Liputan

Ustaz Naruto Menguak Tiga Wujud Rezeki yang Jadi Kunci Surga

15
×

Ustaz Naruto Menguak Tiga Wujud Rezeki yang Jadi Kunci Surga

Sebarkan artikel ini
Influencer Nasional Ustaz Naruto buka makna rezeki tak sebatas uang. Kesehatan, waktu luang, dan iman adalah nikmat tersembunyi yang mengantar ke surga.
Influencer Nasional Ustaz Naruto buka makna rezeki tak sebatas uang.

Selawe.com — Halaqoh Ummah kembali hadir dengan mengangkat tema menarik, “Memahami Rezeki dalam Islam: Jangan Gagal Faham.” Kajian ini diisi oleh Influencer Nasional, Muhammad Marzuki Imron, S.T., yang lebih akrab disapa Ustaz Naruto. Acara yang berlangsung pada 30 September 2025 itu berlokasi di Aula SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik dan disambut antusias.

Ustaz Naruto, yang lahir di Surabaya pada 15 April 1983 dan tinggal di Perumahan Gading Fajar, Sidoarjo, merupakan alumni Teknik Mesin ITS Surabaya. Sosok yang terkenal dengan humor dan ceramah yang membumi ini memiliki rekam jejak mentereng. Dia pernah menjadi narasumber di SBO TV, mengisi segmen mutiara hati di Jawa Pos TV, mengasuh program Lentera Fajar GTV, dan tampil di acara nasional seperti Hitam Putih Trans TV serta Kick Andy Metro TV. Hingga kini, Ustaz Naruto aktif mengisi berbagai kajian rutin di komunitas, masjid, sekolah, dan beberapa radio, termasuk Suara Muslim dan Suara Surabaya.

Pria yang dikenal dengan panggilan Ustaz Naruto itu menegaskan, rezeki ternyata tidak melulu tentang uang. Kesehatan adalah salah satu bentuk rezeki yang sering terabaikan. Rasulullah SAW bahkan pernah bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Artinya, “Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.”

Ustaz Naruto menguraikan mengapa kesehatan menjadi nikmat yang begitu luar biasa. “Saya beri contoh. Tadi pagi Anda masih bisa minum teh hangat? Ngopi di sini? Pakai gula? Berarti Anda tidak terkena diabetes. Itu nikmat,” tanyanya kepada jemaah ibu-ibu wali siswa Mugeb Primary School yang serentak menjawab bisa. “Tadi malam atau nanti malam masih bisa makan bebek? Berarti Anda tidak seperti saya, tidak terkena kolesterol. Masih bisa makan pecel? Berarti Anda tidak terkena asam urat. Masih bisa makan nasi putih? Berarti Anda tidak seperti saya, tidak terkena trigliserida tinggi,” lanjutnya. Ustaz Naruto berbagi pengalamannya bahwa ia memiliki kadar trigliserida hingga 250, yang membuatnya sering merasakan kesemutan saat mengendarai motor.

Meneladani Rasulullah: Kaya dan Bugar

Rasulullah SAW adalah uswatun hasanah, teladan terbaik, yang Allah SWT desain agar dapat dicontoh oleh umatnya. Nabi Muhammad didesain pernah mengalami masa kaya dan pernah pula merasakan miskin.

Ketika menikahi Siti Khadijah, ada yang menyebutkan mahar beliau senilai 40 unta, yang jika diestimasi mencapai Rp800 juta. Hal ini menjadikan Rasulullah contoh orang kaya yang saleh. Namun, Nabi Muhammad juga pernah mengalami masa miskin. Peristiwa itu terjadi saat beliau hijrah ke Madinah, di mana beliau tidak membawa bekal apa pun. Saat kembali ke rumah, beliau pernah bertanya kepada istrinya, “Wahai istriku, adakah makanan?”

Ketika istrinya menjawab tidak ada, beliau berkata, “Ya sudah, saya akan berpuasa.” Menurut Ustad Naruto, kejadian ini menunjukkan bahwa puasa yang dilakukan Nabi, dalam beberapa waktu, bukan karena keinginan, melainkan karena ketiadaan makanan.

Ia menegaskan, umat Islam bisa meneladani Kanjeng Nabi dalam hal olahraga. Katanya, “Rasulullah sangat menyukai olahraga. Beliau sering lari bersama Aisyah, dan riwayat mencatat beliau pernah berlomba lari dengan Aisyah. Ketika Rasulullah masih relatif muda (sekitar 40-an tahun), beliau sempat kalah dalam lomba tersebut.”

“Selain lari, beliau juga mahir memanah dan menunggang kuda. Bahkan, Rasulullah pernah memenangkan lomba tinju melawan petinju nomor satu di Arab pada saat itu. “Karena beliau senang berolahraga, Anda tidak akan pernah menemukan riwayat Kanjeng Nabi kerokan, tidak ada,” ujarnya.

Karena gemar berolahraga, Rasulullah tetap sehat dan bugar. Pada usia 60 tahun, beliau masih memimpin perang. Rasulullah hanya tercatat sakit sebanyak dua kali: pertama, ketika diracun dan terkena sihir, yang akhirnya menurunkan surah An-Nas dan Al-Falaq setelah beliau meminum air dari sumur tertentu; dan yang kedua, sebelum beliau wafat.

“Karena itu, pastikan ketika Anda sehat, sering-sering mengucapkan alhamdulillah,” pesan Ustaz Naruto.

Ia menambahkan bahwa beberapa ulama menganjurkan untuk sering membaca surah Ar-Rahman karena dapat melembutkan hati dan meluaskan rezeki. Bagi yang memiliki anak yang akan menikah, atau adik yang belum menikah, Ustaz Naruto menyarankan agar mereka banyak membaca surah Ar-Rahman, terutama setelah salat Subuh, karena diyakini dapat membuka pintu jodoh.

“Supaya Anda tetap makan enak, Allah menjaga gigi Anda, menjaga lidah Anda, menjaga bibir Anda supaya tetap sehat. Bibir sehat, gigi sehat, lidah sehat, tetapi menelan sakit? Makanan enak jadi tidak enak,” tutupnya soal rezeki sehat.

 

Iman dan Anak Saleh: Tiket ke Surga

Rezeki lain yang nilainya mahal adalah waktu luang. Waktu luang dianggap penting dan mahal karena tanpanya, suami istri rentan mengalami miskomunikasi dan pertengkaran. “Laki-laki menggunakan bahasa langsung, perempuannya kias,” jelas Ustaz Naruto. Ia mencontohkan, ketika diajak ke mal dan istri berkata, “Yah, baju itu bagus,” suami hanya mengiyakan, padahal maksud sang istri adalah minta dibelikan. Oleh sebab itu, perintah Nabi kepada para suami adalah sabar, sedangkan perintah kepada perempuan adalah taat kepada suami.

Selain kesehatan dan waktu luang, ada pula rezeki iman. “Selama Anda punya iman, laa ilaaha illallah, Anda sudah dapat dipastikan masuk surga,” ucap Ustaz Naruto. Hal ini merujuk pada sabda Nabi, “Barang siapa yang sebelum kematiannya mengucapkan laa ilaaha illallah, pasti masuk surga.”

Namun, Ustaz Naruto mengingatkan, menjaga iman saat ini terasa sulit. Ia berbagi kisah temannya yang memiliki bacaan Al-Quran yang bagus, tetapi murtad (keluar dari Islam) karena alasan ekonomi. Kisah lain, ada teman yang awalnya non-muslim kemudian masuk Islam. Orang tuanya menentang keras hingga menyiksa, menarik jilbab, dan seluruh alat salatnya. “Anda tahu dia salatnya di mana? Kamar mandi. Karena kalau dia salat di kamar dilarang sama bapak ibunya. Anda, kan, salatnya dengan nyaman. Maka, Anda memiliki nikmat iman itu,” katanya, menggugah kesadaran hadirin.

Seseorang baru akan menyadari kerugian besar ketika tidak memiliki anak saleh saat sudah meninggal. Ustaz Naruto menganalogikannya: Ibu-ibu yang tidak punya uang tetapi butuh uang, akan berutang. “Kalau Anda di alam kubur, tetapi tidak punya pahala? Butuh pahala. Yang bisa Anda lakukan adalah mengharap pahala dari anak saleh. ‘Ya Allah, anak saya salat, lho.’ Itu tiket surga Anda sudah banyak,” tegasnya.

Ustaz Naruto menutup dengan kritik mengenai salah prioritas dalam masyarakat. Banyak orang menganggap mengaji sebagai sesuatu yang bisa dinomorduakan. “Saya kasih contoh. Hari Minggu malam Seninnya ulangan. Apa kata orang tua? ‘Libur mengajinya, besok ulangan.’ Seakan-akan mengaji itu mengganggu ulangan,” pungkasnya.

Di akhir sesi kajian, setelah tanya-jawab, panitia memberikan apresiasi kecil untuk Bunda yang datang pertama kali, yaitu Bunda dari Bimo Arsenio Raditya, siswa kelas 4 Camel. (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah