Liputan

Teliti Batik, Guru Spemdalas Bawa Pulang Penghargaan Karya Ilmiah Terbaik dari BRIN

151
×

Teliti Batik, Guru Spemdalas Bawa Pulang Penghargaan Karya Ilmiah Terbaik dari BRIN

Sebarkan artikel ini
Guru Spemdalas
Guru SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Desy Suryani, M.Pd.

Selawe.com – Guru SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Desy Suryani, M.Pd. berhasil meraih penghargaan Karya Ilmiah Terbaik dalam Program Penelitian Ilmiah Remaja (PIR) yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Senin-Jumat (5-9/5/2025)

Penelitian yang dilakukan Desy berjudul “Pengaruh Jenis Kain dan Penambahan Water Glass terhadap Waktu Pelorodan Batik”. Penelitian ini hanya dilaksanakan dalam waktu 3 hari efektif, namun menjadi tantangan yang memacu semangat Desy untuk menghasilkan karya terbaik.

Hari pertama, Desy langsung terjun ke home industry batik lokal. Ia mengamati proses pembuatan batik mulai dari memilih kain mori, mencelupkan ke pewarna, menggoreskan lilin, hingga mengukur waktu pelorodan atau pelepasan lilin dari kain.

“Rasanya seperti masuk ke dunia baru, aroma malam batik, suara canting, dan suasana hangat para pengrajin sangat berkesan,” ujarnya, Kamis (18/9/2025).

Hari kedua digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan waktu pelorodan antara kain yang diberi tambahan water glass dan yang tidak.

Desy membagi waktunya untuk mengetik laporan, membuat grafik, hingga menyusun tabel data. “Analisis yang saya lakukan benar-benar seperti berada di mini laboratorium di kelas,” tambahnya.

Hari ketiga menjadi puncak kegiatan. Waktu yang terbatas membuat Desy harus menyelesaikan laporan sekaligus mempersiapkan presentasi.

Dalam presentasi, ia menonjolkan pengalaman nyata membuat batik dan mengukur proses pelorodan secara langsung, sehingga membuat dewan juri terlihat antusias.

Akhirnya, Desy dinobatkan sebagai Peserta dengan Karya Ilmiah Terbaik pada kegiatan PIR BRIN. “Pengalaman ini bukan sekadar tentang menang. Saya belajar langsung dari pengrajin batik, mengasah keterampilan penelitian dalam waktu singkat, dan mengelola waktu seefektif mungkin.

Yang terpenting, pengalaman ini semakin menumbuhkan kecintaan saya terhadap batik sebagai warisan budaya Indonesia,” pesannya. (*)

Penulis Ria Rizaniyah. Editor Ichwan Arif.