
Selawe.com – Dua hari penuh pembelajaran bagi manajerial Muhammadiyah GKB (MGKB) yang terdiri dari tim manajerial SD Muhammadiyah 1 GKB, SD Muhammadiyah 2 GKB, SMP Muhammadiyah 12 GKB, SMA Muhammadiyah 10 GKB.
Pasalnya mereka akan mengikuti serangkaian kegiatan Darul Arqam MGKB yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen PCM GKB di Hotel Raya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat-Sabtu (17-18/1/2025).
Selain tim manajerial dari sekolah MGKB, support yang luar biasa juga diberikan oleh Pimpinan Cabang GKB. Acara dibuka dengan iftitah oleh Seretaris PCM GKB, Ir. Sugeng. Dalam sambutannya Sugeng mengajak audiense untuk interaktif dan saling bertanya.
“Surat Al Ashr itu surat ke berapa?” tanya Sugeng kepada peserta Darul Arqam MGKB.
Serentak para peserta membuka Al-Quran elektronik pada gawai milik mereka. “Surat ke-103,” jawab Khinanjar peserta dari SMA Muhammadiyah 10 (Smamio) GKB Gresik.
Sugeng membenarkan jawaban tersebut dan memaprkan kandungan dari al Ashr yang kemudian disebut sebagai Theology Al Ashr. “Surat Al Ashr itu surat ke-103 berisi 3 ayat, namun pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan mengajak santrinya untuk mengkaji ayat-ayat surat Al Ashr ini selama 8 bulan.”
“Sampai muridnya menanyakan apakah tidak ada surat yang lain dan mengapa selalu surat tersebut yang dikaji,” paparnya.
Dalam suasana yang oenuh Hidmat kajian iftitah ini menhajak peserta Dauil Arqam MGKB untuk merefleksikan diri, apakah waktu yang selama ini dilewati merupakan waktu yang oenuh makna ataukah penuh drama.
Kandungan Surah Al Ashr
Ahmad Dahlan menyampaikan kepada santrinya bahwa masalah waktu itu sangat penting.
“Kita lihat di Al-Quran kita jumpai surat-surat yang berkenaan dengan waktu. ada wal lail, wadh dhuha, wal fajr, dll. Asy Syafii dalam pengasingannya seperti yang dijelaskan dalam kitab Ibnu Katsir, kalo sebenarnya manusia itu bertadabbur, mengkaji, menelaah memahami dengan surat al ashr sudah cukup sebagai panduan hidup.
“3 ayat namun kandungannya luar biasa. Juka Allah tidak menurunkan surat-surat yang lain, maka al Ashr ini sudah cukup untuk kita semua,” jelasnya.
Nasihat yang disampaikan oleh Sugeng kepada para pimpinan di MGKB School ini, sangat mengena. Dia mengajak untuk menelaah bahwa ketika mendapatkan kesempatan berupa uang atau job hari ini, kita bisa mendapatkan nya kembali di kesemptan yang lain.
Namun, nasihatnya, ketika kita kehilangan waktu karena kita buang percuma, hari ini. maka waktu itu tidak akan pernah kembali lagi.
“Hari ini hari jumat, pekan lalu juga ada hari jumat, dan pekan depan mungkin ada hari jumat. Tapi jika kita sia2kan jumat kemaren, maka tidak akan mendapatkan kebahagiaan lagi di hari jumat itu,” begitu Sugeng membuat peserta benar-benar menelaah setiap detik yang mereka lalui.
3 Kriteria Manusia
Dalam sebuah hadist dijelaskan bahwa ada 3 kriteria manusia yang untung/rugi. Mereka adalah pertama manusia yang beruntung itu orang yang hari ini lebih baik dari hari kemaren.
“Kedua, manusia yang rugi adalah jika hari ini sama dengan hari kemarin, ketiga manusia yang celaka adalah ketika hari ini pebih buruk dr hari kemarin,” paparnya.
Oleh karena itu, tekannya, waktu yang diberikan oleh Allah secara gratis, hendaknya diisi dengan aktivitas bermakna, kegiatan yang positif untuk mengambangkan sekolah-sekolah.
“Sebagai warga sekolah harus guyuprukun, kompak. Sinergi dan ta’awun adalah keniscayaan tidak bisa di tawar,” tuturnya.
Sugeng sebagai salah satu saksi sejarah berdirinya pergiruan Muhammadiyah GKB ini melarang jajaran manajerial agar tidak saling menggunting, mematahkan. Justru harus saling menguatkan. agar sekolah makin maju dan bagus.
“Sekolah kita salam keadaan rugi kecuali 4 perkara, pertama orang yg beriman karena org yg beriman yakin bahwa dunia adalah kehendak Allah. Manusia dtg kedunia sebentar waktu. Namun waktu yang smeentara itu digunakan dengan baik jika ada iman, ada tempat berlindung. Iman menumbuhkan keinsyafan dari mana datangnya, untuk apa keinsyafan di dunia yaitu untuk beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama. Dan dengan iman dan percaya ada kegidupan kekal setelah di dunia dan disana terasa ada sesuatu yang kura amalian di dunia ini akan kita pertanggung jawabkan di depan Allah SWT.”
Kedua, beramal Shalih. Bekerja yang baik dan bermanfaat. Hidup dan mati adalah pasti, dan manusia di sekeliling kita juga pasti. Yang baik menguntungkan diri sendiri, yang buruk merugikan diri sendiri, dan merugikan org lain. Karena itu PCM GKB berharap agar para guru jangan sampai memounyai pikiran negatif tentang beramal shalih di masa hidup.
“Karena setelah mati kenangan tentang kita akan tetap hidup. bahkan kadang-kadang lebih lama saripada usia jasmani kita. Dan sebagai mukmin kita percaya bahwa di sisi Allah amalan yang kita tinggalkan itulah kekayaan yang akan kita bawa ke hadapan illahi.”
Ketiga, watawash shoubil haq. saling berwasiat dalam kebenaran. Sebagai pendidik, bapak dan ibu memiliki posisi yang pas, disampinh mencari usaha kehiduapn juga beramal sholih. mendidik generasi muda yang akan menjadi penerus kita semua.
“Saling berwasiat dalam hal kebenaran kepada sesama untuk dijalankan. Dan meninggalkan hal-hal di jalan kejelekan,” ucapnya.
Keempat, watawash shoubis shobr, saling menasehati dalam kesabaran.
Di akhir sesi Sugeng menutup iftitahnya dengan mebacakan pantun yang dijawab dengan kata cakep oleh peserta Darul Arqam.
“SD Mugeb SD Berlian Smamio GKB, ayo Rek niat seng ikhlas. Semangat, bergembira, sregep, beramal kebaikan untuk memajukan sekolah-sekolah Muhammadiyah GKB,” katanya. (*)
Penulis Irma Sonya Suryana. Editor Ichwan Arif.