Bukan Sekadar Berdiri Biasa

Eka Ayu Pradiska Putri, M.Pd.I.
Eka Ayu Pradiska Putri, M.Pd.I.
Eka Ayu Pradiska Putri, M.Pd.I., guru bahasa Arab SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik

Di setiap momen tersebut guru melihat, ada siswa yang terlihat antusias karena merasa dirinya bisa, dan ada siswa yang merasa pasrah. Siswa yang bisa menjawab kosa kata dari guru boleh duduk, dan siswa belum bisa menjawab tetap berdiri.

Penulis Eka Ayu Pradiska Putri, M.Pd.I., guru bahasa Arab SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik

Selawe.com – Berdiri identik dengan hukuman atau konsekuensi pada siswa jika melanggar atau melakukan kesalahan. Namun khusus pada pembelajaran bahasa Arab kata-kata berdiri dalam bahasa Arab guru menyebutnya “Qiyaman” ditunggu-tunggu oleh siswa kelas IX.

Pembelajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik terjadi satu kali dalam sepekan. Pembelajaran ini dilaksanakan di kelas VII-IX.

Khusus kelas IX, guru mempunyai strategi tersendiri agar pembelajaran tersebut menarik atau diminati siswanya. Karena pada materi pembelajaran kelas ini, butuh banyak konsentrasi sehingga siswa dapat menangkap materi dengan cepat.

Pada pembelajaran bahasa Arab, guru memberikan arti kosa kata dengan menerjemahkan setiap kosa kata yang dianggap sulit oleh siswa. Misal المِهْنَةُ artinya profesi.

Kemudian siswa menuliskan makna kata tersebut di bukunya agar siswa tetap ingat jika dipelajari lagi di rumah.

Namun tidak semua siswa menulis di buku seperti yang diharapkan guru. Ada alasan bukunya karena tertinggal, lupa, dipinjam, dan lain sebagainya yang sehingga siswa tersebut tidak dapat utuh menulis makna kosa kata yang sulit dalam pembelajaran bahasa Arab.

Di setiap pertemuan, guru masuk kelas dan memulai dengan stimulus “إِذَا كُنْتُ عَرَبِيَّةُ وَأَنْتُمْ إِنْدُوْنِيْسِيَّةً أَوْ إِنْجِلِيْزِيَّةً” yang artinya jika saya bahasa Arab kalian jawab dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Pada momen itu siswa menjawab apa yang mereka tahu, dan bagi siswa yang belum paham akan terdiam adan bingung akan ingin menjawab.

Setelah memberi stimulus tersebut, guru memerikan waktu 10 menit kepada siswa untuk mengingat dan menghafal makna dalam materi tersebut. 10 menit berlalu, guru memberikan instrusi “قِيَامًا” yang artinya berdiri.

Di setiap momen tersebut guru melihat, ada siswa yang terlihat antusias karena merasa dirinya bisa, dan ada siswa yang merasa pasrah. Siswa yang bisa menjawab kosa kata dari guru boleh duduk, dan siswa belum bisa menjawab tetap berdiri.

Di setiap pembelajaran, momen tersebut terjadi. Siswa yang merasa belum menulis kosa kata, memaksakan dirinya untuk menulis dan menghafal kosa kata tersebut agar nantinya siswa tidak berdiri di pembelajaran hari itu.

Pada suatu ketika, guru masuk tanpa momen tersebut dan siswa bertanya, “Ustadzah, kita tidak ada Qiyaman (berdiri)?” Guru tersenyum dan menjawab, “Khusus hari ini kita istirahat duduk tanpa berdiri,” ujarnya. Kemudian seketika ekspresi siswa “Lhooooo…. .”

Dalam strategi ini, siswa merasa terdorong dirinya untuk menghafal dan secara tidak langsung menghafal dan menyukai pembelajaran bahasa Arab. (*)

Editor Ichwan Arif

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *