
Bagi saya IPS adalah pelajaran yang mengundang penasaran untuk mengetahui lebih jauh tentang diri dan lingkungan, akan tetapi sebagian siswa menganggap pelajaran IPS adalah pelajaran yang kurang menarik.
Penulis Rohmawati, M.Pd., guru IPS SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik
Selawe.com – Saya pernah membayangkan seandainya masuk gerbang sekolah langsung disambut dengan seorang manusia dengan wajah seram tanpa senyuman, menegur dengan bahasa instruksi tanpa ulasan yang dapat memahamkan.
Setiba di ruang kelas bertemu lagi dengan guru yang juga menegur dengan kalimat tagihan atas kewajiban-kwajiban yang belum dikerjakan. Sekolah tak ubahnya seperti penjara, siswa akan belajar tanpa paham apa manfaat yang akan dia dapat dari apa yang sudah dipelajari.
Mereka merasa tertekan ada di dalamnya dan ketika keluar akan merasa sangat gembira bak keluar dari penjara. Kalau memang demikian untuk apa ada di sekolah?
Sekolah adalah wadah dalam mencerdasakan generasi bangsa, melalui sekolah seluruh warga sekolah dapat berkembang positif baik dari sisi kognitif, afektif, ataupun psikomotor, terutama pada siswa.
Siswa adalah salah satu sumber daya yang ada di sekolah yang harus dikembangkan keberadaanya sebagai penerus keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Di ruang kelas yang ada di sekolah, siswa dapat menemukan banyak pengalaman dan pengamalan dalam belajar dengan penuh pemahaman dan kegembiraan.
Teknik pembelajaran di kelas perlu di update menjadi proses belajar yang penuh pemahaman dan kegembiraan bukan keterpaksaan. Dengan pendekatan yang memuliakan dan menekankan pada penciptaan suasana belajar yang menyenangkan, siswa berperan aktif, fokus, serta dengan tetap mempedulikan lingkungan sekitar yang dapat dikemas dalam kerjasama atau kolaborasi antar sesama.
Sebagai contoh dalam pembelajaran IPS. Bagi saya IPS adalah pelajaran yang mengundang penasaran untuk mengetahui lebih jauh tentang diri dan lingkungan, akan tetapi sebagian siswa menganggap pelajaran IPS adalah pelajaran yang kurang menarik.
Dari sinilah perlu ada strategi khusus bagaimana supaya ketika belajar IPS, siswa merasa gembira, dan mengetahui manfaat kenapa harus belajar IPS.
Pada materi sejarah persiapan kemerdekaan Indonesia misalnya, saya sering menggunakan role play sebagai strategi yang menjadikan siswa merasa senang mempelajarinya, dan tidak merasa tertekan dan membosankan yang hanya dipelajari sebatas untuk mengisi kolom nilai dalam raport.
Dalam kegiatan role play siswa akan berperan sebagai tokoh yang ada dalam pelajaran sejarah. Sebelum dimainkan siswa akan membuat percakapan sesuai dengan materi sejarah yang sedang dipelajari, kemudian masing-masing siswa akan memainkanya sesuai dengan karakter yang ada dalam cerita.
Dari sini siswa akan merasakan bagaimana dulu pahlawan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan penuh semangat, mengorbankan jiwa dan raga. Akan ada sikap keteladanan yang secara tidak langsung masuk ke dalam otak bawa sadar siswa yang diharapkan muncul dalam sikap sehari-hari siswa sebagai individu dan mejadi warga sekolah.
Proses belajar yang menyenangkan, penuh pemahaman, melibatkan siswa dalam aktivitas belajar sehingga dia mampu mengambil makna materi pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-harinya itulah yang harus kita jaga sebagai seorang guru.
Siswa sebagai generasi penerus kehidupan berbangsa dan bernegara akan terlahir penuh kualitas, siap menghadapi tantangan masa depan yang penuh ketidakpastian, sehingga sekolah bukan menjadi penjara. (*)
Editor Ichwan Arif