Liputan

Guru Spemdalas Ngaji Bareng Ideologi Muhammadiyah di GDM Gresik

65
×

Guru Spemdalas Ngaji Bareng Ideologi Muhammadiyah di GDM Gresik

Sebarkan artikel ini
Guru Spemdalas
Guru SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik mengikuti Ngaji Bareng Ideologi Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhamnmadiyah Kabupaten Gresik, Jumat (16/5/2025).

Selawe.com Guru SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik mengikuti Ngaji Bareng Ideologi Muhammadiyah di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik, Jumat (16/5/2025).

Tujuh guru Spemdalas mengikuti Ngaji Bareng Ideologi Muhammadiyah dengan tema Profil Ideal Anggota Muhammadiyah dan Tokoh Muhammadiyah dengan narasumber Ketua PDM Kabupaten Gresik H Muhammad Thoha Mahsun, S.Ag., M.PdI., MHES.

Kepala Spemdalas, Yugo Triawanto, M.Si. mengatakan tujuan utama mengikuti acara mengikuti Ngaji Bareng Ideologi Muhammadiyah guru bisa meningkat kompetensi spiritualnya dan menjadi kader Muhammadiyah yang militant.

“Lebih lanjut, guru Spemdalas lebih mengenal struktural Muhammadiyah dan bisa silaturahmi ke Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) sebagai pusat Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Gresik,” tekannya.

Hal senada juga disampaikan Wakil Kepala Spemdalas bidang Kurikulum, Jamilah, S.Si., M.Pd. Dia menyampaikan 7 guru yang diikutikan Ngaji Bareng ini supaya bisa menambah semangat dan motivasi bekerja.

“Selain itu, juga menambah semangat untuk mendakwahkan Muhammadiyah dan jadi pribadi yang bisa dicontoh oleh siswa,” terangnya.

Ideologi Muhammadiyah

Dalam materinya, Muhammad Thoha Mahsun mengatakan ciri-ciri anggota Muhammadiyah militan,

berdasarkan Tanfidz Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah (Muktamar Muhammadiyah ke-46 di Yogyakarta 2010) hlm: 109-115, menyebutkan misi kesejarahan Muhammadiyah ialah pertama membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam.

“Kedua, reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern, ketiga reformulasi ajaran dan pendidikan Islam; dan mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar,” katanya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, dengan misi kesejarahan itu dirumuskanlah misi utama Muhammadiyah yaitu: Muhammadiyah menegakkan keyakinan tauhid yang murni; menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Quran dan As-Sunnah; dan mewujudkan amal Islami dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.

Kepribadian Muhammadiyah itu adalah seperangkat sifat-sifat yang bercirikan sebagai berikut, beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan, memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah, lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam, bersifat keagamaan dan kemasyarakatan, mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah.

“Keenam, amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik, aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam, kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya, membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah, dan bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.”

Muhammadiyah juga memiliki beberapa ciri khusus seorang kader yang militan. Militansi Muhammadiyah yakni ketangguhan dalam ber-Muhammadiyah yang dibangun di atas basis nilai-nilai dasar gerakan (Paham Agama, Manhaj Tarjih, Muqaddimah AD, MKCH, Kepribadian, Khittah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, RIB) yang menunjukkan 10 ciri, antara lain:

  1. komitmen tinggi pada misi dan kepentingan Muhammadiyah,
  2. tangguh dalam menjalankan usaha-usaha Muhammadiyah,
  3. memiliki integritas tinggi pada cita-cita dan jatidiri Muhammadiyah,
  4. rela berkorban untuk kepentingan dan perjuangan Muhammadiyah,
  5. disiplin tinggi dan kerja keras untuk menjalankan misi serta usaha-usaha Muhammadiyah,
  6. bersedia ditugaskan dan ditempatkan di mana pun tanpa memilih-milih,
  7. ikhlas berkiprah dan tidak menduakan atau menomorsekiankan Muhammadiyah di atas yang lain-lain,
  8. menjaga nama baik dan mau memperbaiki kekurangan Muhammadiyah,
  9. bersedia bekerjasama dengan semua komponen yang ada dalam Muhammadiyah,
  10. taat pada pimpinan serta garis kebijakan serta aturan Persyarikatan, dan hal-hal penting lainnya yang menunjukkan diri sebagai kader yang setia pada Muhammadiyah.

Penulis Ichwan Arif.