
Dengan memanfaatkanChatbot Islami siswa dapat bertanya langsung kepada chatbot berbasis deep learning mengenai ayat-ayat Al-Quran, hadis, atau hukum Islam.
Penulis Chanif Ichsan S.Fil., guru Al-Islam SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik
Selawe.com – Pernahkah kita membayangkan jika belajar agama Islam bisa semudah memainkan game favorit kita? Nah, dengan teknologi yang semakin canggih sekarang, mimpi ini bukan lagi sekadar angan-angan. Teknologi ini bisa merubah cara kita belajar pendidikan Al-Islam dengan cara yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Siapa bilang belajar Al-Islam harus melulu menggunakan metode ceramah yang monoton? Di era digital ini, teknologi kecerdasan buatan (AI) bisa menjadi solusi bagi pendidikan Al-Islam agar lebih bermakna dan relevan. Tapi, tentu saja, ide ini bukan tanpa kontroversi.
Mari kita bayangkan jika seorang siswa ingin memahami isi kandungan atau tafsir didalam Al-Quran secara mendalam.
Alih-alih mereka hanya mendengar penjelasan guru yang kadang-kadang kurang menarik dan cenderung membosankan, maka sekarang mereka bisa menggunakan aplikasi berbasis deep learning yang menganalisis konteks ayat, bisa menghubungkannya dengan teks-teks hadis dan bahkan memberikan tafsiran dari berbagai ulama dengan tingkat presisi tinggi.
Ini bukan sekadar menghafal, tetapi memahami dengan lebih dalam.
Langkah pembelajaran berbasis deep learning adalah salah satunya menggunakan aplikasi Chatbot Islami.
Dengan memanfaatkanChatbot Islami siswa dapat bertanya langsung kepada chatbot berbasis deep learning mengenai ayat-ayat Al-Quran, hadis, atau hukum Islam.
Dalam pembelajaran kali ini mereka bertanya langsung tentang ciri-ciri orang yang bertakwa dalam surat Al-Baqarah ayat 1 sampai ayat 5, hal ini bisa mengurangi ketergantungan siswa pada satu sumber pengajaran dan memberikan perspektif yang lebih luas dan juga dapat membantu siswa dalam menciptakan pengalaman interaktif yang lebih mendalam dan personal dalam berkomunikasi dengan teknologi.
Kemudian dengan sistem ini, siswa juga mampu menganalisis pola pemahaman terhadap ajaran Islam dan memberikan rekomendasi materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.
Kontroversi: Berkah atau Ancaman?
Tentu, tidak semua orang setuju dengan penggunaan AI dalam pendidikan Al-Islam. Ada yang khawatir bahwa teknologi ini akan menggantikan peran guru, atau bahkan menyimpangkan ajaran Islam karena bias algoritma. Namun, apakah kita harus menolak inovasi hanya karena takut perubahan?
Sebaliknya, teknologi seperti AI bisa menjadi alat yang memperkuat pemahaman agama jika digunakan dengan bijak. Guru tetap menjadi sosok utama dalam pendidikan, sementara teknologi hanya menjadi fasilitator.
Bagaimanapun peran guru tidak bisa digantikan oleh apapun sampai kapan pun. (*)
Editor Ichwan Arif