Liputan

Membongkar Jejak Rasulullah dalam Kitab Terdahulu

9
×

Membongkar Jejak Rasulullah dalam Kitab Terdahulu

Sebarkan artikel ini
Kajian akidah Ustaz Bangun Samudro di Gresik membongkar jejak Nabi Muhammad di Taurat dan Injil, membuktikan kenabian beliau.
Ustaz Bangun Samudro di Kajian Akidah Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik.

Kajian akidah Ustaz Bangun Samudro di Gresik membongkar jejak Nabi Muhammad di Taurat dan Injil, membuktikan kenabian beliau.

Selawe.com — Gemuruh takbir bergema di lantai satu Masjid At-Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB, Gresik. Selepas Magrib pada Rabu, 11 September 2025, para jemaah memenuhi setiap sudut ruangan, menyimak dengan khusyuk kajian akidah bersama Ustaz Bangun Samudro. Kajian yang juga disiarkan secara langsung di YouTube ini menyuguhkan pencerahan mendalam tentang kenabian Rasulullah Muhammad SAW.

Ustaz Bangun Samudro membuka kajian dengan mengutip hadis riwayat Imam Bukhari. “Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘May yurid lahu bihi koiron yufakyu fiddin.’ Kalau Allah menghendaki kebaikan pada diri hamba-Nya, maka Allah akan menjadikan hamba tersebut fakih, memahami tentang ilmu agama Allah,” paparnya.

Beliau juga mengingatkan jemaah akan pentingnya menghadiri majelis ilmu. Rasulullah Saw menyebut majelis ilmu sebagai taman surga. “Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasul bersabda, ‘Idza marru biriyadil jannati fartau.’ Dan apabila kalian sudah berada di taman surga, ambillah bekal,” jelasnya.

Ia juga menyindir jemaah yang terlalu khusyuk saat salat Jumat, bahkan sampai tidak menyadari khatib sedang duduk di antara dua khotbah. “Duduknya khatib di antara dua khotbah, doamu diijabah oleh Allah,” pesannya, mengutip hadis riwayat Ibnu Abbas.

Ustaz Bangun Samudro menekankan, tujuan menghadiri majelis ilmu adalah untuk mendapatkan bekal yang utuh, padat, jelas, dan mudah diterima. “Sehingga jemaah itu punya bekal, pulang itu sudah paham tentang ilmu agama Allah,” ujarnya.

Ia mengajak seluruh jemaah untuk memanfaatkan setiap kesempatan menimba ilmu, agar hati tetap dalam tauhid dan setiap amal ibadah dapat diterima oleh Allah SWT. “Semoga melalui majelis ilmu yang kita kaji ini, Allah SWT memberikan hidayah kepada kita semua di atas Islam,” doanya, diamini oleh para jemaah.

Ustaz Bangun Samudro membongkar jejak Nabi Muhammad di Taurat dan Injil, membuktikan kenabian beliau.

Menelusuri Kebenaran di Kitab Terdahulu

Ustaz Bangun Samudro kemudian beralih ke pembahasan yang lebih mendalam, yaitu tentang kenabian Rasulullah SAW. Beliau menceritakan pengalaman pribadinya saat belum memeluk Islam.

“Kejadian ini saat saya berusia 30 tahun. Saya mencari yang namanya Muhammad saw bin Abdillah,” ungkapnya. Rasa penasaran itu muncul karena melihat begitu dahsyatnya kecintaan umat Islam kepada Rasulullah.

Ia lalu mulai mempelajari Al-Qur’an dan menemukan Surah Al-A’raf ayat 157: “Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul Muhammad, nabi yang umi (tidak bisa baca tulis), yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil.”

Ayat ini memantik pertanyaan besar baginya. “Mana ada Muhammad di Taurat dan Injil?” tantangnya, yang saat itu masih berada di “sebelah sana”.

