
Selawe.com – Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Club Psikologi SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik nonton bareng (nobar) film Cyberbullying, Ketika Dunia Menjatuhkanmu, Bisahkan Kamu Bangkit Kembali? di CGV Icon Mall Gresik, Selasa (12/8/2025).
Koordinator Bimbingan Konseling (BK) Spemdalas Achmad Indra Baskoro, S.Psi. menjelaskan acara nobar ini diikuti 16 siswa IPM, 20 siswa yang tergabung di Club Psikologi, serta 3 guru pendamping. Nobar ini juga diikuti oleh Club Psikologi SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik.
Dia menjelaskan, film yang diproduksi DL Entertainment yang merupakan film tentang penguatan pendidikan karakter ini sebagai wawasan dampak bahaya dari cyberbullying bagi mental/psikis korban dan sosial.
“Emosi tentu membuat siswa merasa tidak nyaman, tidak percaya diri, motivasi berprestasi turun. Secara social, stigma negatif dari siapa saja yang melihat video yang tersebar, yang berujung pada pengucilan kesulitan untuk mengklarifikasi kebenaran informasi dan mencegah penyebaran karena video atau konten yang sudah ada di media sosial,” katanya.
Bahkan, tekannya, di lingkungan baru bukan lagi tempat yang aman bagi korban cyberbullying. Jadi, lanjutnya, film ini bisa menjadi ilmu sekaligus wawasan bagi siswa supaya mereka bisa menjadi pelajar penggerak yang bisa membantu zero bullying di sekolah.

Sinopsis Film
Apa jadinya jika dunia maya yang seharusnya menjadi tempat bermain dan belajar justru berubah menjadi ladang luka bagi anak-anak. Cyberbullying, film terbaru produksi DL Entertainment siap mengajak kita menyelami sisi kelam dari era digital.
Melalui kisah menyentuh tentang perundungan yang tak terlihat tapi meninggalkan bekas yang sangat dalam. DL Entertainment kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan film-film berbobot yang menyuarakan isu sosial penting.
Setelah sukses dengan Pulang Tak Harus Rumah dan Keluar Main, rumah produksi ini kini mempersembahkan karya ketiganya yang berjudul Cyberbullying. Sebuah film anak-anak yang menyentuh, relevan, dan penuh makna.
Berbeda dari film anak-anak pada umumnya yang ringan dan ceria, Cyberbullying memilih jalur yang lebih berani dan mendalam. Film ini menyajikan potret kehidupan remaja dan anak-anak sekolah yang harus berhadapan dengan perundungan digital.
Fenomena yang kian marak dan mengkhawatirkan di era media sosial saat ini. Melalui pendekatan cerita yang tepat dan kuat secara emosional, Cyberbullying tak hanya menghibur, tapi juga mendidik dan menggugah kesadaran masyarakat.
DL Entertainment menyadari bahwa pendidikan karakter anak di era digital tidak bisa dilakukan hanya di ruang kelas. Oleh karena itu, film ini dihadirkan sebagai media pembelajaran alternatif yang menyentuh hati sekaligus membuka ruang diskusi.
Disiapkan sebagai tontonan keluarga dan materi outing class di sekolah-sekolah, Cyberbullying diharapkan mampu menjadi jembatan antara anak, orang tua, dan guru dalam memahami dinamika perundungan digital yang kerap tersembunyi di balik layar. Sang produser, Liani menegaskan bahwa film ini adalah bentuk kontribusi nyata terhadap penguatan karakter anak-anak Indonesia.
Lewat cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, anak-anak akan diajak memahami dampak dari ucapan, tindakan, dan pilihan mereka di dunia maya. Lebih dari sekadar drama, film ini menjadi cermin sosial yang memantulkan kenyataan bahwa luka digital itu nyata dan bisa menimpa siapa saja.
Sentral dari cerita ini terdapat sekelompok anak sekolah yang kehidupannya berubah setelah salah satu teman mereka menjadi korban perundungan siber. Perlahan mereka belajar bahwa keberanian bukan hanya soal melawan, tapi juga soal berdiri untuk kebenaran.
Film ini menampilkan karakter-karakter yang bisa menjadi teman, cermin, dan panutan bagi penontonnya. Anak-anak yang tidak sempurna tapi tumbuh melalui pengalaman dan kesalahan.
Yang menarik, Cyberbullying dibintangi oleh deretan aktor cilik berbakat dari kota Makassar termasuk Amanda, Tiel, Fn, Maka, Habibi, dan Rajwa yang semuanya memberikan performa natural dan menyentuh. Mereka juga akan berbagi layar dengan aktor senior seperti Roy Marten yang menambah bobot aking sekaligus menjadi figur mentor dalam cerita isu sosial yang relevan.
Cyberbullying mengangkat topik yang jarang dibahas secara mendalam dalam film anak-anak, yaitu perundungan digital yang sering luput dari perhatian orang dewasa. Film ini cocok untuk ditonton bersama keluarga, guru, dan murid.
Bahkan dalam sesi edukatif seperti outing class, karena dapat memicu diskusi sehat dan pembelajaran emosional. Film ini memberikan panggung bagi talenta muda Indonesia dengan pendekatan produksi yang ramah anak namun tetap profesional.
Dukungan aktor senior, Roy Marten sebagai pemeran pendukung menambah dimensi intergenerasional dalam cerita yang menguatkan pesan bahwa dunia digital adalah tanggungjawab bersama. Cyberbullying bukan sekadar kisah sedih dari dunia maya, lebih dari itu, film ini adalah peringatan, pembelajaran, serta harapan dan juga menyuarakan suara anak-anak yang selama ini terbungkam oleh komentar jahat dan tekanan sosial.
Penulis Ichwan Arif.