
Selawe.com – Bakti sosial ini adalah buah kolaborasi antara SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik dan Kantor Layanan (KL) Lazismu GKB Gresik Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik.
Dua lembaga yang selama ini dikenal aktif dalam kegiatan sosial, kembali meneguhkan komitmen mereka, berbagi bukan karena berlebih, tetapi karena peduli.
Ketua Pimpinan Ranting (PRM) Desa Tulung Ketua PCM Kedamean Gresik Imam mengatakan Desa Tulung ini minoritas Muhammadiyah. “Tapi semangat untuk berkurban tetap menyala. Kami sangat bersyukur ada kiriman dari GKB setiap tahunnya,” ujar dengan mata yang berkaca.
Tahun ini, lanjutnya, Spemdalas dan Lazismu GKB menghadirkan dua ekor sapi untuk warga Tulung. Sekitar 500 paket daging kurban disiapkan untuk dibagikan. Bukan sekadar daging, ini adalah tanda bahwa mereka tak sendiri.

Rombongan Spemdalas yang terdiri dari enam guru dan tujuh siswa juga hadir langsung di lokasi penyembelihan. Di antara mereka, ada satu siswa kelas 7 Carbon Kahlil Gibran Arrahimi yang menjadi salah satu pekurban satu ekor sapi. “Biasanya tiap tahun ikut kurban, tapi kadang tidak satu sapi. Karena sudah kurban juga di rumah, untuk warga sekitar,” tuturnya.
Kepala Spemdalas Yugo Triawanto, M.Si. menjelaskan bakti sosial seperti ini bukan hanya agenda tahunan, tapi juga bagian dari pendidikan karakter.
“Spemdalas ini punya semangat: Berprestasi, Berbudi, dan Peduli. Alhamdulillah tahun ini kami berhasil mengumpulkan 70 syarikat kurban, setara dengan 10 ekor sapi dari dua tipe: tipe A dan B,” jelasnya.
Dia menuturkan, tipe A terdiri dari syarikat dengan nominal Rp 3.775.000 per orang atau Rp 26.425.000 per sapi. Sedangkan tipe B sebesar Rp 4.650.000 per orang atau Rp 32.550.000 per sapi.
“Sebagian sapi disembelih di lokasi baksos seperti di Tulung, sebagian lainnya di lingkungan sekolah, berkolaborasi dengan Lazismu dan PCM GKB,” ujarnya.
Di tengah hiruk-pikuk dunia yang makin bising, Spemdalas memilih berbicara dengan tindakan. Di desa yang sunyi dan sederhana, dua ekor sapi menjadi pelipur lara. Menyampaikan pesan sederhana namun dalam: bahwa peduli bisa menjelma daging — dan lebih dari itu, menjelma harapan. (*)
Penulis Ain Nurwindasari. Editor Ichwan Arif.