Survival Island Challenge

Dina H Mufidah
Dina H Mufidah
Dina Hanif Mufidah, M.Pd., guru bahasa Inggris SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik

Deep learning adalah memastikan setiap siswa Anda belajar dan terlibat dalam proses, to ensure how deep the students learn.

Penulis Dina Hanif Mufidah, M.Pd., guru bahasa Inggris SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik

Selawe.com – Beberapa waktu lalu, saya menerapkan strategi pembelajaran role play atau bermain peran untuk kegiatan pembelajaran bahasa Inggris yang berfokus pada praktik ketrampilan berbicara (speaking skill) dalam durasi 90 menit.

Tantangan saya pada diri sendiri adalah bagaimana membuat seluruh siswa dari International Class Program (ICP), terlibat penuh dan berpartisipasi aktif selama kegiatan, tidak ada yang tertinggal.

Saya mendesain pembelajaran dengan memberikan pembuka ice breaking berupa permainan kosa kata, Mystery Word Guessing (Tebak Kata Misteri) namanya.

Saya undang seorang siswa relawan untuk duduk di kursi di depan kelas, kami menyebutnya Hot Seat (Kursi Panas). Dia harus menebak sebuah kata yang ditempelkan di papan tulis.

Teman-teman sekelasnya yang bisa melihat kata itu diperbolehkan memberikan bantuan penjelasan dalam bahasa Inggris selama tidak langsung menyebut kata tersebut.  Setiap orang tahu tugasnya dan terlibat membantu mencapai tujuan yang dimaksudkan.

Kemudian kami memasuki kegiatan utama, saya mengajak siswa bermain peran dengan konteks  tema imajinatif. Tantangan Bertahan di Pulau Terpencil (Survival Island Challenge) judulnya.  

Setelah membagi kelas menjadi 2 kelompok besar, saya berikan kata pengantar singkat, bayangkan kalian terdampar di sebuah pulau terpencil, karena kapal yang kalian naiki kecelakaan.

Persediaan terbatas dan kalian harus bekerja sama untuk bisa bertahan hidup sampai bantuan keselamatan datang.  (“Imagine you and your group are stranded on a deserted island after a shipwreck. You have limited supplies and must work together to survive until rescue arrives. You must decide on five essential items to keep from the shipwreck and explain why.”)

Saya meminta tiap kelompok mendiskusikan dan memilih 5 benda untuk dibawa dari kapal yang terdampar sebagai alat bantu bertahan hidup di pulau terpencil. Mereka harus memberikan argumen  mengapa benda tersebut lebih penting dari lainnya .

Siswa  menggunakan kosakata yang telah dikenalkan dan pola kalimat yang diberikan. Anggota kelompok mempertahankan pendapatnya harus bawa barang apa dan mengapa. Diskusi berjalan hangat, semua terlibat dan antusias.

Selanjutnya setelah negosiasi kelompok selesai, perwakilan akan mempresentasikannya di depan kelas. Kelompok lain bisa menyanggah dan bertanya apabila pilihan ada yang tidak sama dengan keputusan kelompok mereka.

Jadi menurut saya, apa yang dimaksud dengan deep learning adalah memastikan setiap siswa Anda belajar dan terlibat dalam proses, to ensure how deep the students learn.

Anda sebagai guru harus berhasil memfasilitasi mereka untuk terlibat dan antusias dengan pemilihan metode dan materi yang tepat. Dengan begitu mindful, Meaningful and Joyful otomatis tercipta sebagai vibes atau atmosfer dari proses pembelajaran.

Pembelajaran bahasa Inggris bukan lagi sekadar hafalan kosa kata dan rumus tata bahasa, melainkan membuat siswa memahami, merasakan, dan menerapkan bahasa tersebut dalam konteks yang tersedia, terutama dalam kehidupan nyata. (*)

Editor Ichwan Arif.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *