Siswa Smamio Jadi Petani, Peternak hingga Guru TK di Acara Suju

Suju
Suju
Siswa belajar soft skill dalam kegiatan Spiritual Journey yang digagas oleh Smamio.

Selawe.com – Menjadi bagian dari orang tua asuh adalah tujuan utama dari kegiatan Spiritual Journey (Suju). Kegiatan yang digagas oleh SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik ini adalah kegiatan tahunan.

Suju sukses membuat siswa dan siswi Smamio menjadi pribadi yang lebih peka dan perhatian dengan lingkungan sekitar. Menjadi pribadi yang rendah diri, tidak sombong, saling tolong menolong, dan siap membantu sesama.

Semua itu tergambar dari kegiatan kegiatan yang dilakukan selama kegiatan Suju berlangsung. Kegiatan yang dimulai dari hari Senin (17/02/2025) hingga Sabtu (22/02/2025) diikuti oleh siswa siswi kelas XI kurang lebih selama sepekan.  

“Awalnya takut dan kepikiran akan gimana ya selama suju. Tapi ternyata begitu sampai yang dirasakan ya happy, bisa tahu banyak hal baru dan bertemu orang tua asuh,” ungkap Faizzah Ahmad kelas XI 1.

Siswa belajar soft skill dalam kegiatan Spiritual Journey yang digagas oleh Smamio.

Siswa belajar menjadi petani, peternak hingga guru TK. Mereka mengikuti kegiatan orang tua asuh saat mengajar. Mereka juga belajar bagaimana pembelajaran dan memahami tumbuh kembang anak.

Hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Di moment yang berbeda, ada juga siswa yang menjadi petani. Mereka mengikuti orang tua asuh pergi ke sawah dan diajari bagaimana cara “mengarit” serta hal-hal yang tidak dipelajari selama di bangku sekolah.

Tidak hanya itu, beberapa siswa juga mendapat orang tua asuh yang bekerja sebagai peternak. Siswa diminta untuk memberi makan sapi, kambing, domba, ayam hingga itik. Pagi dan sore berangkat ke kandang untuk memberi makan.

Ada juga kegiatan panen bawang. Siswa ikut ke waduk membantu orang tua asuh. Itu merupakan kegiatan yang juga dilakukan sebagian siswa bersama orang tua asuh.

Pembekalan Soft Skill

Siswa Smamio dibekali orang tua asuh dengan soft skill kehidupan sehari-hari seperti menyapu, mencuci pakaian, mencuci piring, setrika, menjemur pakaian hingga memasak.

Mereka melakukan aktivitas bermasyarakat seperti mengajar TPQ, menjadi guru anak anak TK, membantu mengecat rumah, membantu mengantar dan menjemput anak dari orang tua asuh ke sekolah atau mengaji. Kegiatan sehari hari yang syarat akan makna hidup.

Semua kegiatan itu secara tidak langsung mengasah kemampuan siswa siswi dalam bermasyarakat dan juga kemampuan untuk hidup mandiri.

“Seru bisa bertemu orang tua asuh, ikut semua kegiatannya, berangkat ke kandang kasih makan sapi, kambing, itik. Pokoknya pengalaman tidak terlupakan,” tutur Dini siswi kelas XI 6.

“Interaksi antara orang tua asuh dengan siswa Smamio ini dapat terjalin baik sehingga tumbuh rasa kasih sayang antara anak dan orang tua asuh selayaknya anak dan orang tua kandung. Saling memberikan tanggung jawab, kepedulian, sehingga saat berpisah masih ada silaturahmi,” katanya.

Waka Ismuba Smamio Hudzaifah berharap siswa dapat mengambil fitrah atau pengalaman yang berharga. Dapat mengambil nilai nilai positif dan bisa menjadi bekal untuk kehidupan selanjutnya.

Dengan demikian, jelasnya, tujuan Suju untuk menambah kemampuan keagamaan dengan terjun langsung dan mengikuti kegiatan keagamaan bersama masyarakat, menjadi wadah pengkaderan dan menumbuhkan jiwa sosial, menciptakan ketangguhan pribadi diri dan pembelajaran secara kontekstual mengenai kebudayaan dan nilai serta norma dalam masyarakat bisa terwujud dan menjadi bekal untuk siswa dikemudian hari saat mereka benar benar terjun menjadi masyarakat. (*)

Penulis Yuniarti Alita SP. Editor Ichwan Arif.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *