
Selawe.com – Ngaji Tafsir Ibnu Katsir alias Ngijir Mugeb School hari ketiga menghadirkan pemateri Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Siswanto, S.Pd.I.
Awalnya ia mengajak jamaah, seluruh guru Mugeb School, untuk membaca Ali Imran ayat 100-102, Rabu (5/3/2025).
Ali Imran ayat 100
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ تُطِيۡعُوۡا فَرِيۡقًا مِّنَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ يَرُدُّوۡكُمۡ بَعۡدَ اِيۡمَانِكُمۡ كٰفِرِيۡنَ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang diberi Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir setelah beriman.”
Ali Imran ayat 101
وَكَيۡفَ تَكۡفُرُوۡنَ وَاَنۡـتُمۡ تُتۡلٰى عَلَيۡكُمۡ اٰيٰتُ اللّٰهِ وَفِيۡكُمۡ رَسُوۡلُهٗ ؕ وَمَنۡ يَّعۡتَصِمۡ بِاللّٰهِ فَقَدۡ هُدِىَ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسۡتَقِيۡمٍ
Artinya, “Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.”
Ali Imran ayat 102
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوۡتُنَّ اِلَّا وَاَنۡـتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”
Dari ketiga ayat di atas, Sis dengan tegas mengajak para guru Mugeb School untuk berpegang teguh pada kitab Umat Muslim, Al-Qur’an. “Kalau ada Al-Qur’an ya fokus kita ke Al-Qur’an, bukan ke kitab yang lain,” tutur guru Ismubaqu ini.
Sis lantas teringat dengan pesan Allah dalam Al-Baqarah ayat 109. Artinya, “Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapangdadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Wujudkan Ketakwaan
Sis pun mengajak para guru untuk benar-benar bertakwa. “Di sekolah diajari kesabaran, sampai rumah sambatan,” candanya.
Sebagaimana Allah mengingatkan pada Q.S. Shaf (61) ayat 2-3. “Ngapain kamu menyuruh yang tidak kamu lakukan?” terang Sis.
Adapun bentuk ketakwaan lainnya, Sis mencontohkan, kalau di upacara cukup mengheningkan cipta, tanpa iringan lagu. “Nyatanya, kita berdoa diiringi musik. Sebagian kita ikuti mereka,” ungkapnya.

Kemudian Sis menerangkan bagaimana upaya konsisten yang bisa mereka lakukan dalam menjaga agama Islam. Salah satunya dengan memilih produk yang pro Islam.
Sambil tersenyum ia mengajak, “Ayo kita koreksi diri masing-masing. Kita sudah paham penindasan orang Israel ke Palestina. Kalau ada produk yang lain ya beli lainnya.”
Lebih lanjut ia menekankan, “Kita diajak Allah agar tetap konsisten pada agama Islam. Betul-betul kita berharap mati dalam keadaan Muslim.”
Sis lantas mengungkap fakta, Di Rumah Sakit Jakarta, di antara 2000 jenazah, yang bisa mengatakan syahadat hanya 10 persen.
“Saat shalat kita mentok khusyuk 10 persen,” imbuhnya.
Ia meyakini, “Kalau kita Islam serius, gak gampang bercerai berai. Gak dikit-dikit egonya keluar.”

Selalu Ingat Allah
Pada kesempatan pagi itu, Sis juga mengajak para guru Mugeb School untuk selalu ingat Allah Swt dan tidak ingkar. Juga selaku bersyukur dan tidak ingkar. Itulah namanya takwa.
“Kita mengakui Allah maha segalanya. Jangan sampai kita beriman kepada Allah tapi nggak paham ketika ada pembagian, menyembunyikan. Itu kan berarti tidak meyakini Allah melihat,” terangnya.
Begitu pula ketika jadi panitia kurban. “Oh ini hati kesukaan istriku,” contohnya batin si fulan lalu menyembunyikan bagian hati itu untuk dirinya sendiri.
Ia pun mengingatkan pesan Q.S. Qaf (50) ayat 18. “Padahal Allah lebih dekat daripada urat leher. Allah sudah menyatu dengan kita. CCTV Allah selalu memantau diri kita, nggak ada sesuatu yang terlewatkan,” terang Sis.
Ia juga mengingatkan pesan dalam Yasin (36) ayat 65, di mana nantinya mulut kita ditutup, tangan kita bicara, dan kaki kita menjadi saksi.
“Ketakwaan kepada Allah itu kita tunjukkan dengan selalu evaluasi tindakan dan ucapan kita. Jangan sampai terpancing omongan tidak enak. Bertakwalah kepada Allah dalam segalanya,” ajak pria asli Lamongan itu.
Urusan ibadah, kata Sis, harus tegas saling mengingatkan. “Bukti takwa juga tidak mudah eker atau tidak menerima. Karena berpegang teguhlah pada agama Allah dan jangan bercerai-berai,” imbuhnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah