
Di zaman digital yang serba cepat sekarang ini, peserta didik kita bisa dengan sangat mudah mengakses banyak informasi. Dengan satu klik di gadget mereka, mereka bisa tahu pelajaran apapun yang akan kita ajarkan.
Penulis Khoiro Numsyah, S.Pd., guru bahasa Inggris SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik
Selawe.com – Insanity: doing the same thing over and over again, expecting different result (Albert Einstein). Quote di atas serasa menampar saya sebagai seorang pendidik.
Kita tidak bisa melakukan hal yang sama terus-menerus jika ingin hasil yang berbeda. Jika dikaitkan dengan profesi pendidik, saya menghubungkannya dengan cara mengajar di kelas. Cara mengajar yang biasa kita lakukan kemarin bisa jadi tidak cocok diterapkan hari ini.
Di zaman digital yang serba cepat sekarang ini, peserta didik kita bisa dengan sangat mudah mengakses banyak informasi. Dengan satu klik di gadget mereka, mereka bisa tahu pelajaran apapun yang akan kita ajarkan. Tentu saja pelajaran ini sifatnya masih tekstual dan general.
Nah, di sanalah tugas kita. Menyajikan proses pembelajaran yang joyful supaya menjadi pelajaran yang meaningful. Salah satu pembelajaran joyful yang bisa kita coba adalah pembelajaran berdiferensiasi. Ada tiga macam pendekatan yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk.
Saya pernah mencobanya untuk pengajaran narrative text. Perbedaan kemampuan peserta didik dalam memahami teks menjadi challenge saat mengajarkan teks ini. Saya memilih pendekatan diferensiasi konten dan berkreasi dalam menyediakan konten untuk peserta didik saya.
Pertama-tama saya lakukan asesmen diagnostik awal untuk mengetahui cara belajar peserta didik saya. Apakah mereka termasuk tipe visual, auditori, atau kinestetik. Setelah itu saya sediakan konten pembelajaran narrative text sesuai dengan cara belajar mereka.
Untuk tipe visual, bisa belajar dengan menggunakan gambar atau diagram yang penuh dengan warna. Untuk tipe auditori bisa dengan cara mendengarkan rekaman audio. Sedangkan kinestetik dengan menggunakan game atau role play. Mereka akan bergerak untuk bisa memahami materi.
Cara belajar diferensiasi konten ini bisa membuat peserta didik merasa nyaman dan lebih percaya diri untuk belajar hal baru untuk mereka.
Dari sini, saya belajar bahwa kreativitas memegang kunci utama dalam keberhasilan pengajaran kita. Kembali lagi ke quote di atas. Bahwa adalah hal yang gila kalau kita berharap hasil yang berbeda dengan cara yang masih sama. (*)
Editor Ichwan Arif