Pesan Penting Kapolres Gresik di Upacara Bendera Spemdalas

Kapolres Gresik
Kapolres Gresik
Pesan penting Kapolres Gresik di upacara bendera SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik disampaikan secara langsung oleh Kasat Binmas Polres Gresik AKP Ali Fauzi, S.H., Senin (17/2/2025). (M Ilham)

Selawe.com –  Pesan penting Kapolres Gresik di upacara bendera SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik disampaikan secara langsung oleh Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat (Kasat Binmas) Polres Gresik AKP  Ali Fauzi, S.H., Senin (17/2/2025).

Diwakili langsung oleh Kasat Binmas karena Kapolres Gresik berhalangan, AKP  Ali Fauzi, S.H., menyampaikan tentang siber bullying dan bijak bermedia sosial.

“Pesan Kapolres Gresik tentang siber bullying dan bijak bermedia sosial masalah. Dua masalah ini sangat serius,” katanya ke peserta upacara bendera.

Dia menyampaikan, dua masalah ini harus ditangani secara bersama-sama. Tidak bisa orang tua sendirian, sekolah sendiri. Tidak bisa anggota Polri sendiri, perlu kerja sama yang erat dengan semua. Pencegahan adalah suatu kemulyaan.

“Polres  Gresik merasa bangga dan tersanjung bila bisa mengungkap suatu kasus, namun demikian, kami lebih mulia lagi apabila kami bisa mencegah suatu kasus agar tidak terjadi kasus-kasus yang menonjol, apalagi di lingkungan pendidikan. Tentunya, pencegahan lebih baiki daripada pengungkapan,” jelasnya.

Bijak bermedia sosial, karena dengan bermedia sosial bisa menimbulkan situasi yang tidak kondusif, apabila kita tidak bisa menggunakan dengan  bijak. Sebaliknya, apabila kita tidak menggunakan  dengan baik, bijak, maka media sosial akan bermakna positif bagi kita semua.

Kasat Binmas Polres Gresik AKP Ali Fauzi, S.H. saat memimpin upacara bendera Spemdalas, Senin (17/2/2025). (M Ilham)

Siber bullying adalah masalah serius yang memiliki dampak mendalam dan jangka panjang bagi korbannya. Butuh waktu yang lama dan melibatkan beberapa pihak untuk menangani korban bullying.

Dampak bullying bisa penurunan akademik, masalah kesehatan mental, bahkan bisa teganggu pikiran sampai bunuh diri. Tentunya ini tidak kita inginkan, maka dari itu kita harus bersama-sama untuk mencegah bullying, khususnya di lingkungan sekolah.

“Saat ini banyak siber bullying yang disebabkan oleh cara bermedia sosial yang tidak tepat. Kita jangan mudah percaya dengan teman-teman di media sosial/dunia maya yang belum kita kenal betul keberadaannya dan kepribadiaan,” ujarnya.

Kiita, lanjutnya, harus lebih berhati-hati apapun yang ada di internet, apalagi yang sifatnya personal. Seperti memberikan nomor telepon, alamat rumah, alamat sekolah, bahkan memberikan nomor rekening.

“Hal ini tidak boleh kita lakukan. Marilah kita bisa mencegah bullying di sekitar kita karena bullying tidak hanya masalah pelaku dan korban, tetapi masalah kita bersama,” ajaknya.

Apabila kita, sambungnya, membiarkan bullying terjadi, maka kita akan menjadi dari masalah tersebut. Kita perlu membangun budaya empati dan menghargai, hal ini bisa dimulai dari rumah, di mana orang tua menjadi teladan, dan menghargai dalam perbedaan.

Guru tidak hanya mengajarkan mata pelajaran , tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan. Kita perlu juga menciptakan sistem yang mendukung untuk mencegah bullying.

“Gunakan media sosial sebagai alat yang powerfull untuk menyebarkan pesan-pesan antibullying dan membangun komunitas yang suportif. Hanya dengan tekad yang kuat dan bukti yang nyata kita bisa menciptakan hidup yang lebuh baik, yaitu hidup tanpa bullying,” pesan mendalamnya. (*)

Penulis Ichwan Arif 

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *