
Tagar.co — Seluruh tenaga pendidik SD Muhammadiyah 1 GKB (Mugeb Primary School) berkumpul di Averroes Hall untuk mengikuti agenda In House Training (IHT) bertajuk “Guru Adaptif di Era Digital”. Sementara murid liburan semester, para guru menimba ilmu.
Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 22 Desember 2025 ini, bertujuan memperkuat kompetensi guru dalam menjawab tantangan zaman yang kian dinamis. Fokus utama pertemuan ini tertuju pada sesi pelatihan khusus bertajuk “Mempersiapkan Pembelajaran Inovatif Berbasis AI dengan Gemini”.
Melalui program ini, sekolah berupaya membangun literasi kecerdasan artifisial (AI) yang mumpuni di kalangan pengajar. Para guru mengeksplorasi berbagai peluang sekaligus memetakan tantangan integrasi teknologi dalam ruang kelas.
Pihak sekolah membekali para pendidik agar mampu mengoperasikan Gemini dan perangkat AI lainnya secara aman, bijak, dan penuh tanggung jawab. Langkah ini menjadi strategi jitu untuk mentransformasi metode mengajar agar lebih inovatif dan efisien bagi siswa.
Koordinator Bidang IT SD Mugeb, Indra Setiawan, S.Pd., hadir sebagai pemateri utama. Dalam paparannya, Indra menjelaskan, “Artificial Intelligence (AI) merupakan cabang ilmu yang mendidik mesin agar mampu meniru perilaku cerdas manusia.”
Melalui sistem pemrograman komputer yang canggih, lanjutnya, mesin tersebut memiliki kemampuan untuk belajar dari data serta beradaptasi dengan kebutuhan penggunanya.
Seni Digital Prompt
Dalam sesi praktik, Indra memperkenalkan platform Gemini sebagai mitra strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Ia mengajak rekan-rekannya memahami cara kerja kecerdasan artifisial agar teknologi ini benar-benar berfungsi sebagai asisten yang kreatif. Salah satu teknik krusial yang ia bagikan adalah seni menyusun prompt atau instruksi teks saat berinteraksi dengan chatbot.
Indra menekankan, kualitas jawaban AI sangat bergantung pada seberapa jelas instruksi yang guru berikan. “Penyusunan prompt yang baik, detail, dan memiliki konteks yang tepat sangat menentukan hasil respons yang keluar dari sistem,” tegasnya di hadapan para peserta.
Dengan instruksi yang tajam, guru dapat membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi presentasi, hingga ide permainan edukatif hanya dalam hitungan detik.
Antusiasme peserta tampak jelas selama proses simulasi berlangsung. Maya Restu Utami, guru Matematika kelas 3, mengungkapkan kegembiraannya saat mencoba langsung fitur-fitur tersebut. Ia merasa mendapatkan perspektif baru untuk menyajikan materi pelajaran yang biasanya dianggap berat menjadi lebih santai dan mengasyikkan.
Maya melihat potensi besar dalam penggunaan AI untuk merancang aktivitas fisik yang dipadukan dengan konsep materi pelajaran. Saat menemukan ide baru dari simulasi Gemini, ia spontan berseru penuh semangat. “Wah, kalau dibuat permainan tarik tambang kayak gini ya senang anak-anak,” ungkapnya sambil tersenyum lebar.
Pelatihan ini pun berakhir dengan semangat baru para guru untuk membawa kecanggihan teknologi ke dalam kehangatan ruang kelas. (*)
Penulis Kaiisnawati Editor Sayyidah Nuriyah












