Liputan

Prof. Haedar Nashir Jelasnya Peran Pemimpin di Spemdalas Final Moment

69
×

Prof. Haedar Nashir Jelasnya Peran Pemimpin di Spemdalas Final Moment

Sebarkan artikel ini
Prof Haedar
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Haedar Nasir, M.Si. memberikan motivasi ke siswa kelas IX dan orang tua di acara Spemdalas Final Moment (SFM) XXII, Sabtu (21/6/2025).

Selawe.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir, M.Si. memberikan motivasi ke siswa kelas IX dan orang tua di acara Spemdalas Final Moment (SFM) XXII, Sabtu (21/6/2025).

Dalam sambutan yang berdurasi 7,15 menit, Prof. Haedar Nashir motivasi ke siswa kelas IX dan orang tua SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik yang hadir di di Ballroom Aston Hotel Gresik Kota Baru (GKB) Jalan Sumatra No.1-5 Gresik Kota Baru (GKB) Randuagung, Kecamatan Kebomas Gresik.

Dalam acara yang mengangkat tema Today Achievers, Future Leaders ini membuka sambutan dengan ucapan Alhamdulillah.

“Alhamdulillah hari ini SMP Muhammadiyah XII Gresi Kota Baru merayakan Milad ke-24 dan sekaligus pelepasan siswa SMP tercinta ini dengan semangat untuk membangun generasi ke depan menjadi generasi yang bisa memimpin berbasis pada prestasi sebagaimana dalam slogan atau tema Today Achievers dan sekaligus juga Leaders Tomorrow,” katanya.

Dia berharap bahwa anak-anak putra-putri tercinta yang ada di kampus ini atau di sekolah SMP Muhammadiyah Gresi Kota Baru, SMP Muhammadiyah XII betul-betul mengasah prestasi sebaik-baik tetapi prestasi itu bukan hanya dalam hal capehan kemajuan, kecerdasan, ilmu, keahlian, dan segala kompetensi yang dimiliki.

Prestasi juga harus menunjukkan karakter diri, yakni insan-insan yang senantiasa beriman, bertakwa, berahlak mulia sehingga kemudian mampu memadukan proses pembelajaran menjadi insan-insan yang berprestasi secara lahir dan batin Tentu dengan modal ini.

“InsyaAllah lulusan SMP Muhammadiyah XII setelah memasuki tahapan pendidikan selanjutnya nanti akan menjadi leaders, menjadi pemimpin di berbagai tempat. Pemimpin tidak selalu harus menempati posisi puncak dalam pemerintahan.”

Peran Pemimpin

Pemimpin di manapun adalah leaders atau tokoh atau orang yang bisa memerankan diri selalu berhidmat dan mengatur kehidupan dengan baik. Bahkan Islam memberikan proses demokratisasi di dalam konsep kepemimpinan Setiap orang itu pemimpin dan setiap orang akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinan.

“Kalau ingin memimpin warga, memimpin masyarakat, memimpin bangsa, negara, bahkan memimpin di ranah global harus bisa memimpin dirinya sendiri.”

Kalau orang belum bisa memimpin dirinya sendiri, dia tidak akan menjadi pemimpin bagi kepentingan orang banyak. “Maka jadikan sekolah ini menjadi sekolah yang tetap mengasah prestasi yang bersifat rohani dan keilmuan serta keahlian. Kemudian dari situ kalian juga menjadi orang-orang yang terus tidak pernah berhenti melakukan pembelajaran dalam kehidupan.”

Sekolah tidak hanya untuk mencari ilmu, menempah diri, tetapi juga belajar tentang kehidupan. Dan bagi sekolah khususnya SMP Muhammadiyah 12 teruslah tidak kenalah mendidik anak-anak tercinta dalam keragaman mereka dengan pendekatan pendidikan yang semakin baik berbasis Al-Islam dan kemuhamadiyah.

Jadilah, tekannya, para pendiri, pendidik, pendidik yang ikhlas, pendidik yang penuh mengabdian, pendidik yang betul-betul menjadi guru bagi anak-anak yang bisa membimbing dan sekaligus juga menjadi teladan dalam etos ngudigugu dan ditiru.

Guru digugu dan ditiru. Itu adalah etos yang sangat tinggi mengenai keteladanan. Mereka akan belajar dari para guru.

Ketika mereka mengidentifikasi kebaikan-kebaikan dari para guru, mereka akan menjelma menjadi pemimpin-pemimpin yang baik, yang amanah, sidik, tabliq dan fatonah. Yang terakhir, kepada para orang tua, kami berharap terus bersemangat memasukkan putra-putrinya ke sekolah-sekolah muhamadiyah dan ke lembaga-lembaga pendidikan muhamadiyah lainnya dengan niat untuk menjadikan lembaga pendidikan itu sebagai bagian tak terpisahkan dan menyatu dengan pendidikan di keluarga.

“Sekolah sebagus apapun punya keterbatasan, maka keluarga adalah ruang yang paling baik untuk mendidik mereka.”

Sehingga. Lanjutnya, terjadi lembaga pendidikan ini bersifat holistik dengan sistem dan ekosistem pendidikan di keluarga dan di masyarakat. Sehingga tanggung jawab bersama mendidik itu sejatinya ada pada kita semua. Orang tua, guru, lembaga-lembaga pendidikan, dan seluruh sistem yang hidup di negeri tercinta ini.

Semangat utamanya adalah mereka menjadi generasi yang kerata ayun, generasi ulul al’abab, generasi yang memberi kemaslahatan dan kemanfaatan untuk rangbanya, sekaligus juga generasi yang kuat dan bukan generasi yang geriat dan diafak, generasi yang lemah.

“Banyak tantangan hari ini di luar sana dan bahkan di sekolah dan di lingkungan keluarga, anak-anak kita juga akan berhadapan dengan berbagai tantangan dan godaan. Sehingga guru, lembaga pendidikan, orang tua harus selalu sekesama dan waspada bahwa mereka perlu kita selamatkan dari berbagai pengaruh yang negatif dalam kehidupan mereka,” tekannya.

Itulah, sambungnya, makna mendidik dan pendidikan. Selamat, semoga Allah melipahkan rahmat dan kerunianya. (*)

Penulis Ichwan Arif.