
Selawe.com – Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Sabtu (22/3/2025) menjelang Dhuhur, penuh jamaah. Mereka dari kalangan guru dan karyawan empat sekolah di bawah naungan Majelis Dikdasmen dan PNF PCM GKB Gresik. Jamaah hadir dalam Pengajian Ramadan 1446 H, menyimak motivasi yang mereka nantikan.
Setelah serangkaian acara pembukaan, tibalah saatnya Danang Setyo Budi Baskoro, S.Psi., M.Psi., seorang psikolog klinis dari RSJ Menur menyampaikan motivasinya. Dengan gaya yang menarik dan didukung presentasi power point yang jelas terlihat di layar televisi dan proyektor, Danang mengajak jamaah merenungkan makna kebahagiaan di tempat kerja.
Ruangan masjid yang sejuk berkat pendingin udara menciptakan suasana nyaman bagi jamaah untuk menyimak setiap kata yang diucapkan Danang. Ia memulai dengan pertanyaan sederhana, “Waktu di rumah dan di organisasi lebih banyak mana? Waktu Anda melek lebih banyak di sekolah atau di rumah?”
Jawaban serempak dari jamaah, “Di sekolah,” mengawali pembahasan tentang realitas kehidupan para guru.
“Anda bangun jam 4 salat subuh, lalu berangkat sekolah. Pulang jam 4, sampai rumah tidur,” kata Danang. Ia menggambarkan padatnya aktivitas harian para guru.
“Waktu kita relatif sedikit di rumah. Sisanya di tempat kerja. Jadi, kita perlu mempertimbangkan, di tempat kerja ini bahagia atau tidak?” lanjut pendiri Brilian Psikologi ini.
Tiga Tipe Pekerja
Danang kemudian memaparkan tiga tipe orang dalam bekerja. Pertama, bekerja karena kesenangan (pleasure). Tipe ini tidak memiliki makna yang mendalam.
Kedua, bekerja karena panggilan jiwa (passion). Tipe ini memiliki dorongan hati yang kuat dan lebih menikmati pekerjaan, terutama dalam konteks mengajar.
Ketiga, bekerja karena makna yang lebih tinggi (higher meaning purpose). Tipe ini menjadikan pekerjaan sebagai ibadah dan memiliki tujuan yang lebih besar, seperti berkontribusi pada generasi emas bangsa.
“Bagaimana mengartikan pekerjaan kita tidak hanya sekadar untuk mencari uang, membayar kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan harus kita maknai ini untuk generasi emas bangsa, untuk kemajuan bangsa. Kadang kita menyepelekan makna pekerjaan sebagai guru,” ujar Founder Akademi Psikoterapi Indonesia itu.
Makna Profesi Guru
Ia mengingatkan bahwa setiap guru pernah menjadi siswa dan tidak pernah tahu akan jadi apa murid-muridnya kelak. “Ketika menerapkan ilmu yang Anda ajarkan, itu pahala jariyah,” tegasnya.
Danang mengajak jamaah untuk melihat pekerjaan sebagai guru sebagai bagian dari memenuhi tugas sebagai khalifah di muka bumi, yang diawasi oleh Allah SWT. “Jadi, punya makna yang lebih besar daripada sekadar kesenangan dan passion,” pungkasnya.
Motivasi dari Danang Setyo Budi Baskoro ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi para guru dan karyawan untuk menemukan kebahagiaan dan makna yang lebih dalam dalam pekerjaan mereka, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi pendidikan generasi muda. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah. Editor Ichwan Arif