Liputan

Antusias Siswa Pecahkan TTS Ramadan di PKDA Mugeb School

14
×

Antusias Siswa Pecahkan TTS Ramadan di PKDA Mugeb School

Sebarkan artikel ini
Teka-Teki Silang (TTS) bertema Ramadan. Ini terjadi di sela-sela Pesantren Kilat Darul Arqam (PKDA) 2 SD Muhammadiyah 1 GKB (Mugeb School).
Sebagian siswa memecahkan TTS sambil lesehan. (Mar’atus Sholichah)

Selawe.com – “Hore!” Siswa kelas III Kairo kompak bersorak riang saat wali kelas mereka mengatakan akan membagikan Teka-Teki Silang (TTS) bertema Ramadan. Ini terjadi di sela-sela Pesantren Kilat Darul Arqam (PKDA) 2 Mugeb School, Senin (17/3/2025).


Mar’atus Sholichah, S.Pd., wali kelas III Cairo, meminta siswa duduk di tempat masing-masing sambil membawa tumpukan kertas di tangannya. Seketika raut wajah siswa yang awalnya mulai jenuh berubah menjadi riang saat mengetahui kertas yang dipegang Ustadzah Mar’a-panggilannya-adalah TTS.


Mereka dengan sigap menyiapkan pensil dan penghapus, alat tempur yang akan dipakai untuk mengisi TTS. Mar’a pun membagikan TTS tersebut kepada para siswanya.


Para siswa kemudian mengambil posisi ternyaman versi mereka masing-masing sambil mulai membaca soal mendatar dan menurun yang tertera di kertas.


“Kerjakan soal yang mudah dulu, nanti otomatis akan memunculkan petunjuk jawaban untuk soal berikutnya,” Mar’a memberikan tips mengerjakan TTS pada siswanya.


Beberapa menit berlalu, tangan-tangan kecil itu mulai menggoreskan pensil tanda telah menemukan jawaban. Namun, tak lama kemudian, mereka mulai menemukan tantangan.


“Aduh, ini jawabannya apa ya? Kok susah banget,” celetuk Ghaitsa Bilqis Ainun Rihlah.
“Lho, iya, Ustadzah, ini apa jawabannya ya, kok aku lupa,” sambung temannya, Rizqiano Gilang Pradipta.


Soal tentang pengertian fidyah dan orang yang wajib membayarkannya menjadi soal tersulit yang banyak dikeluhkan siswa.
“Materi itu kan sudah kita bahas kemarin, masa sudah lupa,” ujar Mar’a sambil tersenyum.

Siswa Tertantang


Muhammad Damar Nandana Kiswanto, salah satu siswa mengerjakan TTS sambil tengkurap di lantai kelas. Dia termenung lama menatap kotak-kotak jawaban di kertas TTS dan mengetukkan pensilnya ke lantai sambil mengernyitkan alis tanda sedang berpikir.


“Aha, aku sudah ketemu jawabannya nomor 16 menurun!” tiba-tiba anak yang akrab dipanggil Damar itu berseru sehingga perhatian teman-temannya berpusat padanya.


Melihat Damar sudah berhasil menemukan jawaban soal yang tersulit versi mereka, teman-teman pun semakin riuh dan tertantang menemukan jawabannya.
Tak lama berselang, Shabrina Amelia Larasati, tergopoh-gopoh menyetorkan kertas TTS-nya kepada wali kelasnya.
“Ustadzah, aku sudah selesai,” ujar Amel, sapaannya.


Kelas menjadi semakin seru. Di detik-detik terakhir waktu pengerjaan, Mar’a mengizinkan siswanya untuk berdiskusi menemukan jawaban soal yang dianggap sulit. Mereka pun segera membentuk kelompok-kelompok kecil dan aktif berdiskusi.


Setelah TTS terkumpul semua, Mar’a bertanya pada siswanya. “Seru tidak memecahkan TTS?” Semuanya pun kompak menjawab “Seru!”


Giandra Sakha Alkhalifi, salah satu siswa mengungkapkan rasa senangnya seusai mengerjakan TTS. “Seru banget dan menantang juga ya memecahkan TTS, besok-besok aku mau lagi,” tuturnya. (*)

Penulis Mar’atus Sholichah Editor Sayyidah Nuriyah