
Selawe.com – Enam siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat dengan membagikan ilmu dan keterampilan mengolah limbah kulit kerang menjadi paving block kepada siswa MIM 2 Banyuurip Ujung Pangkah Gresik, Kamis (18/9/2025).
Kegiatan edukatif ini merupakan rangkaian akhir kokurikuler student project kelas IX. Siswa Spemdalas yang terlibat dalam program ini antara lain Diara Kayana Farrasmyta (9A), Zahra Gresia (9A), Najwa Asyilah Chairani (9E), Oktarian Dwi Kirana (9B), Afdan Yudha Sakti Pratama (9C), dan Ahmad Rafif Athallah (9D). Mereka didampingi pembina Mochammad Nor Qomari, S.Si.
Desa Banyuurip yang dikenal sebagai salah satu sentra penghasil kerang hijau dan kerang dara, menghadapi persoalan lingkungan akibat banyaknya limbah kulit kerang yang belum termanfaatkan. Melihat potensi tersebut, siswa Spemdalas hadir untuk memberikan solusi kreatif dan aplikatif berupa pelatihan pembuatan paving blok dari limbah kulit kerang.
Perjalanan dari Spemdalas menempuh jarak sejauh 34 km dengan waktu tempuh kurang lebih 57 menit. Rombongan tidak langsung menuju sekolah tujuan, melainkan singgah terlebih dahulu di gunungan limbah kulit kerang yang berada dekat Banyuurip Mangrove Centre untuk melihat langsung kondisi limbah serta mengambil sampel.
Sesampainya di MIM 2 Banyuurip, rombongan langsung menuju masjid untuk mengikuti pembukaan kegiatan. Kepala MIM 2 Banyuurip, Ghoniyul Ulum, S.S. atau yang akrab disapa Ustadz Ulum — menyambut hangat rombongan Spemdalas dan menyampaikan rasa terima kasih karena telah memilih MIM 2 Banyuurip sebagai tempat berbagi ilmu.
“Kolaborasi antar sekolah seperti ini dapat terus berlanjut dan berkembang dalam bentuk pembelajaran yang saling memberdayakan,” harapnya.
Keterampilan ini, lanjuytnya, dapat diterapkan untuk memproduksi ulang paving block yang memiliki nilai ekonomi bagi warga sekolah.
Acara dilanjutkan dengan presentasi dari tiga siswa Spemdalas — Diara, Zahra, dan Najwa — yang memaparkan secara sistematis mulai dari latar belakang, tujuan, alat dan bahan, proses pembuatan, hingga manfaat dari pengolahan limbah kulit kerang.
Usai presentasi, dilakukan serah terima simbolis produk paving block dari limbah kerang oleh Ahmad Rafif Athallah kepada Ketua dan Wakil IPM Kids MIM 2 Banyuurip Fashihul Lisan Al Johani dan Moh. Gibran Ahmad Nugroho.
Tak berhenti di teori, rombongan Spemdalas juga mengajak siswa dan guru MIM 2 Banyuurip mempraktikkan langsung pembuatan paving blok di taman Mbois Edupark. Kak Rian, Afdan, dan Rafif memandu proses dari pengenalan alat dan bahan, pencampuran material, hingga proses pencetakan paving dalam cetakan yang telah disiapkan. Siswa dan guru diajak aktif terlibat dalam seluruh proses.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga menjadi sarana menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini, serta melatih jiwa kepemimpinan dan kepedulian sosial pada siswa.
Guru Pendamping Spemdalas Mochammad Nor Qomari menegaskan kegiatan ini merupakan wujud pembelajaran kontekstual yang mengutamakan kolaborasi, inovasi, dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
“Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga langsung turun ke masyarakat, mengamalkan ilmunya, dan memberikan dampak positif,” ujarnya.
Dari kegiatan ini, harapnya, limbah kulit kerang yang selama ini menjadi masalah dapat diubah menjadi peluang — baik ekonomi maupun lingkungan. Inilah bukti nyata bahwa limbah, jika diolah dengan kreatif, bisa menjadi berkah.
Respon antusias juga datang dari siswa MIM 2 Banyuurip. Siswa kelas IV Azra Auni Ardiansya mengaku senang dan terkesan karena mendapat ilmu dan pengalaman baru.
Hal senada juga disampaikan Alham Fadlur Rohman Najid. Siswa kelas IV ini juga merasa bahagia bisa mempelajari cara membuat paving dari limbah kulit kerang.
Sementara siswa kelas VI Naura Annida Ramadhani menilai produk ini sangat bermanfaat karena mampu mengurangi limbah dan menjadikannya lebih berguna.
“Terima kasih kepada kakak-kakak Spemdalas yang telah berbagi ilmu dan pengalaman,” akunya. (*)
Penulis M Nor Qomari. Editor Ichwan Arif