Syarat Menjadi Ibu Hebat, Kajian Islam Spemdalas Beri Jawaban

Ikwam Spemdalas
Ikwam Spemdalas
KIS IKWAM Spemdalas membahas Menjadi Ibu yang Hebat, Kelola Emosi Lejitkan Prestasi dengan narasumber Sekar Rinukti SPsi di Masjid Taqwa Spemdalas, Senin (17/2/25) (M.Ilham)

Selawe.com –  Menjadi Ibu yang Hebat, Kelola Emosi Lejitkan Potensi disampaikan dalam Kajian Islam Spemdalas (KIS) Ikatan Wali Murid Muhammadiyah (Ikwam) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik, Senin (17/2/2025).

Sebagai pemateri Sekar Rinukti, S.Psi. membuka kajian dengan menyoal pendapat yang berkembang terkait perkembangan anak kepada peserta KIS yaitu wali siswa kelas VII-IX. “Anak adalah kertas kosong. Benar atau tidak ya, Ma?” tanyanya.

Penjelasan kemudian dilanjutkan pada fitrah seorang anak. “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, artinya mereka dalam keadaan Islam. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya penganut agama Yahudi, Nasrani, atau Majusi,” lanjut Sekar mengutip hadist HR. Bukhari dan Muslim.

“Sebagai manusia, terangnya, kita dianugerahi oleh Allah nafsu. Alquran menjelaskan  tentang nafsu ini.”

An-Nafsu al-Ammarah (Qs. Yusuf 53) adalah nafsu atau ruh yang senantiasa mengajak ke dalam kejelekan, keburukan dan kejahatan.

An-Nafsu al-Lawwamah (Qs. Al Qiyamah 2) adalah nafsu atau ruh yang senantiasa menyesali, meratapi dan menyadari atas perbuatan dosa yang dilakukannya.

An-Nafsu al-Muthmainnah (Qs. Al Fajr 28) adalah nafsu atau ruh yang tenang, tidak ada rasa takut dan khawatir atas kepastian janji Allah. Ialah ruh yang sampai pada tingkat kedamaian dan ketenangan. Ia senantiasa menerima atas kehendak Allah (radhiyah), dan iapun direstui kehadiarannya kembali kepada Allah (mardhiyyah).

An-Nafsu Al-Mulhamah (Qs. Asy Syams 8) adalah nafsu, ruh atau jiwa yang selalu dalam bimbingan dan bisiskan Allah. Seluruh gerak gerik, tingkah laku, dan kehendaknya berada dalam ilham, bimbingan dan kehendak Allah

“Dari sini kita patut sadar bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya. Begitu juga anak-anak kita. Setiap anak pasti ada potensi.

“Anak kita manusia yang diciptakan Allah, maka Allah sebagai Maha Pencipta pulalah yang mengetahui gimana seharusnya mendidik anak-anak,” terangnya.

Dia menuturkan, didik anak kita dengan hati, bukan obsesi. Manusiakan anak kita, karena Allah menciptakan anak kita lengkap dengan potensi, bukan kertas tanpa isi. (*)

Penulis Fitri Wulandari. Editor Ichwan Arif  

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *