
Keren, siswa Spemdalas bikin paving block dari lomba kulit kerang. limbah cangkang kerang sebagai bahan substitusi agregat halus, sekaligus meningkatkan nilai guna dan aspek ramah lingkungan dari produk akhir.
Selawe.com – Siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik menciptakan inovasi dengan memanfaatkan limbah kulit kerang menjadi produk yang bernilai guna berupa paving block ramah lingkungan dalam kegiatan Proyek, Senin (21/7/2025).
Kegiatan awal berupa pemutaran film bertema kerusakan laut dan pesisir serta upaya konservasinya. Film berdurasi sekitar 30 menit ini menjadi pemantik diskusi kelompok, yang dibentuk maksimal tiga siswa per kelompok.
Siswa diberikan tugas untuk merangkum permasalahan lingkungan laut, menetapkan tujuan proyek pemanfaatan limbah kulit kerang, serta merumuskan hipotesis dari proyek tersebut.
Pertemuan Senin, 1 September 2025 merupakan pertemuan ke-5, di mana siswa mulai memproduksi paving block dari bahan limbah kulit kerang yang telah dikumpulkan sebelumnya.
Paving block yang diproduksi berukuran 20 cm x 10 cm ini dibuat menggunakan campuran bahan dengan perbandingan 1:2:1, yakni 1 bagian semen, 2 bagian pasir, dan 1 bagian serbuk kulit kerang.
Komposisi ini dirancang untuk memanfaatkan limbah cangkang kerang sebagai bahan substitusi agregat halus, sekaligus meningkatkan nilai guna dan aspek ramah lingkungan dari produk akhir. Campuran tersebut dicetak dalam cetakan paving standar, lalu dipadatkan dan dikeringkan hingga mencapai kekuatan yang diinginkan.
Kegiatan ini mendapat respon positif dari siswa. Siswa kelas IX Baghdad, Baghdad Oktarian Dwi Kirana menyampaikan antusias mengikuti acara ini.
“Menurut saya, kegiatan ini sangat bermanfaat karena tidak hanya mengajarkan keterampilan, tetapi juga menanamkan kepedulian terhadap lingkungan. Limbah kulit kerang yang biasanya dibuang bisa menjadi masalah, tetapi dengan diolah menjadi paving block justru memberi manfaat dan mengurangi pencemaran,” katanya.

Hal senada diungkapkan oleh Muhammad Faris Al Rasyid Rinaldi. Siswa kelas IX Baghdad lainnya. Dia mengatakan, selama proses pembuatan paving block sangat menikmati proses.
“Saya belajar banyak hal baru, seperti cara menghancurkan kulit kerang hingga halus, mencampur bahan dengan perbandingan yang tepat, dan mencetak agar hasilnya kuat dan rapi. Walaupun ada kendala, seperti kulit kerang yang sulit dihancurkan, kami tetap mencari solusi Bersama,” ujarnya.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Jamilah, M.Pd. menjelaskan latar belakang proyek ini adalah kondisi wilayah Gresik yang merupakan daerah pesisir, khususnya Kecamatan Sidayu dan Ujungpangkah yang dikenal dengan budidaya kerang hijau dan kerang dara. Limbah kulit kerang menjadi masalah serius karena sulit terurai.
“Kami berharap pemanfaatan limbah kulit kerang sebagai bahan paving block bisa mengurangi limbah yang mencemari lingkungan,” ujarnya.
Selain menjadi solusi lingkungan, paving block dari limbah kulit kerang juga berpotensi sebagai alternatif ramah lingkungan yang ekonomis. Inovasi ini mampu mengurangi ketergantungan pada bahan baku konvensional, menekan biaya produksi, dan bahkan bisa menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat pesisir seperti nelayan di Gresik.
Dia harapan agar proyek ini mampu menghasilkan produk yang tidak hanya ramah lingkungan tapi juga berkelanjutan.
Dia juga menekankan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan limbah serta pengembangan teknologi yang dapat memaksimalkan pemanfaatan limbah kulit kerang menjadi bahan konstruksi seperti paving block.
“Ke depan, sekolah berencana untuk melakukan penelitian lanjutan terkait karakter fisik dan kimia limbah kulit kerang sebagai bahan paving. Beberapa rencana lain mencakup pengembangan desain prototipe, uji kekuatan dan ketahanan produk, serta strategi pemasaran. Kolaborasi dengan pihak industri dan pemerintah juga menjadi agenda strategis agar produksi paving block dapat ditingkatkan secara massal,” jelasnya.
Tokoh masyarakat Desa Banyuurip Ujungpangkah, tempat asal limbah kulit kerang yang digunakan dalam proyek ini Ghonium Ulum, S.Pd. menyatakan dukungannya dengan kegiatan pemanfaat limba kulit kerang yang dilakukan siswa Spemdalas.
“Selama ini limbah kulit kerang hijau dan kerang dara sebagian besar tidak dimanfaatkan. Kalau bisa diolah menjadi paving block, tentu sangat bagus. Apalagi kebutuhan paving di masyarakat sangat tinggi dan bahan bakunya melimpah,” ucapnya.
Dengan semangat inovasi dan kepedulian terhadap lingkungan, siswa Spemdalas telah membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal sederhana namun berdampak besar bagi masyarakat dan alam sekitar. (*)
Penulis M Nor Qomari. Editor Ichwan Arif.