membuat kami lebih dekat satu sama lain. Yang paling berkesan tentu sesi dengan Moaadh, karena saya mendapat wawasan baru,” ungkapnya.
Dia berharap ke depan siswa dapat lebih dilibatkan dalam perencanaan acara.
Hal serupa disampaikan siswa kelas VIII Ferrum Zulfikar. Dia mengaku senang. “Menyenangkan dan seru! Apalagi saat sesi dengan Mr. Moaadh. Kalau bisa, lain kali ditambah kegiatan uji nyali,” katanya sambil tersenyum.
Qotrunnada Al Mubarokah, yang akrab disapa Miss Nada, turut memberikan apresiasi. “Saya sangat menghargai Spemdalas yang telah menghadirkan program bermakna ini. Anak-anak antusias meski harus belajar hingga malam hari. Bahkan, mereka tak ragu untuk bertanya dan keluar dari zona nyaman,” ujarnya.
Baginya, semangat siswa menjadi modal penting untuk masa depan. “Meski banyak yang sudah mahir, mereka tetap ingin belajar hal baru. Saya sangat tersentuh melihat usaha mereka. Semoga program inovatif seperti ini terus berlanjut,” tambahnya.
Mengapresiasi Peserta Terbaik
Bootcamp ditutup pada Jumat pagi, 22 Agustus 2025. Setelah shalat Subuh berjamaah, para peserta mengikuti senam pagi bersama yang menambah keakraban suasana. Acara kemudian dilanjutkan dengan seremoni penutupan dan pemberian penghargaan Best Participant bagi siswa yang menunjukkan antusiasme tinggi, tertib, serta mengikuti rangkaian kegiatan dengan penuh semangat.
Mereka Adalah Sabilal Aqlan, Azalia Mercyana, Maheswari Arimbi, dan M. Kenzie Mahatma Putera. Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi sekaligus motivasi agar siswa tetap konsisten menjaga tujuan kegiatan yaitu mengasah kemampuan bahasa Inggris sekaligus memperkuat nilai Islami dalam keseharian.
Sebagai tindak lanjut, sekolah akan mengadakan program rutin per pekan bertajuk “Chit Chat Time” untuk menjaga semangat berbahasa Inggris siswa. Evaluasi kegiatan juga menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam berkomunikasi serta penguatan karakter Islami.
Dengan kombinasi belajar bahasa, kreativitas, ibadah, dan penghargaan prestasi, ICP Islamic Bootcamp menjadi pengalaman bermakna bagi siswa Spemdalas—bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga bekal berharga di masa depan. (*)
Penulis Dina Hanif M. Editor Ichwan Arif.