Berkenalan dengan si Kecil Alveolus

Jamilah
Jamilah
Jamilah, S.Si., M.Pd.

Setelah 30 menit anak-anak mengamati perbedaan antara kedua cawan petri dan diminta untuk mendiskusikan, menyimpulkan dan mempresentasikan percobaan yang sudah mereka lakukan.

Penulis Jamilah, S.Si., M.Pd. Wakil Kepala SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik bidang Kurikulum

Selawe.com – Istilah Pembelajaran mendalam/deep learning mulai marak terdengar di penghujung tahun 2024 ini.  Dari beberapa seminar dan diskusi yang pernah saya ikuti dapat saya simpulkan bahwa deep learning bukan kurikulum baru yang akan menggantikan Kurikulum Merdeka Belajar.

Deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang dengannya diharapkan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan lebih menyenangkan, bermakna, dan berkesadaran.

Beberapa saat yang lalu saya mencoba menerapkan pendekatan ini untuk mengajar pada bab Sistem Respirasi atau Sistem Pernapasan.

Percobaan yang umum dilakukan pada sistem pernapasan adalah membuat model paru-paru dengan botol bekas, balon, sedotan dan plastisin untuk menganalogikan proses inspirasi dan ekspirasi.

Tetapi kali ini kami mencoba untuk membuktikan tentang bagian paru-paru lain yang ukurannya sangat kecil tetapi sangat besar peranannya yaitu alveolus. Struktur ini adalah tempat, di mana oksigen yang kita hirup akan didistribusikan ke seluruh tubuh.

Dalam percobaan ini kami menggunakan sedotan kecil, sedotan besar, dua cawan petri, agar-agar putih dan pewarna makanan. Langkah kerjanya sangat sederhana, diawali dengan memasak agar-agar kemudian meletakkan agar-agar pada kedua cawan petri dengan ketebalan yang sama hingga agar-agar mengeras.

Setelah agar-agar mengeras siswa membuat lubang pada agar-agar dengan sedotan kecil dan sedotan besar.  Tiap 1 lubang yang besar setara dengan 4 lubang kecil.

Langkah selanjutnya adalah mengisi lubang pada agar-agar dengan pewarna makanan dan didiamkan selama 30 menit. Lubang dalam cawan petri adalah analogi alveolus dan pewarna makanan adalah analogi oksigen.

Anak-anak sangat antusias dalam mengikuti percobaan ini. Dari awal Ketika mengetahui alat dan bahan yang digunakan mereka sudah bertanya-tanya makanan apa yang akan mereka buat. Mereka juga senang membuat lubang pada agar-agar.

Ada yang membuat lubang yang mengumpul, ada yang mebuat lubang dengan pola tertentu dan ada juga yang mebuat lubang yang tersebar merata.

Seluruh siswa terlibat aktif dalam percobaan tersebut dan memiliki rasa ingin tahu terhadap hasil akhir percobaan. Ada yang berhipotesis bahwa lubang yang besar yang lebih cocok sebagai model alveolus dan ada juga yang memiliki hipotesis sebaliknya.

Setelah 30 menit anak-anak mengamati perbedaan antara kedua cawan petri dan diminta untuk mendiskusikan, menyimpulkan dan mempresentasikan percobaan yang sudah mereka lakukan.

Anak-anak yang hipotesisnya tepat berbahagia karena jawabannya tepat. Tetapi anak-anak yang hipotesisnya tidak tepat juga tidak berkecil hati karena mereka mendapat contoh kongkret bahwa ukuran alveolus yang kecil dan banyak akan memberikan luas permukaan yang lebih besar sehingga menjadikannya lebih efektif untuk difusi oksigen.  

Pada akhirnya  anak-anak juga lebih mengagumi kesempurnaan ciptaan Allah Swt berupa alveolus yang berukuran kecil dan banyak. (*)

Edutor Ichwan Arif

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *