Ruang Opini

Tajdid Pendekatan SAS, Metode Mengenal Satu Suku Kata

116
×

Tajdid Pendekatan SAS, Metode Mengenal Satu Suku Kata

Sebarkan artikel ini
Tadjid
Tajdid Pendekatan SAS, Metode Mengenal Satu Suku Kata

Pendekatan SAS yakni pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan yang mengutamakan pengenalan kalimat utuh terlebih dahulu, kemudian diuraikan menjadi kata, suku kata, atau huruf, lalu dirangkai Kembali menjadi kalimat.

Oleh Nur Hamida, S.Pd., Waka Ismuba SD Muhammadiyah GKB 1 Gresik

Selawe.com – Apa yang bisa meningkatkan kemampuan tahsin peserta didik? Seberapa berpengaruh metode berperan dalam meningkatkan kemampuan tahsin peserta didik? Utamanya peserta didik yang masih berada di Sekolah Dasar. Pertanyaan tersebut menggelitik saya sebagai seorang wakil kepala sekolah bidang Ismuba di SD Muhammadiyah GKB Gresik.

Peserta didik dikatakan mampu dalam membaca Al-Qur’an jika mereka bisa membaca secara tartil sesuai dengan makhorijul huruf dan kaidah tajwid yang benar.

Di SD Muhammadiyah GKB Gresik metode yang digunakan adalah metode tajdid yakni metode dengan menggunakan pendekatan Struktural Analitik Sintetik (SAS) dan teknik mnemonik yang digagas oleh Tajdid Center Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim.

Lantas apakah pendekatan SAS itu? Pendekatan SAS yakni pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan yang mengutamakan pengenalan kalimat utuh terlebih dahulu, kemudian diuraikan menjadi kata, suku kata, atau huruf, lalu dirangkai Kembali menjadi kalimat.

Sebagai contoh berikut ini: “Kalimat SAYABAWA, kemudian diuraikan menjadi SAYA-BAWA, dan diuraikan lagi menjadi SA-YA-BA-WA, dan dirangkai Kembali menjadi SAYABAWA.”

Dengan pendekatan di atas, peserta didik tidak hanya mengenal huruf hijaiyah, namun sudah mengenal satu suku kata. Sehingga kemampuan Tahsin siswa lebih cepat dipahami oleh seorang peserta didik.

Tak hanya melalui pendekatan SAS, metode tajdid juga menggunakan tekhnik mnemonik, yaitu tekhnik untuk meningkatkan daya ingat dengan cara mengasosiasikan informasi baru dengan sesuatu yang sudah dikenal atau mudah diingat. Bisa melalui bentuk tulisan, ukuran, warna, gambar, bahkan kode-kode tertentu seperti nada, tepuk, dan kata kunci.

Dengan menggunakan metode tajdid secara intensif, SD Muhammadiyah GKB Gresik telah mengalami peningkatan kemampuan tahsin dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data yang disampaikan dalam laporan tahunan, SD Muhammadiyah GKB Gresik periode 2024-2025 bahwa nilai tahsin mencapai 83,59%. Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan 2,76% dari periode 2023-2024 sebesar 80,83%.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa metode yang tepat dapat meningkatkan kemampuan tahsin peserta didik disamping kuatnya niat belajar dan keistiqomahan dalam belajar membaca Al-Qur’an. (*)

Editor Ichwan Arif