Liputan

Kepala dan Wakil Kepala Sekolah Muhammadiyah GKB Asah Keterampilan Menulis Opini

106
×

Kepala dan Wakil Kepala Sekolah Muhammadiyah GKB Asah Keterampilan Menulis Opini

Sebarkan artikel ini
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PCM GKB Gresik Fiqih Risalah, Ph.D menyampaikan sambutan di pelatihan menulis opini. (Sayyidah Nuriyah)

Kepala dan Wakil Kepala Sekolah Muhammadiyah GKB Gresik asah kemampuan menulis opini di pelatihan Jumat siang. Mereka belajar menuangkan pengalaman jadi jejak inspirasi lewat tulisan untuk amal jariyah.

Selawe.com – Siang itu, suasana Ruang Granada SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik begitu hidup. Sebanyak 19 kepala dan wakil kepala sekolah dari empat sekolah di bawah naungan Majelis Dikdasmen dan PNF PCM GKB Gresik berkumpul. Mereka mengikuti pelatihan menulis opini, sebuah inisiatif untuk mengasah kemampuan literasi para pendidik di tingkat manajerial.

Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PCM GKB Gresik Fiqih Risalah, Ph.D membuka acara pada Jumat (25/7/2025) siang itu. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kegiatan tersebut.

“Di sini kita meningkatkan kemampuan menulis, menuangkan apa pun yang baik, menjadi opini dari pengalaman di sekolah, dalam berproses menjadi pendidik, orang tua, sekaligus teman bagi anak didik kita,” ujarnya.

Fiqih juga mengingatkan para peserta, pelatihan ini adalah kesempatan unik di level manajerial yang akan menjadi portofolio berharga. “Jangan diremehkan. Saat luang, yang Anda alami dari proses belajar, rekam dalam tulisan. Itu untuk mengasah otak kita. Sedikit demi sedikit, mari rekam melalui tulisan,” imbuhnya.

Fiqih berharap, tulisan informal para pendidik akan semakin terstruktur dan formal setelah pelatihan. “Jadilah guru yang tidak hanya punya skill mengajar, tapi juga merekam kegiatan di lingkungan sekolah dalam bentuk tulisan yang nantinya mengalir sebagai amal jariyah,” pungkasnya.

Sebelum memasuki sesi utama pemaparan materi, untuk mencairkan suasana dan membangkitkan semangat, Novania Wulandari, S.Pd., mengajak peserta bermain “Si Paling”. Permainan ini meminta setiap peserta memperkenalkan diri dengan menyebutkan, “Saya (menyebutkan nama), si paling (sifat apa).”

Gelak tawa pun pecah ketika peserta memperkenalkan diri dengan julukan unik. Di antaranya, “Saya Latifah, si paling imut.” dan “Saya Arif, si paling suka nulis.”

Pemred Selawe.com Ichwan Arif menyampaikan strategi menulis opini. (Sayyidah Nuriyah)

Merangkai Argumen Kuat

Suasana berubah fokus ketika materi utama dimulai. Ichwan Arif, S.S. M.Hum., Pemimpin Redaksi Selawe.com, mengambil alih untuk membimbing peserta dalam seni menulis opini. Peserta duduk melingkari empat meja bundar, menyimak dengan seksama setiap penjelasan.

Arif menegaskan pentingnya argumen yang kuat dan data pendukung dalam sebuah opini. “Harus ada data. Supaya tidak ngerjain orang. Meskipun dalam tataran subjektivitas,” tegasnya.

Ia mendorong para pendidik untuk berani menyampaikan gagasan melalui tulisan. “Saya ingin Ustaz-Ustazah berani menyampaikan dalam tulisan itu,” kata Ichwan.

Ia kemudian menjelaskan, ragam opini sangatlah luas. “Opini banyak ragamnya. Mengenai kurikulum silakan pembelajaran mendalam. Bagaimana Kurikulum Cinta disampaikan ke anak-anak. Jangan takut,” imbuhnya.

“Banyak ragamnya. Yang mau fokus menulis budaya, seni, teknologi silakan,” tambah Arif.

Para peserta fokus menyimak penjelasan Ichwan Arif. (Sayyidah Nuriyah)

Strategi Menulis Opini Menarik

Arif kemudian membeberkan strategi jitu dalam menulis opini. Hal paling utama adalah menentukan ide. “Jangan shortcut AI. Selesai membuat tapi rasa kepuasan tidak ada,” ia mengingatkan.

Baginya, kepuasan pribadi dari proses menulis adalah kunci. “Kalau satu dua opini Anda hasilkan, nanti akan mudah ke depannya,” tutur Wakil Kepala Spemdalas Bidang Kesiswaan itu.

Untuk memperkuat opini, penulis disarankan membaca dan mengolah informasi dari berbagai sumber. “Boleh baca untuk menguatkan opini Anda. Olah. Supaya opini bagus dan ditunggu pembaca,” jelas Arif.

Ia juga menekankan pentingnya kepekaan terhadap lingkungan sekitar sebagai sumber ide. “Penulis bisa mendapatkan dari lingkungan sekitar. Harus peka terhadap lingkungan!” tegasnya.

Satu lagi nasihat krusial dari Ichwan: jangan sampai terjebak hanya mencari judul tanpa memiliki isi yang kuat. “Jangan sampai sibuk mencari judul tapi ISI gak ada,” ujarnya.

Ia menekankan, paragraf pembuka atau lead adalah penentu. “Pertama harus bikin lead. Semakin pembukanya bagus, orang yang akan membaca akan tidak terasa. Jika jelek, pembaca berhenti dan pindah ke tulisan lain.”

Dalam kesempatan itu, Arif menegaskan dengan keyakinanb, setiap guru, apa pun spesialisasinya, memiliki potensi untuk menulis. “Guru apa pun bisa menulis. Dengan lead narasi, Anda ceritakan kondisi yang dialami,” pungkasnya, memberikan contoh konkret. (#)

Penulis Sayyidah Nuriyah