
Selawe.com – Guru dan karyawan SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik mengikuti pelatihan Perawatan Jenazah di CAC Room mulai pukul 08.00 – 10.30 WIB, Senin (3/3/2025).
Pemateri Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik Ir. Sugeng menyampaikan terkait bagaimana perawatan jenazah dimulai dengan makna kehidupan dan kematian merupakan suatu ujian dari Allah Allah SWT.
“Mampukah kita menjalankan petunjuk Rasulullah Saw dalam menghadapi musibah tersebut sehingga menuai pahala dari Allah ataukah justru melakukan pelanggaran terhadap syariat sehingga tergolong orang yang dimurkai Allah,” ujarnya.
Dia memaparkan, adapun beberapa hal yang dikerjakan setelah seseorang dinyatakan meninggal dunia. Pertama, memejamkan kedua matanya (HR. Muslim 867), kedua mengatupkan mulutnya.
“Ketiga sampai terakhir adalah mendoakan kebaikan untuk si jenazah, menutupinya dengan kain, bersegera untuk mengurus jenazahnya. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi perubahan di dalam tubuhnya, dan membayarkan hutang-hutangnya,” jelasnya.
Jadi, jelasnya, beberapa hal di atas merupakan hal yang disegerakan baik dari kerabat atau tetangganya. Selain itu juga keluarga dari jenazah tidak boleh bersikap Niyahah (meratap): menangis sambil berteriak-teriak, mengacak-ngacak rambut atau histeris berlrbihan. Karena hal tersebut sudah dijelaskan Rasulullah agar bersikap sewajarnya.
“Memandikan jenazah adalah fardhu kifayah yaitu apabila dikerjakan oleh Sebagian kaum muslim maka bagi yang lain gugur kewajibannya,” katanya.
Beberapa hal yang perlu diperharikan yaitu tidak semua orang bisa memandikan jenazah terkadang ada yang melihat saja sudah takut bahka pihak keluarga juga kadang tidak tega maka bisa dilakukan kepada orang yang diberi wasiat, orang yang faham Ad – Dien (Agama Islam), orang yang faham memandikan jenazah, dan dari kalangan kerabat sanak famili.

Berikut ini tata cara memandikan jenazah, pilih tempat tertutup, meletakkan jenazah pelan-pelan dengan posisi telentang di atas dipan, melepas semua pakaian yang dipakai jenazah, siramkan air klorin ke seluruh tubuh jenazah dan diamkan selama 10 mneit untuk mensucikan atau mematikan kuman.
“Berikutnya, istinja’ dubur dan qubul jenazah, dibersihkan kotorannya, membasuh anggota wudhu, menyela-nyela rambut dan jenggot, memulai menyiram dari bagain sebelah kanan kemudian bagian sebelah kiri dan selanjutnya dimiringkan ke kiri dan ke kanan untuk membasuh bagian belakang,” ucapnya.
Berikutnya, menggosok seluruh tubuh jenazah dengan air sabun menggunakan kapas, siraman terakhir menggunakan air yang sudah dicampur dengan kapur barus, mengeringkan tubuh jenazah dengan handuk, menyisir rambut, untuk rambut Wanita dikepang menjadi 3 dan meletakkan di belakang, dan setelah memandikan jenazah disunahkan untuk mandi.
Setekah diberikan teori kurang lebih 1 setengan jam, guru dan karyawan yang laki-laki melanjutkan praktik memandikan jenazah di Anadalusia Hall dan yang Wanita tetap di ruang CAC.
Kegiatan praktik merawat jenazah merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat selain mendapatkan ilmu baru juga pengalaman baru yang akan bisa digunakan ketika nanti di keluarga atau sanak saudara yang meninggal. (*)
Penulis Lely Badriyah. Editor Ichwan Arif