Menulis Itu, Ya Praktik

Menulis
Menulis
Ilustrasi Menulis Itu, Ya Praktik (Selawe.co/Istimewa)

Selawe.com – Banyak penulis terkenal, seperti Virginia Woolf, Ernest Hemingway, dan Toni Morrison, memiliki rutinitas menulis yang ketat.

Membaca biografi mereka dapat memberikan inspirasi dan wawasan tentang bagaimana mereka mengatur waktu dan ruang untuk menulis. Misalnya, Hemingway dikenal dengan kebiasaan menulis di pagi hari sebelum aktivitas lainnya. Cobalah untuk menemukan ritme yang sesuai dengan diri Anda.

Lingkungan memengaruhi proses kreatif. Ciptakan ruang menulis yang nyaman dan bebas gangguan. Beberapa penulis, seperti J.K. Rowling, sering menulis di kafe. Temukan tempat yang membuat Anda merasa nyaman dan terinspirasi. Pastikan semua alat yang Anda butuhkan, seperti laptop atau alat tulis, tersedia di tempat itu.

Komunitas Penulis

Bergabung dengan komunitas penulis, baik secara online maupun offline, dapat memberi Anda dukungan dan motivasi.

Diskusi dan umpan balik dari penulis lain bisa sangat berharga. Anda bisa bergabung dengan forum penulis atau mengikuti workshop menulis. Lingkungan kolaboratif seperti ini membantu meningkatkan semangat dan keterampilan menulis Anda.

Membaca karya sastra yang Anda kagumi juga merupakan cara untuk meningkatkan keterampilan menulis. Amati gaya penulisan, penggunaan bahasa, dan struktur naratif penulis lain.

Cobalah untuk menganalisis dan memahami apa yang membuat karya tersebut menarik. Ini tidak hanya akan meningkatkan pemahaman Anda tentang menulis tetapi juga memberi Anda inspirasi untuk karya Anda sendiri.

Intinya, membaca juga penting untuk memperkaya kosa kata tulisan.

Era Digital

Keterampilan menulis telah menjadi salah satu keterampilan paling penting di era digital. Dalam dunia yang semakin terkoneksi dan tergantung pada teknologi, kemampuan untuk menulis dengan baik dan efektif menjadi kunci untuk sukses dalam berbagai bidang

Menulis dimulai dengan kebiasaan, jika dilanjutkan dengan terus-menerus berlatih, lama-lama akan menjadi terbiasa.  Ketika menulis, jangan banyak memikirkan hal lain. Jangan takut tulisan jelek, nggak berguna, belepotan sana sini, atau hal-hal yang menyudutkan karya tulis sendiri.

Maka rumus terbaik, termashur dalam teori menulis adalah praktik. Tanpa praktik, menulis itu hanya sekadar mimpi di siang bolong. Ketika ketika ingin sekali menjadi wartawan, penulis handal, novelis, cerpenis, atau penulis buku sejarah, tanpa praktik menulis, itu sama saja dengan omong doang.

Artinya, langsung menulis itu menjadi penting. Trus, teori itu pentingkah? Penting, tetapi kita tidak boleh mengenyampingkan praktik. Ini kuncinya.

Sering kali mental block itu muncul ya ketika praktik itu. Maka, jangan sampai kita ‘menghukum’ tulisan sendiri tetapi harus mengapresiasi dulu, baru nanti ada evaluasi berupa revisi atau perbaikan.

Jangan takut praktik kalau ingin menjadi penulis. Semakin Anda takut, maka ketakutan itu akan menjadi bom yang mengubur semua mimpi Anda. Selamat praktik menulis! (*)

Penulis Ichwan Arif.

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *