
Selawe.com – Proses pembuatan dan desain kapal dijelaskan dalam kegiatan Orang Tua Mengajar (OTM) SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik. Sebagai narasumber adalah Kepala Divisi Desain PT PAL Indonesia, Chabibi Nur Thahlil ST MMT, Rabu (5/2/2025).
Membuka paparannya, Chabibi menyampaikan bahwa saat ini dunia masuk dalam konsep revolusi industri 5.0.
“Konsep ini muncul pertam akali di Jepang pada event CeBIT Germany tahun 2017. Konsep ini membawa impikasi perubahan terhadap fokus industri yang beralih pada pemberdayaan manusia (human empowering dan sosial dan kesejahteraan),” jelas wali siswa Abudarahman Adzaki kelas VIII DTCP Iodine ini.
Sarjana Teknik Perkapalan dan Magister Manajemen Teknologi ITS Surabaya ini menjelaskan perbedaan mendasar industri 4.0 dengan 5.0 adalah adanya pergeseran fokus yang tadinya berfokus pada nilai ekonomi menjadi fokus kepada keberlangsungan dan kesejahteraan.
“Sebagai contoh adalah industri 4.0 berfokus pada bagaimana mengotomasi sebuah pekerjaan, sementara industri 5.0 fokus pada bagaimana mengoptimasi jam kerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Industri 4.0 berfokus pada efektivitas otomasi sebuah mesin dan teknologi, sementara industri 5.0 fokus pada bagaimana mengoptimasi pengetahuan seseorang dengan bantuan AI, atau industri 4.0 berfokus pada sistem komputerisasi, sementara Industri 5.0 fokus pada bagaimana mempercepat pekerjaan dengan bantuan mesin untuk keberlangsungan dan kesejahteraan manusia,” jelasnya.
Dia memaparkan, PT PAL Indonesia merupakan salah satu industri strategis milik BUMN yang memproduksi alat utama sistem pertahanan Indonesia, khususnya untuk matra laut.
Seiring perkembangan, lanjutnya, PT PAL juga menyesuaikan produknya dengan konsep perang sistem terpadu berbasis Network-centric Warfare System (NCW). NCW meruapakan konsep peperangan modern yang melibatkan jaringan data dan komunikasi secara real time untuk menghubungkan markas/pusat komando dengan unit-unit satuan tempur.
“Produk PT. PAL beragam. Doi antaranya adalah kapal perang atas air, kapal support, Barge Mounted Power Plant (pembangkit listrik terapung), dan gas carrier dan FSRU (Floating Storage Regasification Unit. Dua jenis produk terakhir ini adalah hasil kerja sama PT PAL dengan PT PLN,” jelas lulusan Basic Design kapal selam, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd. (DSME), Korea Selatan,” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, ada juga frigate (140m), LHD (243m), LPD (163m), KSR (22m), serta KSOT (25m). Untuk kapal selam, PT. PAL berhasil membuat KRI Alugoro-405 yang merupakan kapal selam diesel elektrik dan menjadi kapal selam pertama karya anak bangsa Indonesia.
“Nah, ke depan adik-adik inilah yang akan menjadi pemimpin yang akan menentukan kemajuan industri alutsista Indoensia. Untuk itu, saat ini perlu mempersiapakan diri sebaik-baiknya,” pesannya sebelum mengakhiri materi. (*)
Penulis Fitri Wulandari. Editor Ichwan Arif