Pencarian itu membawanya pada penemuan luar biasa. Setelah tiga bulan, ia menemukan ayat yang dimaksud dalam kitab Yesaya pasal 29 ayat 12: “Apabila kitab itu nanti Aku berikan kepada nabi yang tidak dapat membaca dan dikatakan, ‘Baik, bacalah ini,’ maka ia menjawab, ‘Aku tidak dapat membaca.'”

Ayat ini, katanya, secara jelas merujuk pada Rasulullah Saw. “Nabi yang enggak bisa baca tulis cuman satu di dunia ini, siapa? Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam,” tegasnya.

Penemuan itu diperkuat dengan Surah Al-Alaq ayat 1-5, wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Ustaz Bangun Samudro menegaskan, peristiwa di Gua Hira ini sudah disampaikan Allah sejak masa Nabi Yesaya. “Allahu Akbar! Peristiwa di Gua Hira sudah disampaikan Allah di masa Nabi Yesaya,” serunya.

Kajian akidah Ustaz Bangun Samudro di Gresik membongkar jejak Nabi Muhammad di Taurat dan Injil, membuktikan kenabian beliau.
Ustaz Bangun Samudro di Kajian Akidah Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik.

Misi Rasulullah: Meluruskan Kitab dan Ajaran

Ustaz Bangun Samudro melanjutkan penelusurannya pada kitab Injil. Ia menemukan Injil Yohanes pasal 14 ayat 16: “Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,” ucapnya, menyiratkan adanya pengganti Nabi Isa.

Beliau lalu membandingkan dengan Surah As-Saff ayat 6: “Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, ‘Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku ini utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab yang turun sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira tentang seorang rasul yang akan datang setelahku, namanya Ahmad.'”

Perbedaan redaksi ini, menurutnya, adalah bukti adanya distorsi. “Redaksi aslinya sudah diganti sama mereka,” ujarnya. Ia juga menjelaskan mengapa nama “Yesus Kristus” berbeda dengan “Almasih” yang digunakan dalam bahasa Aram dan Ibrani, bahasa Nabi Isa.

“Tidak lucu kalau ada seorang nabi bahasanya Aram, tetapi kitabnya yang dikeluarkan bahasa Yunani,” sindirnya.

Rasulullah SAW, ungkap Ustaz Bangun Samudro, memiliki tugas mulia untuk menjelaskan dan meluruskan kitab-kitab terdahulu yang sudah diubah manusia. “Tugasmu (Rasul) menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka agar mereka memikirkan,” tuturnya, mengutip Surah An-Nahl ayat 44.

Membenarkan Kitab Sebelumnya

Beliau menekankan bahwa Al-Qur’an hadir sebagai kitab yang membenarkan kitab sebelumnya, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Ahqaf ayat 12. “Rasulullah tidak main-main. Beliau ini benar-benar utusan Allah,” tegasnya.

Beliau pun mengutip kitab Ulangan pasal 18 ayat 18: “Seorang nabi akan kubangkitkan bagi mereka dari saudara mereka seperti engkau (Musa). Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya dan dia akan mengatakan kepada mereka segala yang kuperintahkan kepadanya.”

Hal ini, kata Ustaz Bangun, senada dengan Surah An-Najm ayat 3-4: “Tidaklah yang diucapkan Rasul Muhammad shallallahu alaihi wasallam itu menurut hawa nafsunya. Semua yang diucapkan itu adalah wahyu dari Allah.”

Kajian ini dia tutup dengan pengingat bahwa umat Islam wajib mengimani kitab-kitab Allah terdahulu, tetapi cukup berpegang pada Al-Qur’an. “Sudah cukup dengan Al-Qur’an ini sudah tertunjukkan itu semua,” ujarnya.

“Rasulullah saw adalah yang terakhir diberikan kitab dan beliau punya tugas menjelaskan, meluruskan semua yang ada,” pungkasnya. (#)

Penulis Sayyidah Nuriyah