
Albert Einsten pernah mengatakan bahwa semua anak itu cerdas, apabila kamu meminta ikan untuk terbang, maka selamanya akan terlihat bodoh.
Oleh Rizka Navilah S, S.Pd. Wakil Kepala bidang Kesiswaan SD Muhammadiyah GKB 1 Gresik
Selawe.com – Betapa tidak adilnya sebuah pendidikan yang hanya menekankan pada nilai akademik saja atau berapa peringkat seorang anak di kelas untuk menilai bahwa anak itu berprestasi atau tidak. Terkadang seorang anak memiliki keunggulan di bidang lain seperti olahraga, seni dan tekhnologi atau karakter dan kepemimpinan.
Sempitnya pandangan tentang prestasi terkadang membuat seorang anak yang yang memiliki prestasi nonakademik merasa tidak diakui baik oleh teman, guru bahkan orang tua mereka sendiri, baik karena kurangnya pengakuan, dukungan atau pujian.
Sebagai seorang pendidik, apalagi bagi siswa di jenjang sekolah dasar yang masih dalam fase mencoba semua hal baru. Guru diharapkan mampu menangkap signal keunggulan yang dimiliki oleh anak didiknya melalui berbagai macam cara.
Misalnya, melalukan asesmen awal, tes pemetaan bakat, pendekatan personal, atau hasil sharing bersama orang tua sehingga diharapkan bibit-bibit emas tersebut tidak akan terlewatkan.
Albert Einsten pernah mengatakan bahwa semua anak itu cerdas, apabila kamu meminta ikan untuk terbang, maka selamanya akan terlihat bodoh. Anak-anak memiliki kemampuan mereka masing-masing, yang unik, dan pastinya berbeda satu dengan yang lainnya.
Bibit-bibit emas itu kemudian bisa dilejitkan melalui dukungan semua pihak, khususnya orang tua dan sekolah. Orang tua memiliki peran utama, memberikan support dan pendampingan, sedangkan dukungan di sekolah bisa melaui pembinaan secara rutin, memberikan panggung unjuk bakat kemapuan atau melalui ajang perlombaan.
Berhasil atau tidaknya pun tak jadi masalah, pada dasarnya yang paling berkesan dan memompa semangat anak adalah pengalaman yang dilalui serta apresiasi dari segala usaha terbaik yang telah mereka lakukan, sekolah pun memiliki tantangan untuk menyebarkan suasana yang kompetitif dan menghasilkan siswa-siswi bermental juara.
Di era sekarang budaya berburu medali dan piala menjadi kegiatan positif yang semakin semarak, menjamur banyak sekali event-event lomba dari berbagai lembaga. Hal tersebut pun menjadi hal yang menarik saat ini, orang tua pun tak enggan mengeluarkan berapapun biaya untuk mengikutsertakan anak-anaknya untuk sebuah kata “prestasi”.
Hal ini tentunya menjadi hal yang sangat positif dan salah satu cara untuk meningkatkan semangat kompetisi anak. (*)
Editor Ichwan Arif