
Orang-orang yang saat di dunia istiqamah membaca Al-Quran, maka ia akan dinaungi awan yang menyejukkan dan keteduhan sebagai kenikmatan yang diberikan Alllah Swt.
Penulis Halimah, S.Pd.I., guru Al-Quran SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik
Selawe.com – Perkembangan zaman yang signifikan dengan pengaruh kecanggihan teknologi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap generasi saat ini. Diawali dengan masa pandemi yang mana manusia dihadapkan pada permasalahan yang cukup pelik.
Di satu sisi hidup harus terus berlangsung sesuai berjalannya waktu yang terus melaju sedangkan di sisi lain manusia dipaksa untuk diam dengan menghentikan aktivitas yang berhubungan langsung dengan manusia yang lain demi menyelamatkan diri dari ganasnya virus covid nine teen yang tingkat penularannya lewat udara atau percakapan secara langsung dengan manusia yang positif mengidap covid nine teen maupun lewat pertukaran barang yang pernah tersentuh oleh pengidapnya.
Dengan keadaan yang demikian, akhirnya pembelajaran ditetapkan lewat jalur online dengan sistem zoom dan virtual class. Berbagai Upaya orang tua memfasilitasi anak-anaknya dengan handphone dengan harapan anak-anaknya bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.
Hal ini terus berjalan sampai saat ini yang pada akhirnya alat yang bernama handphone sudah menjadi kebutuhan primer bagi setiap siswa.
Tidak semua siswa dapat menggunakan handphone dengan bijak, mereka banyak tertarik dengan tayangan yang tidak mendidik dan dijadikan sebagai pelampiasan kejenuhan saat mereka tidak ada pengawasan.
Mulanya orang tua merasa terbantu karena anak mereka cenderung berada di rumah dan tidak banyak tingkah, akan tetapi perubahan perilaku yang menunjukkan semakin menjauhnya mereka dari pengetahuan agama dan merenggangkan kedekatan bersama keluarga membuat orang tua dan guru harus cari cara bagaimana mengembalikan siswa sesuai dengan kodratnya.
Ketergantungan siswa pada handphone mengurangi minat baca Al-Quran, karena dianggap sebagai hal yang kuno dan sok agamis. Mereka beranggapan jika meningkatkan amal ibadah seperti mempelajari Al-Quran maka dia akan kehilangan teman-temannya dan pasti di-bully dengan ejekan-ejekan yang cukup pedas.
Sebagai seorang guru harus bisa membaca keadaan yang dialami siswa dan harus dicarikan Solusi. Tidak bisa secara langsung menghentikan siswa untuk berinteraksi dengan handphone, tetapi bisa memanfaatkan gadget untuk pembelajaran yang menyenangkan.
Di sini harapannya agar siswa dalam menggunakan handphone, maka akan tersalurkan dengan tanpa meninggalkan kewajibannya seorang muslim harus tetap berinteraksi dengan Al-Quran.
Disajikan kisah-kisah fadhilah Al-Quran, kisah-kisah kaum terdahulu yang mendapat azab dari Allah sebagai sebab kedurhakaan mereka terhadap Al-Quran diharapkan bisa menggugah minat siswa untuk mempelajarinya.
Dalam surat Faathir ayat 29 diterangkan bahwasannya orang yang selalu membaca Al-Quran, maka dia telah melakukan perniagaan yang tidak akan merugi. Tanpa modal biaya, tenaga dan waktu yang khusus untuk membaca Al-Quran kita sudah mendapatkan keuntungan yang berlipat berupa kebaikan-kebaikan yang telah dijanjikan oleh Allah Swt.
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَٰرَةً لَّن تَبُورَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS Fathir ayat 29)
Hal ini harus disampaikan kepada siswa dengan penugasan yang menarik dengan membuat beberapa karya tentang pemahaman surat Faathir ayat 29 dengan mencari bahan-bahan karya lewat internet. Dengan kegiatan ini diharapkan siswa dapat memahami makna dan hikmah dari perintah membaca Al-Quran bagi kehidupan.
Dalam satu riwayat menjelaskan bahwa, pada saat manusia dikumpulkan di padang mahsyar, mereka dalam keadaan kepanasan dan kehausan yang teramat sangat. Mereka ditenggelamkan oleh keringatnya sendiri.
Akan tetapi orang-orang yang saat di dunia istiqamah membaca Al-Quran, maka ia akan dinaungi awan yang menyejukkan dan keteduhan sebagai kenikmatan yang diberikan Alllah Swt.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah juga pernah bersabda bahwa saat di surga sudah tidak ada perintah salat, tidak ada perintah infak, tidak ada perintah puasa, akan tetapi masih ada satu perintah yang akan menjadi penentu di level berapa kita akan bertempat tinggal di surga-Nya.
Perintah apakah itu? Perintah membaca Al-Quran. (*)
Editor Ichwan Arif.