
Preschool di Mugeb School sangat seru. Para calon siswa sekolah ramah anak ini diajak membuat camilan bola-bola cokelat yang enak.
Selawe.com – Calon siswa Mugeb School membuat bola-bola coklat saat mengikuti Preschool, Jumat (31/1/2025) sore. Ini pertama kalinya mereka membuat camilan sederhana tersebut. Bersamaan di lima kelas, anak-anak bertualang menjadi koki cilik.
Erni Mafrudloh, S.Pd.I, guru pendamping Preschool di kelas I Fuji, menjelaskan alat dan bahan yang perlu mereka pakai untuk membuat bola-bola cokelat.
“Nah, anak-anak kita siapkan terlebih dahulu bahan-bahan untuk membuat bola-bola cokelat. Ada bubuk Oreo, susu kental manis, dan sprinkle warna warni sebagai taburan,” ujar Ustazah Erni.
Sebelum mulai membuat bola-bola cokelat, Ustazah Erni membagi enam kelompok. Ia juga menyiapkan wadah mangkuk, sarung tangan plastik, dan mika plastik untuk selanjutnya dia bagikan kepada setiap kelompok.
Usai alat dan bahan telah dia bagikan ke masing-masing kelompok, Ustazah Erni menuangkan bubuk oreo ke wadah, kemudian peserta menghaluskannya. “Dihaluskan lagi ya agar lebih mudah nantinya saat dibentuk bola-bola,” perintahnya sambil mempraktikkan ke masing-masing kelompok secara bergantian.
Setelah halus, susu kental manis dicampurkan ke mangkuk dan diaduk secara merata. “Mengaduknya pelan-pelan ya anak-anak!” kata Ustazah Erni dengan ramah.
Setelah tercampur, barulah adonannya dibentuk menyerupai bola-bola. Di sinilah tantangannya. Anak-anak berusaha membentuk bola pakai tangan kanan mereka yang terselubungi sarung tangan plastik.
Di tengah proses membuat, Reyna, salah satu calon siswi Mugeb School, mengajukan pertanyaan kritis. “Ustazah, kok cowok juga ikut membuat?” tanyanya.
Ustazah Erni menjelaskan, “Iya dong, semuanya bisa membuat, baik cowok maupun cewek.”
Semangat Membuat
Sementara di kelas I Elbrust, Alma Binar Everesta Nurdi dan keempat teman sekelompoknya mengaduk dengan penuh semangat hingga ada butiran yang tercecer di meja.
Guru pendamping Sayyidah Nuriyah, S.Psi yang berada di dekatnya pun membimbingnya untuk menghaluskan secara pelan-pelan. “Butiran yang di pinggir piring ini masukkan pelan-pelan agar tidak tumpah,” tuturnya sambil tersenyum.
Binar mengikuti arahannya. Sesekali ia mencicipi butiran biskuit bewarna hitam itu. “Hmm, enak!” ujarnya.
Di kelompok lain, muncul pertanyaan dari Aminatul Fanniyah. Meina, sapaannya, bertanya sambil membulatkan adonan. “Ini dibawa pulang, Us?” Ia semakin gembira saat tahu boleh dibawa pulang.
Proses terakhir, menaburkan hiasan sprinkle di atas bola-bola cokelat. Butiran warna-warni itu membuat bola-bola cokelat lebih cantik.
Anak-anak keluar kelas preschool dengan bahagia sambil menunjukkan hasil memasaknya ke orangtuanya. (*)
Penulis Ilmi Zahrotin Faidzullah Al Hamidy Editor Sayyidah Nuriyah