
Kekreatifan siswa dalam membuat mesin gelombang, membuat mereka memiliki banyak pembanding. Siswa dapat belajar satu sama lain dengan membandingkan gelombang yang dibuat oleh mesin gelombang mereka masing-masing. Semakin banyak perbedaan, maka semakin banyak konsep yang mereka dapatkan.
Penulis Desy Suryani, M.Pd.
Selawe.com – Seorang filsuf Romawi, Cicero pernah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Menurut Cronbach, belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi karena pengalaman.
Pembelajaran yang baik adalah kegiatan belajar yang dilakukan melalui hal-hal yang kita alami secara langsung sebagai sebuah pengalaman.
Pengalaman bukan hanya hal yang baik, bahkan hal buruk pun dapat menjadi sebuah pengalaman. Tapi pada kesempatan kali ini, saya tidak akan membahas mengenai pengalaman buruk, melainkan pengalaman baik dalam pembelajaran yang telah saya lakukan.
Salah satu pengalaman baik dalam pembelajaran yang telah saya lakukan adalah mengaplikasikan model Science, Technology, Engineering, and Mathematic (STEM).
Pembelajaran STEM yang saya aplikasikan adalah mesin gelombang atau “wave machine”. Alat dan bahan yang digunakan adalah lakban, tusuk sate, dan plastisin.
Sebelumnya, kenapa saya menggunakan mesin gelombang dalam pembelajaran? Adalah agar siswa dapat belajar secara langsung mengenai konsep kecepatan gelombang melalui pengalaman mereka mengonstruksi mesin gelombang.
Dalam konstruksi mesin gelombang, setiap siswa memiliki cara yang berbeda. Ada yang mengukur satu persatu jarak tiap tusuk sate menggunakan penggaris, dan ada yang menggunakan jengkal. Kemudian, hal menarik yang saya temukan adalah teknik mereka dalam membentuk dan mengukur plastisin sebagai beban.
Salah satu siswa ada yang membentuk kubus tiap plastisin yang telah diukur dengan sisi-sisi yang sama presisi, tetapi ada juga siswa yang menakar berat tiap plastisin dan membentuknya dengan kreatif.
Kekreatifan siswa dalam membuat mesin gelombang, membuat mereka memiliki banyak pembanding. Siswa dapat belajar satu sama lain dengan membandingkan gelombang yang dibuat oleh mesin gelombang mereka masing-masing. Semakin banyak perbedaan, maka semakin banyak konsep yang mereka dapatkan.
Apa konsep yang mereka dapat dalam mesin gelombang? Pertama, mereka dapat menemukan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan panjang gelombang.
Kedua, mereka dapat memahami bagian-bagian gelombang, seperti bukit, lembah, dan amplitudo. Bahkan, mereka juga dapat memahami konsep frekuesi dan periode.
Selanjutnya, mereka juga dapat memahami konsep yang lebih rumit seperti hubungan antara kecepatan gelombang dengan frekuensi dan panjang gelombang.
Keseluruhan dari proses pembuatan mesin gelombang, dapat memandu siswa untuk menemukan pengetahuan secara mandiri. Hal tersebutlah yang saya sebut pengalaman.
Pengalaman mereka dalam menata tusuk sate, atau menggoyangkan mesin gelombang mereka, tentunya mempunyai kesan menarik sekaligus memberikan mereka pandangan mengenai konsep-konsep gelombang.
Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, saya menyimpulkan belajar dalam kelas bukan hanya tentang spidol dan papan tulis. Tapi bisa juga tentang aktivitas siswa dalam kelas dan membentuk sebuah pengalaman.
Pengalaman adalah guru terbaik. Itu! (*)
Editor Ichwan Arif