Aku, Kamu, dan Damar Kurung Itu

M. Wildan Hernanda
M. Wildan Hernanda
M. Wildan Hernanda, S.Pd

Damar kurung, yang selama ini dikenal sebagai bentuk karya sastra yang memadukan makna dan simbol, menjadi pilihan yang sangat tepat. Dengan membayangkan kubus sebagai struktur yang kokoh dan simetris, saya mulai mengarahkannya untuk menciptakan karya yang bisa menggambarkan keindahan dan keharmonisan.

Penulis M. Wildan Hernanda, S.Pd., Waka Umum SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik

Selawe.com – Pengalaman membuat damar kurung dalam perlombaan Bulan Bahasa yang diikuti oleh kelas IX B menjadi salah satu momen yang paling berkesan dalam perjalanan saya sebagai wali kelas.

Sebagai guru matematika, saya selalu terbiasa dengan angka, rumus, dan teori. Namun, pengalaman ini menunjukkan kreativitas bisa datang dari mana saja, bahkan dari hal yang paling tak terduga.

Dengan hanya berbekal ilmu tentang kubus, saya dan siswa saya berhasil menciptakan sebuah karya sastra yang tidak hanya memuaskan tetapi juga membanggakan—kami meraih juara 1.

Proses pembuatan damar kurung ini dimulai dengan tantangan besar, bagaimana menghubungkan konsep matematika dengan karya sastra? Saat mengajarkan tentang kubus, saya tiba-tiba mendapatkan ide untuk menggabungkan bentuk geometris tersebut dalam sebuah karya sastra.

Damar kurung, yang selama ini dikenal sebagai bentuk karya sastra yang memadukan makna dan simbol, menjadi pilihan yang sangat tepat. Dengan membayangkan kubus sebagai struktur yang kokoh dan simetris, saya mulai mengarahkannya untuk menciptakan karya yang bisa menggambarkan keindahan dan keharmonisan.

Selama proses pengerjaan, banyak hal yang kami pelajari bersama. Proses pengerjaan damar kurung ini memakan waktu 3 hari.

Saya sebagai wali kelas harus mendampingi siswa, memberi arahan, dan memotivasi mereka meski saya tidak memiliki pengalaman dalam bidang sastra. Namun, saya merasa sangat bangga ketika melihat antusiasme dan semangat juang siswa-siswa saya.

“Pokoknya kita harus menang ya pak, kita nggak mau perjuangan ini sia-sia,” ujar salah satu siswa.  

Setiap kata, setiap coretan yang kami susun dalam damar kurung ini adalah hasil dari perjuangan dan pengorbanan waktu yang luar biasa.

Keberhasilan kami meraih juara 1 bukan hanya sebuah penghargaan, tetapi juga pengingat bahwa perjuangan dan pengorbanan dalam proses kreatif selalu membuahkan hasil yang indah.

Pengalaman ini mengajarkan saya dalam dunia pendidikan, tak ada batasan untuk menggabungkan berbagai disiplin ilmu, dan bahwa setiap tantangan dapat diubah menjadi kesempatan untuk berkembang. (*)

Editor Ichwan Arif.  

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *