Ruang Opini

IPM dan Kebingungan Identitas

96
×

IPM dan Kebingungan Identitas

Sebarkan artikel ini
IPM dan kebingungan Identitas
IPM dan Kebingungan Identitas

Remaja adalah proses mencari jati diri dan mencoba menemukan identitas mereka sendiri, termasuk peran dan posisi mereka dalam masyarakat. Maka sangat penting bagi remaja di usia ini untuk memilih lingkungan yang tepat untuk menemani mereka bertumbuh menemukan identitas terbaik versi mereka

Oleh Khinanjar Widiartama, S.Pd., Waka Kesiswaan SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik

Selawe.com – Kepemimpinan siswa bukan hanya tentang memimpin teman-teman, tapi juga tentang memimpin diri sendiri menuju kesuksesan dan kebaikan.

Kepemimpinan adalah tentang membuat keputusan yang tepat, mengambil risiko yang bijak, dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) adalah salah satu sarana melatih kepemimpinan di sekolah-sekolah Muhammadiyah.

Tak terkecuali di SMA Muhammadiyah 10 (Smmaio) GKB Gresik. IPM merupakah wadah penting dalam melatih leadership siswa. Seperti yang umum diketahui masa SMA adalah masa pencarian jati diri.

Menurut teori Erikson, masa remaja (sekitar usia 12-18 tahun, yang umumnya mencakup masa SMA) adalah tahap kelima dari delapan tahap perkembangan psikososial, yaitu “Identitas vs. Kebingungan Identitas” (Identity vs. Role Confusion).

Pada tahap ini, remaja mencari jati diri dan mencoba menemukan identitas mereka sendiri, termasuk peran dan posisi mereka dalam masyarakat. Maka sangat penting bagi remaja di usia ini untuk memilih lingkungan yang tepat untuk menemani mereka bertumbuh menemukan identitas terbaik versi mereka.

Ikatan Pelajar Muhamamdiyah memberikan ruang yang cukup luas bagi remaja usia SMA untuk bertumbuh mengambangkan potensi kepemimpinan mereka. IPM di Smamio mengambil banyak peran dan kegiatan.

Mereka berperan dalam mengelola berbagai macam kegiatan siswa. Mereka juga menjadi mitra strategis guru dalam berbagai kegiatan sekolah. Melalui kegiatan IPM siswa Smamio belajar mengambil keputusan ketika mereka memimpin sebuah event.

Mereka belajar mengelola tim untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Mereka juga belajar untuk berani mengambil risiko melalui pengambilan keputusan-keputusan dalam sebuah kegiatan yang berdampak kepada teman-temannya, seperti pengambilan keputusan mengenai lomba-lomba siswa dalam event perayaan kemerdekaan atau sejenisnya.

Melalui berbagai macam kegiatan di dalam IPM tersebut siswa diharapkan dapat termotivasi dan menularkan motivasinya untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam organisasi IPM.

Jadi, berkegiatan di IPM adalah tempat yang tepat untuk siswa Smamio melatih kepemimpinan. Karena melalui IPM ini mereka dapat berlatih untuk membuat keputusan yang tepat, mengambil risiko yang bijak, dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. (*)

Editor Ichwan Arif.