Tiga Bekal Sambut Bulan Ramadhan

Moh. Imron Rosyadi menyampaikan 3 Bekal Sambut Bulan Ramadhan di Kajian Ayah. (Novita Zahiroh)

Selawe.com – Sambut Ramadhan, Mugeb School adakan Kajian Ayah bertema ‘Bekal Terbaik Menyambut Ramadhan’. Kegiatan rutin ini bertempat di Cafe Taman 78 Gresik, Jawa Timur, Sabtu (24/02/2025).

Moh. Imron Rosyadi sebagai narasumber, mengawali materinya dengan bertanya, “Ayah, apakah pernah melakukan perjalanan ke Batu bersama keluarga?” Kompak peserta kajian pagi itu menjawab pernah.

Dia pun menjelaskan, dalam perjalanan ke Kota Batu yang dekat saja perlu persiapan. Apalagi perjalanan menuju Allah di bulan Ramadhan. “Pastinya kita membutuhkan sebuah bekal!” tegasnya.

Kata Ustadz Imron, sapaan akrabnya, memasuki bulan Ramadhan ini banyak berkah yang didapat. “Berkah adalah nilai tambah kebaikan, jadi semua yang berkah akan semakin bertambah baik,” jelasnya.

“Ramadhan bulan yang penuh berkah. Selain itu, kita diwajibkan berpuasa. Lebih kerennya, pintu surga dibuka lebar-lebar sedangkan pintu neraka ditutup rapat. Setan dibelenggu serapat-rapatnya,” terangnya.

Kemudian, Ustadz yang terkenal sebagai motivator Islami itu mengajak peserta memanfaatkan waktu bulan suci Ramadhan untuk meningkatkan potensi dalam beribadah.

Alhasil, dalam “Kajian Ayah” ini, Ustadz Imron Rosyadi memberikan tiga bekal yang harus mereka siapkan dalam menyambut bulan yang penuh berkah. Di antaranya bekal ruhani, ilmu, dan ekonomi atau harta.

Para wali siswa Mugeb School fokus menyimak kajian Ustadz Imron. (Novita Zahiroh)

Bekal Ruhani

Pertama, bekal ruhani. “Jika kita tidak suka datangnya bulan Ramadhan, maka menjadi masalah pada rohani yang ada di dalam diri kita,” terangnya.

“Generasi zaman dahulu, enam bulan sebelum Ramadhan, sudah berdoa untuk dipertemukan pada bulan suci, sedangkan sekarang berdoa hanya saat bulan Rajab,” terang dia.

Untuk menyembuhkan ruhani saat ini, katanya, ada dua hal yang perlu mereka perbaiki. Yakni dengan cara bertaubat.

Selanjutnya, dia mengumpamakan kendaraan yang penuh bobotnya dengan kendaraan yang tidak ada isinya. Pasti melajunya lebih cepat yang tidak ada isinya.

“Dari situ kita mengibaratkan dosa. Dalam al-Quran, dosa itu adalah beban. Agar di bulan Ramadhan ini lebih enteng, maka beban kita kurangi dengan cara bertaubat,” ungkapnya.

Bertaubat, katanya lebih lanjut, dengan memperbanyak membaca istighfar. Istighfar sangat istimewa, bisa mendapatkan pengampunan dari Allah. Fadilahnya juga bisa mengabulkan hajat dan bisa mendapatkan solusi dari segala masalah.

“Mari kita gunakan waktu satu minggu ini untuk membaca istighfar,” ajaknya pada para wali siswa Mugeb School yang hadir.

Adapun menyembuhkan ruhani yang kedua dengan cara banyak melakukan pembiasan amalan-amalan baik.

MC Ustadz Raden Panji Hartono (duduk) mendampingi Ustadz Imron. (Novita Zahiroh)

Bekal Ilmu

Kedua, bekal ilmu. Semua ibadah harus sesuai ilmunya. “Ibadah itu rukunnya dua yaitu ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah,” tuturnya.

Dia menambahkan, Ramadhan itu juga ada ilmunya. Amalan utama Ramadhan adalah puasa. “Maka kita harus tahu apa syarat, hal membatalkan, dan yang menghilangkan pahala puasa itu,” ungkapnya.

Ia pun menerangkan lima hal yang menghancurkan puasa. “Yaitu ghibah, adu domba, berkata bohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu,” tutur dia.

Ustadz Imron kemudian mengingatkan, “Setelah berdoa buka puasa, jangan langsung makan, tapi selipkan doa. Karena doa di waktu itu mustajab.”

Lalu, dia menuturkan, lailatul qodar yaitu kegiatan baik yang dilakukan pada malam hari di bulan Ramadhan. “Jika malam itu pas waktu lailatur qodar, maka kebaikan itu setara dengan kebaikan 83 tahun,” terangnya.

Bekal Harta

Bekal yang terakhir yaitu harta atau ekonomi. Ia menegaskan, Ramadhan tidak bisa dipisahkan dengan shodaqoh.

“Shodaqoh yang utama yaitu shodaqoh di bulan Ramadhan. Mari kita biasakan anak-anak kita untuk bershodaqoh,” kata dia.

Ia pun menyebutkan banyak manfaat shodaqoh. “Untuk mempererat tali persaudaran, sarana penghilang balak, dan memperlancar rezeki,” urainya.

Kegiatan Kajian Ayah ditutup dengan sesi tanya jawab. Para ayah antusias menyampaikan pertanyaan. (*)

Penulis Novita Zahiroh Editor Sayyidah Nuriyah

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *