
Selawe.com – Sebagian orang mengatakan bahwa berwirausaha itu kemampuan menjawab atau menyediakan kebutuhan konsumen, keinginan-keinginan apa saja yang diharapkan dan dibutuhkan oleh konsumen, pengusaha menyediakannya.
Ternyata sense of business itu sederhana. Beberapa hal tanpa disadari sebelumnya dapat dijadikan acuan sebelum menentukan usaha apa yang akan ditatakelola dan jalankan, sederhananya begini,
Nafsu Laki-laki
Mendengar kata nafsu, yang terbesit dalam pikiran hanya hal-hal yang sifatnya negatif, meski masih banyak nafsu yang impact-nya menghasilkan sesuatu yang positif, seperti nafsu belajar dan nafsu makan misalnya.
Kali ini penulis akan sajikan tentang nafsu lelaki yang berpeluang menjadi lahan bisnis. Hal mudah untuk dijadikan sebagai komoditas usaha yang menghasilkan keuntungan sangat besar, apalagi kalau bukan yang terkait dengan sisi maskulin lelaki.
Motor atau mobil sebagai tunggangan sehingga nampak kemaskulinan para pria. Serta kesenangan lainnya yang mampu memicu adrenalin lelaki.
Tak terkecuali, maaf, terkait dengan seksualitas perempuan baik dalam bentuk visual, tulisan maupun fisik yang dapat dikonsumsi kaum adam.
Contoh produk dan bisnisnya serta aksesnya sangat banyak dan jika Anda berkeinginan untuk terjun dibidang ini. Coba cari di mesin pencari di internet.
Keinginan Perempuan untuk Tampil Cantik
Perempuan adalah makhluk yang indah, segala yang ada di dalam jiwa dan raganya adalah keindahan. Oleh karenanya Allah mewajibkan perempuan untuk menutup aurat terhadap yang bukan muhrim.
Selayaknya perempuan pasti ingin tampil sesempurna mungkin disetiap kesempatan, baginya penampilan hal yang utama.
Fakta yang demikian ditunjang kemudahan akses media sosial yang masif akhir-akhir ini, ditangkap kaum kapitalis dan menjadikannya sebagai obyek bisnis.
Sak pengadek, seluruh fisik dan psikis perempuan dapat dijadikan komoditas penjualan untuk pemenuhan kebutuhan kecantikan lahir maupun batin, termasuk di dalamya gaya hidup.
Dari produk-produk kecantikan seperti produk skincare dan teman-temannya, pakaian, gadget, motor dan mobil bernuansa perempuan misal motor scoopy dan mobil matic, tak ketinggalan parfum serta masih banyak lagi produk-produk yang memanjakan kaum hawa.
Baca juga: Senandika, Solusi Kreatif Generasi Galau
Kesehatan Orang yang Sudah Sakit atau Lansia
Segala cara akan dilakukan oleh pasien untuk kesembuhan dari sakitnya dan para lansia untuk menjaga kesehatan agar tetap fit meski usia sudah tidak muda lagi.
Dari produk jamu/herbal hingga obat kimia, pengobatan alternatif, peralatan kesehatan bagi pasien hingga fasilitas rumah sakit/klinik/balai pengobatan, komunitas senam sehat lansia bahkan yang disebut banyak orang sebagai orang pintar pun dilibatkan dalam bisnis ini.
Memang benar mencegah lebih baik daripada mengobati, terkadang kita lalai dalam menjaga kesehatan hingga lebih mengutamakan pekerjaan.
Bukan sehat yang mahal melainkan sakitlah yang akan membuat banyak cadangan keuangan akan terkuras habis.
Pendidikan Anak
Semua orang tua tentu akan melakukan apa saja demi memenuhi kebutuhan akan masa depan anak. Kebutuhan sandang, pangan dan papan serta pendidikan yang layak.
Pendidikan presekolah, di mana anak-anak yang masih berusia belia kisaran tiga tahun telah di sekolahkan di sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
PAUD selain sebagai sarana pembelajaran sejak dini juga sebagai tempat penitipan anak di kala orang tua mereka bekerja, lebih-lebih jika mereka berasal dari keluarga perantau.
Mereka yang cerdik dan mempunyai sense of business menyediakan daycare untuk solusinya. Di tingkatan pendidikan selanjutnya, yaitu Taman Kanak-kanak, para orang tua tak segan mengeluarkan puluhan hingga ratusan juta untuk uang pangkal dan SPP demi memasukkan anaknya agar dapat bersekolah di TK favorit dan berkualitas serta berlatar belakang pendidikan agama.
Kata sebagian dari orang tua berpendapat, dengan mengeluarkan biaya yang tidak murah di sekolah favorit berbasis agama, setidaknya menjawab ketidakmampuan mereka dalam memberikan pendidikan dini tentang akademik dan ilmu agama di sela-sela kedua orangtua yang sibuk bekerja.
Hal ini terus berlanjut hingga ke jenjang pendidikan selanjutnya, SD, SMP, SMA sampai dengan jenjang perguruan tinggi.
Tak terkecuali dengan menjamurnya lembaga-lembaga kursus bahasa asing, bimbingan belajar di semua jenjang bahkan saat anak-anak memasuki dunia kerja seperti CPNS maupun sekolah kedinasan.
Marilah belajar untuk tanggap tentang apa saja yang bakal menjadi kebutuhan konsumen namun belum tersedia disekitar kita.
Sense of business itu sederhana. (*)
Penulis Nanang Bagus Setiawan. Editor Ichwan Arif.