
Pemimpin yang baik adalah yang selalu berpikir sebelum bertindak. Menggunakan agama sebagai acuan dan siap bertanggung jawab atas semua perkataan. Bagaimana dengan kita?
Oleh Yugo Triawanto, M.Si. Kepala SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik
Selawe.com – Harta, tahta, wanita adalah tiga hal yang sering disebut-sebut dalam beberapa forum. Banyak orang cari panggung untuk memuaskan hidupnya. Sampai-sampai menghalalkan semua cara untuk mendapatkannya.
Padahal, leader sesungguhnya adalah pelayan. Mungkin ada sebagian besar manusia beranggapan kalau jadi leader, maka harta dan wanita ngikut.
Tidak sedikit saudara, teman menjadi lawan saat berebut posisi leader. Padahal posisi ini menimbulkan tanggung jawab dunia akhirat cukup besar. Memang leader yang amanah akan memuliakan, tapi ingat leader yang tidak amanah akan menghinakan.
Cobaan dari leader yang mungkin kerap terjadi saat ini adalah tidak jauh dari ungkapan “Harta, Tahta, Wanita”.
Ya, harta dan wanita terkadang membuat seorang leader terperosok ke dalam lembah kenistaan. Korupsi dan perselingkuhan kerap terjadi sebagai titik awal leader menjadi blunder.
Namun apapun posisi kita sebenarnya tetaplah menjadi leader, minimal menjadi pemimpin diri sendiri. Namun, terkadang cobaan justru timbul dari ketaatan. Ungkapan “Jujur Ajur” (jujur hancur) kerap terjadi dan memaksa seorang leader untuk ikut arus.
Mencintai Jabatan
Ujian leader kadang terjadi ketika dihadapkan kondisi yang mengakibatkan turun jabatan. Ada leader yang sangat mencintai jabatannya sampai-sampai mau menjilat sana-sini.
Ada leader yang sampai tega menjegal temannya sendiri, bahkan saudara. Ada yang mau melakukan kemaksiatan demi jabatan. Ada banyak perbuatan lain dilakukan leader yang mendekati perbuatan binatang, hanya demi jabatan.
Pada akhirnya janji Allah SWT, pemimpin adil akan masuk surga adalah motivasi tertinggi yang harus dicari.
Allah SWT sudah menunjukkan dua jalan, yakni jalan kebaikan dan keburukan tinggal bagaimana manusia memilih dan bertanggungjawab atas pilihannya. Pada dasarnya harta, tahta, wanita adalah sesuatu yang boleh dicari. Namun ridha Allah dalam setiap aktivitas adalah satu-satunya acuan leader cerdas.
Perlu diingat, pemimpin baik bukanlah pemimpin yang dicintai semua orang. Pemimpin yang baik adalah yang selalu berpikir sebelum bertindak. Menggunakan agama sebagai acuan dan siap bertanggung jawab atas semua perkataan. Perbuatan dan bisa menjadi contoh bagi orang-orang yang dipimpin. (*)
Editor Ichwan Arif