
Selawe.com – Tiga siswa Mugeb School sukses mengharumkan nama sekolah di Olimpiade Muhammadiyah Berprestasi Nasional (OMBN) 2025. Tak tanggung-tanggung, tim ini berhasil meraih juara I Musabaqoh Fahmil Qur’an.
Ialah Salysa Putri Yunaryo, Farannisa Nabilah Sharliz M., dan Nasywa Aisha Azzahra. Ketiga siswa cerdas tersebut kini duduk di kelas VI Tabligh.
Sejak Jumat (24/1/2025), mereka bertolak ke lokasi lomba, Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Keesokan harinya, mereka berjuang di babak final. Ruang kelas 501 Gedung B Unimus jadi saksi perjuangan mereka hingga meraih total skor final 1700.
Guru Pendamping Nurul Fitriyah, S.Pd. mengungkap, pada lomba ini, mereka mendapat pertanyaan seputar Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba). “Ada pertanyaan seputar fiqih dan akidah namun lebih banyak Al-Qur’an dan Hadist,” terangnya.
Latihan Sebulan
Fitri mengenang perjuangan siswa binaannya sejak Desember 2024. “Anak-anak belajar dari Desember karena awalnya kami mengira lombanya pertengahan Desember. Ternyata babak penyisihan untuk lomba Ismuba berbeda dengan mapel umum, masih Januari,” kenangnya.
Fitri bersyukur, anak-anak selalu semangat datang ke kantor untuk pembinaan. “Tanpa dipanggil dulu dan tepat waktu,” ujarnya dengan senyum penuh semangat.
Empat kali dalam sepekan, anak-anak mendapat bekal pelajaran PAI sesuai kisi-kisi. Fitri memberikan LKS berisi soal dan ringkasan materi.
“Tapi masih gamblang materinya. Kami masih meraba-raba. Kurikulum Ismuba terbaru masih baru pergantian kurikulum tahun ini. Materinya di buku paket belum lengkap. Untuk hadistnya di buku terbaru tidak ada,” jelasnya.
Karena itulah, ia menyadari ternyata ada beberapa hadist yang mereka tidak tahu saat ditanya. Sebab, belum tercantum di buku paket kurikulum baru. Meski Fitri sebenarnya sudah berusaha mengajarkan semua materi Al-Islam dari kelas III-VI.
Kurang Pede
Di samping itu, kata Fitri, anak-anak sempat kurang percaya diri awalnya. “Tapi ketika lolos babak penyisihan dan tahu mereka di urutan ketiga, mereka mulai percaya diri,” kenangnya.
Mereka tidak menyangka bisa di posisi tersebut dengan skor 700. Sebab, ketika mengerjakan soal di babak penyisihan secara daring, mereka mengumpulkan terakhir.
Pada babak penyisihan, finalis dipilih berdasarkan yang paling banyak benar dan mengumpulkan paling cepat. Alhamdulillah banyak benarnya. “Mereka sangat hati-hati mengerjakannya,” kata Koordinator Pembiasan kelas III-IV tersebut.
Kompak Grogi dan Sakit
Ada kendala lagi ketika di lokasi. Semuanya mengeluh sakit perut. Terutama Salysa. Dari pagi wajahnya muram akibat sakit perut. “Maagnya kayaknya kambuh,” kata Fitri.
Ketika mau masuk ruang penjurian, Fara dan Nasywa juga mengeluh kedinginan dan sakit perut.
“Mungkin salah satu faktornya adalah grogi, tapi Alhamdulillah ketika babak pertama (pertanyaan wajib) skor mereka memimpin. Akhirnya menambah kepercayaan diri mereka,” kenangnya.
Guru Ismuba Mugeb School ini menyadari, babak final cukup menantang. Juri bertanya pakai bahasa Arab. “Pertanyaan ini pakai bahasa Arab. Tolong dijawab,” ujar salah satu juri.
Di pertanyaan pertama, tentang rukun Islam, mereka ragu menjawab. Sebab, ada pengurangan skor jika salah. Namun, di pertanyaan kedua, tentang rukun iman, mereka memberanikan diri menjawab.
“Alhamdulillah Nasywa finalis ME Award di lomba Ismu in Arabic. Jadi itu bekalnya,” ungkapnya.
Fitri sungguh bersyukur bisa mendampingi para siswa cerdas dari Mugeb School di ajang bergengsi ini. Ia berharap kemenangan mereka menjadi semangat dan inspirasi bagi teman-temannya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah